Connect with us

Kanal

Hampir Sebulan Rumah Warga Korban Puting Beliung di Batola Belum Tersentuh Bantuan

Diterbitkan

pada

Rumah milik Suparno yang hingga kini belum dapat bantuan perabikan dari Pemkab Batola Foto: rendy

MARABAHAN, Hampir satu bulan sudah berlalu. Tepatnya Sabtu (31/8) atap rumah milik Suparno yang berlokasi di RT 05, Jl Lingkar Utara Desa Lokrawa, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala rusak parah akibat musibah tiupan kencang angin puting beliung. Namun hingga sekarang kondisi rumah yang dihuninya bersama istri dan dua anaknya tersebut masih nampak seperti musibah yang terjadi baru kemarin sore.

Hingga hari ini, Suparno mengaku masih belum dapat memperbaiki. Sebab tak ada sedikit pun bantuan dari Pemkab Barito Kuala. “Hingga sekarang saya masih belum menerima bantuan dari pemerintah daerah. Padahal rumah kami ini masuk wilayah Batola. Santunan hanya berdatangan dari tetangga hingga keluarga kami, itupun hanya sebatas kebutuhan makan,” kata Suparno, Jumat (27/9).

Ia mengaku belum bisa memperbaiki atap rumahnya yang terbawa angin itu. Sementara ini, Suparno hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada dan mengungsi ke warung miliknya yang berukuran sekitar 3×4 meter di depan rumahnya untuk berteduh bersama keluarganya.

“Mau memperbaiki ya tidak ada dana. Rumah saya itu tidak dapat ditempati untuk sementara ini, karena kalau kondisi hujan pastilah basah semua se isi di dalam rumah, karena masih tidak ada atapnya,” Ujarnya.

Dalam waktu dekat apabila masih tidak ada bantuan dari pemerintah, ia akan meminjam uang kepada sanak keluarganya yang berada di Palangkaraya. “Kami berharap ada bantuan dari pemerintah daerah, walaupun sedikit sehingga dapat meringankan beban kami, ” Katanya.

Menurut Noor Hayati, sang isrti menceritakan, musibah puting beliung itu terjadi pada Sabtu (31/8) lalu, sekitar pukul 12.30 Wita. Tepat azan zuhur berkumandang. Saat dirinya sedang melaksanakan shalat zuhur, tiba-tiba saja angin gemuruh dengan waktu singkat mengoyak atap rumahnya hingga tak bersisa.

“Waktu itu saya lagi shalat zuhur, tiba-tiba saja angin berbunyi sangat ngeri sekali, rumah bergoyang, saya langsung lari membawa anak saya yang masih kecil keluar rumah menyelamatkan diri, syukurnya kami selamat,” akunya.

Ditambahkan Hayati, saat kejadian berlangsung dirinya sempat melihat atap rumahnya terbang hingga puluhan meter ke atas langit, kemudian terbelah menjadi tiga bagian sebelum jatuh ke bumi. “Waktu itu kejadiannya ngeri sekali, saat saya keluar rumah sempat melihat atap rumah melambung tinggi mungkin 50 meteran, kemudian jatuh menyimpang sedikit ke rumah tetangga saya,” katanya.

Untungnya tidak lama kejadiaan, warga bersama relawan BPK setempat, langsung mendatangi lokasi kejadian dan berusaha membantu membereskan atap rumah yang berterbangan. “Saya berharap ada bantuan dari pemerintah daerah atas musibah yang menimpa saya ini, sementara saya hanya bisa pasrah tinggal disini sembari menunggu informasi dari suami saya yang sekarang sedang bekerja di luar daerah,” pungkasnya. (rendy)

Reporter : Rendy
Editor : Chell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->