Connect with us

HEADLINE

Aksi Mahasiswa ULM di Bundaran Banjarbaru, ‘Pulihkan Kalsel’ dari Bencana

Diterbitkan

pada

Mapala Graminea Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melakukan aksi bagi-bagi sayur di Bundaran Simpang Empat Banjarbaru, Jumat (13/10/2023) sore. Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Peringati Hari Pangan Sedunia, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Graminea menggelar aksi di bundaran Simpang Empat Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (13/10/2023) sore.

Beberapa di antaranya berbaris berjejer membentang spanduk hitam besar bertuliskan ‘Pulihkan Kalsel’.

Ada juga yang membawa poster-poster berisikan keresahan mereka. Salah satu poster itu bertuliskan ‘Tanah Untuk Rakyat Bukan Investor’.

Baca juga: Motor Gandeng Andalan Tempur Armada BPK Kelayan Besar Dua Masuki Gang Sempit

Anggota Mapala Graminea Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melakukan aksi menyambut Hari Pangan Sedunia.

Aksi mahasiswa ini juga diikuti organisasi mahasiswa di Fakultas Pertanian ULM.

“Sudah setiap tahunnya, kita bagi-bagi pangan secara gratis kepada masyarakat,” ucap Ketua Mapala Graminea Faperta ULM, M Ananda Muslim saat diwawancarai.

Baca juga : Aksi Penghijauan di Kawasan Stadion Pangeran Suryanata

Dalam aksi ini, massa membagikan sedikitnya ada 400 paket sayur dan juga buah menyusul kemarau panjang hingga kepada bencana kebakaran hutan dan lahan yang tengah melanda Kalsel.

“Itu lah yang menyebabkan terhambatnya petani petani kita, sehingga terjadi krisis pangan, untuk itu sebagai mahasiswa kita mencoba membantu masyarakat untuk menyediakan pangan,” jelas Muslim.

Koordinator Aksi, Pujiono mengatakan dalam rentetan aksi massa menuntut pemerintah daerah dan kepolisian untuk dapat menegakkan kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim yang berdampak terhadap ancaman kedaulatan pangan.

Baca juga: “Bahasa Banjar, Bahasa Banua Kita” Disdikbud HSU Gelar Festival Bahasa Tunas Ibu Khusus Pelajar

“Tentunya hal itu merugikan lahan-lahan produktif dan juga lingkungan, seperti di salah satu kasus lahan pertanian di Batulicin yang mana hasil dari pada pertanian itu penuh dengan debu akibat aktivitas pertambangan batu bara,” ucap Puji.

Mereka menilai tidak ada kejelasan terhadap penegakan hukum terkait lahan kelola rakyat di darah Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu tersebut.

Sebab Kalsel sendiri, kata dia sebagai penopang pangan sudah sepatutnya tegas dalam pengelolaan lahan pertanian di daerah rawa gambut dan juga lahan basah.

Baca juga: Permudah Layanan Online, Lapas Amuntai Terima Bantuan Gadget dari BRI Amuntai

“Regulasi belum jelas karena ada beberapa lahan yang besengketa dengan berbagai puhak seperti jejangkit, juga di teluk kepayang lahan kelola rakyat digusur secara paksa oleh perusahaan yang mendapat kebijakan oknum-oknum pemerintah,” jelasnya.

Dari aksi ini juga mereka kembali mengingatkan masyarakat agar di masa sekarang maupun masa yang akan datang dapat selalu sama-sama menjaga lingkungan. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->