Connect with us

Komunitas

Diskusi Santai “Komunitas Gembel Banjarmasin” Bahas Kesejahteraan Buruh

Diterbitkan

pada

Diskusi Keadilan yang digelar Komunitas Gemar Belajar (Gembel) Banjarmasin di kafe Delapan Satu Kopi Jalan Hasan Basri Kayutangi, Sabtu (4/5/2024) sore. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Masih dalam momentum Hari Buruh 2024, Komunitas Gemar Belajar (Gembel) Banjarmasin menggelar Diskusi Keadilan, Sabtu (4/5/2024) sore.

Diskusi berlangsung di kafe Delapan Satu Kopi, Jalan Hasan Basri, Kayutangi, Kecamatan Banjarmasin Utara mengangkat judul “Apa Kabar Buruh Indonesia Hari Ini?”. Menghadirkan narasumber dari dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Reza Pahlevi MPd, jurnalis perwakilan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan Biro Banjarmasin, Rendy Tisna, Bowo dari Komunitas Riot Klab.

Koordinator Komunitas Gembel Banjarmasin, M Khusairi mengatakan, topik masalah yang dibahas berkaitan dengan kesejahteraan kalangan pekerja atau buruh.

“Kerap kali peringatan Hari Buruh kita selalu kembali mengangkat kesejahteraan, Komunitas Gembel Banjarmasin mencoba memberi ruang kepada semua orang untuk berekspresi dan berdiskusi tentang kondisi sebagai pekerja atau orang-orang di sekitarnya,” kata lelaki yang kerap disapa Gaga ini.

Baca juga: Kontrol Overpopulasi Kucing Beranak Pinak di Banjarbaru, 150 Pejantan Dikebiri

Diskusi yang berlangsung di tempat terbuka ini, kata Gaga, cukup banyak dihadiri para peserta dari berbagai kalangan dan usia, mahasiswa maupun yang sudah bekerja.

“Ternyata diskusinya sangat ramai, banyak yang terlibat dalam lintas usia,” ujarnya.

Reza Pahlevi dalam diskusi mengambil contoh profesi dosen atau guru, dimana pada satu sisi seorang pengajar menurutnya dituntut untuk mencerdaskan bangsa, sementara pada sisi lain mereka juga harus berjuang untuk kesejahteraan diri atau keluarga dari gaji yang didapat.

Menurut Reza, tak sedikit pengajar saat ini yang belum mendapatkan kesejahteraan, terutama kalangan guru yang masih berstatus sebagai honorer.

“Realitasnya, susah bagi para pengajar baik dosen maupun guru mendapatkan kesejahteraan,” sebutnya.

Baca juga: Status Internasional Dicabut, Bandara Syamsudin Noor Tetap Jadi Embarkasi Haji

Akademisi ULM mengatakan, agar kalangan pekerja berani untuk bersuara jika hak-hak mereka tidak dipenuhi oleh perusahaan atau instansi tempat bekerja.

Dia juga mengharapkan mahasiswa sebagai agen perubahan yang belum terkontaminasi oleh kepentingan-kepentingan untuk aktif menyuarakan hak-hak buruh yang diabaikan.

“Mahasiwa seharusnya yang memperjuangkan hak buruh”, harapnya.

Sementara itu, jurnalis Rendy Tisna mengatakan, mahasiswa yang kerap melaksanakan unjuk rasa pada Hari Buruh berhak untuk menyuarakan hak-hak buruh. Sebab menurutnya, tak hanya bermanfaat bagi kalangan buruh, mahasiswa yang menuntut perbaikan sistem ketenagakerjaan secara tidak langsung akan berdampak kepada dirinya di masa mendatang.

“Bagus saja bila mahasiswa melaksanakan aksi di Hari Buruh, berarti mahasiswa ada punya rasa kekhawatiran, yang mana setelah lulus mereka juga akhirnya bekerja, dan mungkin saja menjadi bagian dari buruh itu sendiri,” ujarnya.

Baca juga: Penyediaan Rumah ASN dan Tenaga Kontrak, Pemkab Kapuas Gandeng Pengembang Perumahan

Rendy menyoroti perilaku wartawan yang hanya terpaku pada aspek seremonial dalam liputan Hari Buruh. Semisal dominasi wawancara pejabat pemerintah, sementara aspek human interest yang seharusnya menjadi bagian penting dari berita terlupakan.

“Wartawan hendaknya mewawancarai, mengangkat kisah tentang buruh itu sendiri, agar tidak sekadar berita seremonial. Statment pemerintah itu sebagai penyeimbang dan eksekusinya,” ujarnya.

Selian menggelar bincang santai, Komunitas Gembel Banjarmasin juga menyediakan gerobak baca dan panggung ekspresi dengan musik akustik.

Acara berlanjut hingga malam hari ini memberikan ruang bagi peserta atau mahasiswa untuk menyalurkan ekspresi dalam bentuk puisi, tarian, hingga nyanyian dalam rangka Hari Buruh.

Sekadar diketahui Komunitas Gembel Banjarmasin merupakan kumpulan orang-orang yang bergerak pada bidang literasi dan ruang ekpresi.

Baca juga: Serang Markas Polisi di Kobar Kalteng, Empat Lelaki Diringkus

Komunitas ini sudah cukup lama terbentuk, mencoba memberi ruang untuk orang-orang dekat dengan buku dan dekat dengan kesadaran, dan menjadikan sebagai wadah pendidikan alternatif.(Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter : rizki
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->