Connect with us

ACT KALSEL

Tembus Wilayah Pedalaman untuk Serahkan Bantuan Logistik Pangan Korban Gempa


Perjalanan Tim Jurnalis Kemanusiaan Bersama ACT Kalsel di Sulteng (1)


Diterbitkan

pada

Tim Jurnalis Kemanusiaan bersama ACT Kalsel mendatangi lokasi Dusun Sigarongga untuk memberikan bantuan kebutuhan pokok Foto : rico

Selama lima hari, jurnalis Kanalkalimantan.com yang tergabung dalam Tim Jurnalis Kemanusiaan bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalsel, menyusuri lokasi bencana gempa dan tsunami di Donggala, Sulawesi Tengah. Selain terlibat dalam aksi kemanusiaan guna memberikan bantuan kepada korban gempa dan tsunami, tim ini juga memotret kondisi terkini masyarakat dalam upaya bangkit setelah bencana dahsyat beberapa waktu lalu. Berikut catatan yang ditulis langsung reporter Kanalkalimantan.com, Alfrico Ronaldi Purba di lokasi kejadian :

DONGGALA, Sebulan lebih pasca gempa dan tsunami yang menghantam Provinsi Sulawesi Tengah, masih meninggalkan duka dan kegetiran bagi para korban. Saat ini sejumlah bantuan logistik masih terus disalurkan. Namun apa jadinya dengan mereka yang tinggal di wilayah pedalaman?

Hari pertama, Kamis (1/11), di Tim Jurnalis Kemanusiaan dibawah naungan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalsel mencoba untuk menelusuri wilayah pedalamam yang berada Dusun Sigarongga, Desa Alindau, Kecamatan Sindue Tobata, Kabupaten Donggala.

Dusun Sigarongga merupakan salah satu dari 3 dusun di Desa Alindau yang terisolir dan jauh dari Kabupaten Donggala. Harus menempuh jarak 73 Km untuk sampai di Dusun ini. Hal ini yang menyebabkan tidak terjangkaunya bantuan dan perhatian banyak orang terhadap masyarakat yang tinggal di sana.

Dari pantauan jurnalis Kanalkalimantan, saat menuju dusun tersebut, akses jalan rupanya sulit untuk ditempuh. Di kelilingi hutan, berjalan setapak dan terjal dan diharuskan menyeberangi sungai membuat tranportasi menjadi sangat terbatas. Hanya motor bebek dan mobil dengan daya tahan kuat seperti Ranger yang dapat tiba di Dusun Sigarongga. Bahkan saat gempa berlangsung, akses jalan terputus dikarenakan tanah longsor.

Hal ini menyebabkan transportasi roda 4 hanya bisa mengantar separuh perjalanan. Tidak sabar untuk melihat kondisi di sana, Tim Jurnalis Kemanusiaan memutuskan dengan berjalan kaki sejauh 2 km hingga tiba di lokasi tujuan. Namun meski begitu, rasa lelah saat berjalan kaki itu hilang saat melihat senyuman yang terpancarkan dari wajah masyarakat saat menyambut hangat kedatangan kami.


Setibanya di Dusun Sigarongga, terlihat beberapa bangunan rumah warga masih dalam kondisi rusak akibat gempa yang melanda di Kabupaten Donggala. Beberapa bangunan yang terbuat dari batu bata itu terlihat ambruk setelah diguncang oleh gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter itu, namun rumah dengan bangunan kayu masih dengan kokoh berdiri.

Tercatat ada sebanyak 38 kepala keluarga yang tinggal di Dusun Sigarongga. Mayoritas masyarakatnya sendiri bermata pencaharian dengan berkebun Coklat dan pencari kayu Rotan.

Ibu Idon, salah satu warga yang rumahnya roboh setelah dilanda gempa mengungkapkan saat gempa pertama, warga sangat panik dan memutuskan untuk keluar dari rumahnya masing-masing. Selanjutnya, saat gempa yang kedua kalinya barulah rumah-rumah warga mulai ambruk. Ia bersyukur keluarganya tidak menjadi korban saat bencana itu berlangsung.

“Saat gempa pertama, anak-anak saya mencoba untuk menahan dinding rumah. Tapi suami saya menyuruh anak-anak keluar karena ditakutkan gempanya akan makin parah. Ternyata benar saat kami sudah diluar, gempa ke 2 itu langsung menghancurkan rumah kami,” ungkapnya.

Dalam peristiwa tersebut, tidak ditemukannya korban jiwa di Dusun Sigaronnga. Namun beberapa warga mendapati beberapa luka dan shock atas kejadian tersebut. Setelah gempa pada 28 September tersebut, Tim ACT bergerak cepat untuk memberikan bantuan.

Wisnu, Tim ACT Koordinator Lapangan Posko Sindoe Tobata menjelaskan, pihaknya hingga saat ini masih terus memberikan bantuan terhadap warga. Hal ini dibuktikan saat tim ACT menyalurkan distribusi bantuan pangan kepada warga Dusun Sigarongga. Raut wajah penuh syukur nampak jelas saat menerima bantuan dari Tim ACT.

“Warga disini terisolir karena jaraknya yang jauh dari Donggala dan akses jalannya sulit ditempuh. Ini merupakan bentuk perhatian ACT yang kita harap setidaknya dapat meringakan beban mereka.” ungkapnya kepada Kanalkalimantan.

Adapun distribusi bantuan pangan yang disalurkan ini seperti beras, alat-alat kebutuhan rumah tangga, dan pakaian layak pakai. Selain itu, ACT juga memberikan layanan sunat massal lewat Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) terhadap anak-anak di Dusun Sigarongga.

“Sudah ada 6 anak di sini yang sudah mengikuti layanan sunat massal ini. Masih ada juga di Dusun lain, kita akan pantau terus perkembangan anak-anak ini. Kita juga melakukan psikososial kepada mereka agar tidak mentalnya tidak terganggu pasca gempa saat itu,” lanjut Wisnu.

Masih nampak kekhawatiran dan ketakutan Warga Dusun Sigarongga akan bencana alam tersebut. Banyak warga yang tidak ingin turun dari dusun Sigarongga dan memilih untuk bertahan diatas. Disisi lain, beberapa warga sudah mulai berkatifitas dan melanjutkan kehidupannya seperti biasa. (Rico)

Reporter : Rico
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->