Connect with us

Kabupaten Banjar

Kadis TPH Banjar Tanggapi Santai Ancaman Gagal Panen Musim Kering

Diterbitkan

pada

Kepala Dinas TPH Kabupaten Banjar Mochammad Fachry Foto : rendy

MARTAPURA, Petani di Kabupaten Banjar diyakini sudah punya bekal ilmu pengetahuan untuk menerapkan pengaturan pola tanam dan bisa mengantisipasi bencana kekeringan pada saat musim kemarau seperti sekarang ini.

Begitu menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Banjar Mochammad Fachry saat ditemui Kanal Kalimantan, Kamis (30/8). Dia menjelaskan kemungkinan gagal panen karena ancaman kekeringan yang melanda lahan pertanian di Kabupaten Banjar sangat sangat minim. Ia yakin petani di Kabupatan Banjar sudah punya pengaturan waktu pola tanam yang sesuai dan para petani sudah mempunyai pengalaman, sehingga dapat memprediksi kondisi iklim di setiap tahunnya.

“Contohnya saja para petani sudah menanam padi pada bulan April, Juni dan Juli yang lalu jadi, sekarang di musim kemarau tinggal panen, kecuali ada yang menanam di bulan Juli atau Agustus mungkin ada sebagian kecil terganggu, namun mereka pada umumnya sudah di fasilitasi dengan pompa air,” jelasnya.

Dijelaskan Fachry, pihaknya memfasilitasi para petani di Kabupaten Banjar yang membutuhkan pompa air jika diperlukan untuk membasahi wilayah pertanian atau persawahan menghadapi ancaman kekeringan musim kemarau yang melanda.

“Untuk menghadapi musim kemarau, kita akan fasilitasi para petani dengan pompa air, di Brigade Alsintan kantor Dinas TPH Kabupaten Banjar, kita banyak stok pompa air itu akan kita pinjamkan, silahkan mereka memanfaatkan. Alhamdulillah sampai saat ini masih belum ada laporan tanaman yang rusak karena kemarau,” akunya

Untuk mengantisipasi musim kemarau para petani juga bisa mengantisipasi dengan menanam tanaman jenis sayuran di dekat sumber air dengan system pompanisasi walaupun memanfaatkan lahan yang tidak begitu luas, namun bisa menghasilkan dalam waktu yang singkat.

“Mereka sudah tahu kapan mereka harus menanam, mereka juga sudah tahu kapan mereka harus panen, bahkan para petani juga bisa membaca pasar, karena mereka sudah mengalaminya,” tegas Fachry.

Namun Fachry juga tidak membantah memang ada lahan pertanian yang terancam gagal panen. Kondisi tersebut dikhawatirkan menyebabkan gagal panen yang menyebabkan target produksi padi menurun dan merugikan petani.

Tanaman padi yang terancam kekeringan tersebut mencapai 320 hektare yang tersebar di 5 desa yakni Desa Sungai Batang, Sungai Batang Ilir, Sungai Rangas Ulu, Hambuku dan Penggalaman. Rata-rata, umur tanaman padi di lokasi tersebut baru mencapai 1 minggu atau dua bulan. (rendy)

Reporter : Rendy
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->