Connect with us

HEADLINE

Desa Muara Halayung Krisis Air Bersih, Warga Beli Air Seminggu Habiskan Rp300 Ribu

Diterbitkan

pada

Air bersih di Desa Muara Halayung, Kecamatan Beruntung Baru, Kabupaten Banjar, menjadi barang sangat langka. Foto: stafdesamuarahlayung

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Krisis air bersih dialami warga Desa Muara Halayung, Kecamatan Beruntung Baru, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, di tengah kemarau panjang yang sekarang terjadi.

Warga di wilayah pesisir Kabupaten Banjar ini hanya dapat bertahan dengan membeli air bersih yang dipasok dari luar desa mereka.

Krisis air bersih sudah dirasakan warga Muara Halayung sejak Juli lalu, meski semua warga dari puluhan tahun berburu air bersih, bertahan dengan cara membeli air bersih dari Maluka Baulin, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut.

Baca juga: Kasus ISPA di Kalsel Tembus 189.111, Kabut Asap dan Debu Jadi Pemicu

Salah satu staf perangkat Desa Muara Halayung, Nurdin menceritakan, kawasan Desa Muara Halayung memang mengalai sulit mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari dan harus memberi air bersih dari luar desa setiap harinya untuk keperluan minum dan memasak.

“Untuk mendapatkan air bersih telah dilakukan warga dari mencari titik sumber air menggunakan mesin bor, namun air yang didapat berasa asin dan payau, saat dibor kedalaman 40 hingga 60 meter air masih asin, hingga kedalaman 70 hingga 190 meter masih air payau,” ujar lelaki 46 tahun ini kepada Kanalkalimantan.com, Selasa (5/9/2023) saat dijumpai di kantor desa.

Bila tiba musim kemarau, dari biasanya dari bulan Agustus sampai Oktober, air sungai di tempat mereka berubah menjadi air yang asin. Segala aktifitas menggunakan air akan menjadi lebih sulit, karena sumur yang dimiliki warga dekat dengan sungai yang airnya asin, maka air sumur itu pun akan berubah menjadi asin. Sehingga air sumur itu hanya digunakan untuk mandi, mencuci pakaian dan perabot dapur, terkecuali mencuci pakaian berwarna putih dan air minum, biasanya menggunakan air bersih yang dibeli.

Baca juga: Bantuan Sembako ke Desa Jarang Kuantan dan Panti Asuhan

Sehingga menghadapi itu, warga dipaksa keadaan untuk membeli air bersih per jirigen. Harga beli satu jerigen isi 20 liter yaitu Rp3.000 warga membeli air tersebut untuk kebutuhan minum perlu sedia tiga hingga enam jerigen, itu pun perlu menghemat. Membeli air seperti ini telah menjadi kebiasaan oleh warga Desa Muara Halayung.

“Musim kemarau seperti sekarang ini, setiap hari warga membeli air bersih, misalkan dalam satu rumah tangga ada 4 orang perlu 10 jerigen, itu habis dalam seminggu, bisa dihitung untuk membeli air 10 jirigen dalam seminggu kan sudah 300 ribu. Berapa yang dalam satu rumahnya banyak orangnya,” ujar Nurdin.

“Dapat diperkirakan kebutuhan air bersih satu buah rumah per hari. Untuk air isi ulang harganya Rp2.500 satu galonnya untuk minum, namun jika kemarau harganya mengalami kenaikan yaitu Rp5.000 dan banyak juga yang mengantre,” ujar Kurnain.

Baca juga: Buntut Flare Picu Kawasan Bromo Terbakar, Manajer WO Terancam 5 Tahun Penjara

Kebanyakan warga Desa Muara Halayung sebagai petani, memiliki penghasilan dari hasil padi. “Misalkan punya padi 100 blek, ibaratnya uangnya habis untuk membeli air saja,” katanya.

Memang pihak desa ada menerima bantuan berupa air bersih dari BPBD Banjar, kurang lebih setengah bulan yang lalu, satu kali dipasok air bersih ke Desa Muara Halayung. “Tapi kan airnya mana mencukupi kebutuhan warga desa di sini, paling seminggu sudah habis,” kata Nurdin.

Tahun 2017 pernah ada program PUPR bantuan untuk pembuatan air sumur bor, proses dikerjakan digali hingga kedalaman 60 meter hingga 100 meter namun yang ditemukan ialah air payau. Penggalian dilanjutkan hingga kedalaman 150 meter tapi tidak juga ditemukan sumber air yang layak untuk dikonsumsi.

“Jadi terlalu banyak biaya yang harus dikeluarkan, tapi belum tentu mendapatkan hasil maksimal,” sambungnya.

Baca juga: Pj Bupati HSU: Pejabat Bertanggungjawab Penuh ke Masyarakat

Pernah terpikir untuk membangun sebuah embung, setelah dipertimbangkan karena kondisi wilayah yang labil pasang surut membuat warga membatalkan rencana itu.
(Kanalkalimantan.com/nh)

Reporter : nh
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->