Connect with us

Politik

Gonjang-ganjing Isu Moeldoko ‘Kudeta’ Kepemimpinan Partai Demokrat

Diterbitkan

pada

Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko disebut melakukan pertemuan internal dengan sejumlah kader Demokrat Foto: suara

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA– Partai Demokrat mendadak panas! Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut ada upaya kudeta atau pengambilalihan posisi pucuk partai yang disinyalir akan dilakukan lewat Kongres Luar Biasa (KLB).

Pernyataan itu ia sampaikan menyusul informasi yang ia terima soal dugaan pengambilalihan posisi Ketum Demokrat oleh pihak dari lingkaran Presiden Joko Widodo.

“Konsep dan rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti dengan paksa Ketum PD yang sah, adalah dengan menyelenggarakan KLB,” ujar AHY dalam konpers di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Menteng, Jakarta, Senin (1/2/2021).

AHY sebagaimana dilansir suara.com—mitra media Kanalkalimantan.com, menyebut bahwa pelaku tengah menargetkan 360 kader pemegang suara untuk melakukan aksi ambil alih posisi Ketum partai. Mereka yang mau diajak, kata dia, akan menerima imbalan uang dalam jumlah besar.

Menurut AHY, para pelaku meyakini aksinya akan sukses lantaran mengklaim telah mendapat dukungan sejumlah petinggi di lingkaran kekuasaan pemerintah. Namun demikian, AHY belum yakin ada pejabat negara yang mendukung gerakan tersebut.

“Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati, dan yang juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat,” katanya.

Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu, menyebut bahwa pihaknya telah mengendus upaya kudeta terhadap posisinya sebagai Ketum Partai sejak sebulan terakhir. Semula, ia menganggap informasi itu hanya masalah kecil di internal partai.

Namun belakangan, ia menerima informasi bahwa bahwa upaya kudeta didukung oleh pihak eksternal partai, dan bersumber dari lingkar kekuasaan. Walhasil, pihaknya kemudian melakukan penyelidikan. “Lebih dari delapan saksi mengatakan telah bertemu langsung dengan pejabat pemerintahan itu dan mendengar secara langsung pula rencana -rencana seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya,” kata dia.

Lalu siapa tokoh yang disinggung AHY? Tak lain adalah Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Ia dianggap berupaya mengambil alih tampuk kepemimpinan Partai Demokrat.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan resminya menyebut berdasarkan kesaksian dan BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat dan daerah, mereka dipertemukan dengan Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai secara inkonstitusional.

Tujuan pengambilalihan itu disebut Herzaky, untuk kepentingan terkait calon presiden 2024.

“Mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024,” kata Herzaky kepada CNNIndonesia.com, Senin (1/2/2021).

Herzaky menuturkan pihaknya masih menunggu respons dari Presiden Joko Widodo soal surat yang sudah dikirimkan terkait polemik tersebut. Ia bahkan sudah mendapat info jika Presiden Jokowi sudah membaca surat tersebut.

“Ini bukan soal Demokrat melawan Istana, atau biru melawan merah. Ini soal penyalahgunaan kekuasaan dengan mencatut nama Presiden,” ujar dia.

Hal serupa juga diucapkan politikus Partai Demokrat Andi Arief. Dia menyebut Moeldoko adalah pejabat dari pihak pemerintah yang ingin mengkudeta tampuk kepemimpinan Demokrat.

“Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi,” kata Andi Arief di akun Twitternya.

Moeldoko sendiri dalam keterangannya tidak membantah bertemu dengan sejumlah kader Demokrat. Namun pertemuan itu tidak untuk merencanakan pengambilalihan tampuk Demokrat.

“Beberapa kali memang banyak tamu berdatangan dan saya orang yang terbuka. Saya mantan Panglima TNI tapi saya tak punya batas dengan siapapun, apalagi di rumah ini terbuka 24 jam,” kata Moeldoko.

Moeldoko mengaku tak bisa mencegah bisa pertemuan itu kemudian jadi pergunjingan politik. Namun ia mengingatkan AHY agar menjadi pemimpin yang kuat. “Saran saya ya, jadi pemimpin harus pemimpin kuat, jangan mudah baperan, terombang ambing,” kata dia.

Mengenai isu kudeta, Moeldoko menyatakan kalau hal tersebut tidak mungkin terjadi dari eksternal partai. “Berikutnya kalau ada istilah kudeta itu ya, kudeta itu dari dalam masa kudeta dari luar. Begitu kira-kira penjelasan dari saya,” tandasnya.(Kanalkalimantan.com/suara/cnni)

Editor : Cell

 

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->