Connect with us

Kanal

Dua Tahun Genjot Infrastruktur Demi Batola Setara

Diterbitkan

pada

Bupati Noormiliyani saat memberi sambutan dalam rapat paripurna istimewa khusus. Foto: Retno

MARABAHAN, Selama kurun waktu dua tahun dua bulan menjabat, Bupati Barito Kuala Hj Noormiliyani bersama Wakil Bupati H Rahmadian Noor menggenjot pembangunan infrastruktur di Kota dan pedesaan dalam upaya mewujudkan Visi Membangun Desa Menata Kota. Hal ini disampaikan Hj Noormiliyani dalam rapat Paripurna Istimewa Khusus, Sabtu (4/1) atau bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Barito Kuala ke 60.

Pembangunan Desa Kuala Lupak dengan ruas jalan taman sari bunga yang menghubungkan Tamban, Anjir, Mekarsari dan Tabunganen menjadi kebanggaan Hj Noormiliyani sebagai prestasinya memimpin Batola selama ini. “Kuala Lupak kini dapat diakses lewat darat yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Semoga kedepan Kuala Lupak bisa menjadi Desapolitan,” paparnya.

Selain itu, pembangunan jalan Kutabamara (Kuripan, Tabukan, Bakumpai, Marabahan) supaya bisa diakses jalan darat dengan kendaraan roda empat juga menjadi prioritas. “Target tahun 2022 pembangunan akan selesai,” tegasnya.

Jalanan di batola yang mulai mulus dilintasi warga. Foto: Retno

Lebih lanjut, Hj Noormiliyani juga menyampaikan pembangunan wilayah dalam rangka menata kota berupa pembangunan Pasar Marabahan, pembangunan taman-taman dan ruang terbuka hijau yang disertai penerangan jalan umum, pengelolaan sampah, penyediaan sanitasi, pemenuhan air berisih, penataan permukiman, dan pembangunan pada perumahan kumuh. Sedangkan pembangunan di wilayah Handil Bakti (Kecamatan Alalak), telah dilanjutkan pembebasan lahan untuk pelebaran jalan Trans Kalimantan Ruas Handil Bakti.

Menanggapi hal itu, salah satu warga Batola yang enggan disebut namanya menilai dua tahun terakhir ini pembangunan memang cukup baik, namun infastruktur jalan masih perlu ditingkatkan lagi dan penerangan jalan masih minim.

“Apalagi truk pembawa sawit tidak kenal waktu beroperasi jadi sangat mengganggu sekali bagi pengguna jalan,” tutur lelaki 36 tahun yang sehari-hari menjadi guru ngaji di Marabahan itu. “Harusnya aktifitas pengangkut sawit diatur waktunya pada saat pengguna jalan kurang, misal tengah malam,” imbuhnya.

Lelaki yang tinggal di Marabahan sejak tahun 1986 itu mengaku merasakan perubahan yang cukup signifikan dari sisi kepadatan penduduk. “Alhamdulillah sekarang sudah mulai ramai. Maka pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kriminalitas, salah satunya soal narkoba,” tutupnya. (Retno)

 

Reporter : Retno
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->