Connect with us

Kalimantan Selatan

BPS dan Dinas TPH Kalsel Pastikan Stok Beras di Kalsel Surplus 42 Ribu Ton

Diterbitkan

pada

BPS Kalsel menjamin adanya surplus beras di Kalimantan Selatan sebanyak 42 ribu ton. Foto : ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel menyampaikan perkembangan data produksi beras tahun 2022 di ruang vicon BPS Kalsel, Senin (14/11/2022).

Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, kondisi produksi dan konsumtif beras di Kalsel hingga akhir tahun 2022 mengalami surplus.

“Menurut penghitungan kami surplus hampir 42 ribu ton beras di Kalsel,” katanya.

Dibeberkan Yos, surplus beras ini tersebar di seluruh Kalsel, tidak menumpuk pada suatu daerah saja.

 

Baca juga : Apresiasi Bupati Saidi ke Pembina Proklim

“Ada beberapa kabupaten kota yang surplus dan ada juga yang defisit, tetapi secara total Kalsel mengalami surplus,” bebernya.

Sementara, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kalsel, Syamsir Rahman menegaskan ketersediaan stok di Kalsel terjamin aman.

“Secara keseluruhan surplusnya 42 ribu ton, itu paling minim penghitungannnya, insyaallah ke depan bulan November hingga Februari kita (Petani, red) masih panen, belum lagi masih ada sisa gabah padi yang tahun lewat,” katanya.

Dijelaskannya, petani masih ada panen di bulan Januari-Februari dikarenakan ada mundur tanam.
“Karena kemarin kita juga mengalami banjir sehingga mengalami mundur tanam,” jelasnya.

Baca juga  : ASN Pemkab Banjar Diminta Berikan Pelayanan Prima ke Masyarakat

Ia mengungkapkan, Kalsel mampu memberi suplai 2 provinsi sekaligus, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

“Artinya Kalsel ini memberi makan 3 provinsi sekaligus Kalsel, Kalteng dan Kaltim. Nanti kita akan membuat pos jaga di beberapa titik untuk memantau keluar masuknya distribusi pangan Kalsel,” ungkapnya.

Dikatakan Syamsir, harga beras di Kalsel naik dikarenakan beras yang dihasilkan merupakan beras premium, disamping itu juga dengan beberapa bahan yang mulai naik seperti biaya produksi, BBM, harga pupuk, harga obat-obatan.

“Naiknya hanya sedikit, dengan standar dibeli para tengkulak dengan harga Rp 7-8 ribu, kemudian dijual tengkulak dengan harga Rp 12-15 ribu, sehingga yang untung para tengkulak, ini yang akan kita intervensi kedepannya,” ujarnya.

Langkah yang perlu diambil, dijelaskan Syamsir, pemerintah kabupaten kota harus menyiapkan anggaran untuk membeli gabah dari petani untuk lumbung pangan.(Kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter  : ibnu
Editor : cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->