Connect with us

PLN KALSELTENG

PENJAGA TERANG PERBATASAN KALIMANTAN

Diterbitkan

pada

Yadi, ‘Sang Penjaga Terang’ yang mendedikasikan 20 tahun waktunya untuk menjaga keandalan PLTD di Kotabaru. Foto: humas

Kisah Penjaga Terang Perbatasan Kalimantan

Pernah anakku bertanya, “Apa pekerjaan Ayah?” Aku pun menjawab, “Pekerjaan Ayah adalah menjaga terang..”

Demikian jawab Yadi, ‘Sang Penjaga Terang’ alias seorang Koordinator Unit Listrik Desa (ULD) Bakau yang tugas sehari-harinya menjaga keandalan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berdaya 360 kilo Watt (kW) untuk pasokan listrik 13 Desa di Kecamatan Pamukan Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Secara geografis, Kecamatan Pamukan Utara yang masuk kedalam Provinsi Kalsel berada di ujung garis perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Untuk berjumpa dengan ‘Sang Penjaga Terang’, dari Kota Banjarmasin ini, setidaknya jarak yang harus ditempuh lebih dari 300 km perjalanan darat. Sepanjang 240 km dapat ditempuh melintasi jalan aspal, dan selebihnya perjalanan harus melewati medan jalan berbatu dan lumpur di tengah hamparan hutan sawit.

Dalam kondisi medan inilah ‘Sang Penjaga Terang’ mendedikasikan hari-harinya selama lebih dari 20 tahun untuk mengurus listrik masyarakat Desa di Kecamatan Pamukan Utara. Mungkin bagi masyarakat desa tersebut, Yadi pun sudah dianggap sebagai ‘Thomas Alva Edison’ atau ‘Nicola Tesla’. Ini kerana ia sudah piawai dan tahu ‘seluk-beluk’ dalam menangani setiap gangguan kelistrikan.

“Waktu awal saya di sini, tahun 1994 hanya 1 Desa yang baru teraliri listrik, itu pun hanya beroperasi malam saja. Selebihnya di desa lain masih menggunakan lampu teplok. Saat ini tinggal 2 desa lagi yang belum berlistrik PLN karena masih tahap perencanaan pembangunan,” kenang Yadi.

Mungkin dibenak kita muncul pertanyaan “kenapa terang harus dijaga?” Bagi masyarakat di kota, dengan suplai listrik yang melimpah dan jaringan listrik yang andal tentu bukanlah suatu masalah. Karena malam hari pasokan listrik sudah pasti terjamin.

Tapi, tidak bagi masyarakat di pedesaan. Faktor alam dan kondisi geografis berbeda dengan perkotaan menyebabkan banyak sekali gangguan kelistrikan yang terjadi, seperti gangguan ranting pohon, hewan liar, pohon roboh dan lain sebagainya.

Tidak ada beda antara malam maupun siang untuk layanan gangguan dan pelayanan pelanggan. Yadi menceritakan bahwa ia dan ‘Penjaga Terang’ lainnya selalu berusaha semaksimal mungkin memperbaiki gangguan jika terjadi padam akibat jaringan distribusi. Namun yang menjadi penghalang pekerjaan jika cuaca hujan, jalanan tanah kering dan keras seakan melemah menjadi bubur ketika bertemu air dan berubah menjadi kubangan lumpur yang mustahi untuk dilalui.

“Akses jalan memang menjadi kendala besar kami untuk melakukan pekerjaan, karena sebagian besar akses jalan masih berupa tanah licin, jika hujan deras hampir mustahil kendaraan kami bisa lewat, sangat sulit,” ungkap Yadi.

Yadi dan 8 ‘Penjaga Terang’ lainnya di Kecamatan Pamukan Utara, sangat mengerti bagaimana listrik memiliki arti penting bagi masyarakat desa. Selain menunjang perekonomian masyarakat di siang hari, pada malam hari pun listrik seakan menjadi sumber utama masyarakat untuk dapat menggunakan alat elektronik seperti kipas angin dan menonton televisi.

“Masyarakat di sini sangat suka menonton TV, pernah ada satu kejadian saat masyarakat sedang asik menonton laga sepakbola timnas Indonesia, listrik tiba-tiba padam. Masyarakat ramai-ramai datang minta listrik dinyalakan, padahal padam karena gangguan distribusi, bukan padam PLTD,” Jelas Yadi sambil tertawa.

Selain untuk hiburan, manfaat listrik juga sangat dirasakan oleh Kasdi, Guru SD Negeri Pukung yang sangat bersyukur dan senang dengan adanya listrik karena dapat mendukung proses belajar dan mengajar, dan membuat semua urusan terasa akan lebih mudah.

“Kami selaku tenaga pendidik dan orangtua sangat bersyukur dengan adanya listrik PLN, terasa betul manfaatnya untuk proses belajar mengajar, terutama untuk penerangan anak-anak saat belajar di malam hari,” ungkap Kasdi.

 Apa yang dilakukan Yadi ‘Sang Penjaga Terang’ ditengah hutan sawit perbatasan Kalimantan ini seakan menjadi bukti nyata bahwa insan PLN melalui energi optimisme selalu memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat dan terus berkomitmen untuk menjaga terang sampai ke pelosok.(humas pln)

Reporter:humas pln
Editor:Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->