Connect with us

HEADLINE

3.587, 418 Ha Lahan Kalsel Terbakar, Sumur Bor Buatan BRG Tidak Berfungsi


BPBD Kalsel telah membentuk berbagai Satgas untuk mengatasi ancaman Karhutla ini. Mulai Satga Darat, Udara, Hukum, Sosialiasi, hingga Satgas Do’a yang dikoordinir oleh Kakanwil Agama untuk melakukan sholat minta hujan.


Diterbitkan

pada

kebakaran hutan dan lahan di Kalsel terus meluas Foto: rico

BANJARBARU, Sejak ditetapkannya status siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), hingga saat ini sudah 3.587, 418 Hektare (Ha) lahan dan hutan yang terbakar dengan 830 kejadian di Provinsi Kalsel. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel mencatat pada musim kemarau tahun 2018 ini lebih parah dibandingakan tahun sebelumnya.

Hal ini dijelaskan Kepala BPBD Kalimantan Selatan Wahyudin. Ia membandingkan antara 2018 dan 2017 sangat berbeda. Salah satunya jika dibandingkan dari luasan lahan yang terbakar, yang mana sekitar 2.000 Ha pada tahun 2017 sedangkan pada tahun 2018 ini sudah berkisar 3.587 Ha.

“Ini juga belum selesai, masih 1 bulan kedepan baru masuk musim penghujannya. Disisi lain tahun 2017 itu kemarau basah. Meskin panas 2 sampai 3 hari, nanti ada 1 harinya hujan. Kalau sekarang kan sudah 3 minggu ini belum sekalipun hujan,” jelasnya ditemui Kanalkalimantan, Jumat (5/5).

Meski kondisi tahun ini lebih parah dengan tahun sebelumnya, rupanya BPBD Kalsel tidak mempunyai tambahan anggaran dan sama seperti tahun sebelumnya. Anggaran yang terbatas tersebut hanya memenuhi uang lelah, konsumsi, dan BBM para petugas dari Satgas darat yang berjumlah 120 orang.

Jika dilihat dari sisi sinegritas, BPBD Kalsel juga telah membentuk berbagai Satgas. Baik itu darat, hukum, sosialiasi,  udara dan ada juga Satgas Do’a. Satgas do’a di Provinsi sendiri dikoordinir oleh Kakanwil Agama dan untuk Kabupaten/kota dipimpin Kakandepag kab/kota. Salah satu tugasnya adalah menggelar sholat meminta hujan di berbagai instansi mulai sekolah, pesantren, dan lingkungan lainnya.

Wahyudin menerangkan untuk sinergitas sudah terjalin baik, hanya saja terkadang saat di lapangan semangat para anggota tidak sampai akhir. “Maksudnya kalau seorang pemadam api itu pantang penyerah, ini kan kadang belum padam sudah balik kanan. Maksudnya semangat itu,” lanjutnya.

Bukan karena alasan anggota yang bertugas di lapangan menyerah, pasalnya lahan Gambut juga memang sangat sulit dipadamkan. Contohnya pemadaman yang sudah 2 bulan ini dilakukan di Guntung Damar Kota Banjarbaru yang hingga kini belum dapat dipadamkan lagi. Bahkan, walau sebanyak 7 Helikopter Bombing yang dikerahkan ditambah 1 lagi yang digunakan untuk berpatroli  hanya dapat melakukan pembasahan agar asap terkendali.

Selain sulitnya pemadaman di lahan Gambut, tim yang berada di lapangan juga terkendala sumber air. Dalam hal ini Pemerintah pusat sebenarnya telah melakukan antisipasi pencegahan dengan membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG). Terbentuknya BRG sendiri setelah adanya peristiwa Karhutla yang terjadi pada tahun 2015 di Kalimantan Selatan hingga mendapat perhatian khusus oleh presiden RI Joko Widodo yang memantau ke Kalsel saat itu.

BRG yang sudah dibentuk, saat itu membangun sumur bor di sejumlah titik di wilayah provinsi Kalimantan Selatan. Sayangnya fungsi sumur bor ini tidak dapat dimaksimalkan karena penempatan titik-titik sumur bor ini tidak tepat. Bahkan pada tahun ini sumur bor tersebut sama sekali tidak dapat berfungsi.

Wahyudin menerangkan seharusnya BRG melakukan koordinasi terlebih dahulu terhadap Dinas terkait maupun pemerintah daerah saat menetapkan dimana titik-titik wilayah yang akan dibangun sumur bor tersebut.

“Seharusnya ada koordinasi dengan pihak yang ada disini, sehingga pemanfaatan sumur bor itu dapat effisien dan optimal. Untuk tahun 2018 ini sumur bor tersebut sama sekali tidak berfungsi.” pungkasnya.

Hingga waktu ke depan, status siaga Karhutla masih akan tetap dilanjutkan. Hawa panas akan terus menyelimuti wilayah Kalsel dan tidak ada pengurangan. Bahkan diduga akan semakin bertambah munculnya titik api. (Rico)

LUAS LAHAN TERBAKAR KALSEL*

NO      Kabupaten/Kota Luas
1 Banjarmasin 0,58 Ha
2 Banjarbaru 610,973 Ha
3 Banjar 812,9 Ha
4 Barito Kuala 193,8 Ha
5 Tapin 710,65 Ha
6 Hulu Sungai Selatan 215,975 Ha
7 Hulu Sungai Tengah 107,3 Ha
8 Hulu Sungai Utara 101 Ha
9 Balangan 302,3 Ha
10 Tabalong 57,92 Ha
11 Tanah Laut 334,62 Ha
12 Tanah Bumbu 72 Ha
13 Kotabaru 66,4 Ha
TOTAL 3.587, 418 Ha

 

*Dari 01 Januari – 05 Oktober 2018 berjumlah 830 kali kejadian

Reporter: Rico
Editor: Chelll


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->