Connect with us

Kanal

Sebanyak 400 Tenda Disiapkan untuk Sambut Peserta HPS di Batola

Diterbitkan

pada

Berbagai persiapan terus dilakukan jelang pembukaan HPS Foto: net

MARABAHAN, Berbagai persiapan terus dilakukan menjalang pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS) tanggal 18-21 Oktober di Desa Jejangkit Muara, Batola. Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani, persiapan saat ini sudah dalam tahap finalisasi.

Puncak peringatan HPS akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan puluhan duta besar negara sahabat. Menyambut ajang ini, Kalsel telah menyulap ratusan hektare lahan rawa menjadi lahan petanian produktif,  bahkan ada beberapa lahan yang siap untuk dipanen.

Birhasani mengatakan, HPS 2018 digelar di atas lahan rawa seluas 4.000-an hektare yang tengah digarap menjadi lahan sawah. “Upaya ini menggambarkan bagaimana keseriusan Indonesia dan Kalsel dalam mengoptimalkan potensi lahan sub optimal sebagai lahan produktif,” ungkapnya.

Ia mengatakan, optimasi lahan rawa sangat strategis untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia serius dan mampu mengelola lahan rawa. “Tentunya dengan didukung berbagai inovasi teknologi pertanian yang ada,” katanya dilansir Kumparan.com.

Panitia lokal sudah menyiapkan 250 tenda ukuran besar untuk indoor, serta 150 tenda outdoor yang diperuntukkan para peserta yang datang dari semua provinsi se-Indonesia, temasuk beberapa perusahaan bidang pertanian.

Ia memastikan kesiapan bagi stand kota/kabupaten di Kalsel sebanyak 34 stand, 10 stand untuk Provinsi Kalsel dan 24 stand untuk kota/kabupaten di Kalsel yang akan memamerkan potensi SDA daerahnya masing-masing.

Menurut Birhasani, momen HPS 2018 di Kalsel merupakan peserta terbanyak dan menjadikan momen bahwa Desa Jejangkit Muara siap menjadi salah satu lumbung beras nasional. “Kami tunjukkan lahan gambut yang baru dibuka dengan sentuhan teknologi pertanian ternyata mampu dijadikan lahan pertanian yang subur untuk menghasilkan beras,” katanya.

Ia mengapresiasi Kementan memberikan bantuan pupuk, benih, puluhan eskavator, pompa, teknologi irigasi serta alat mesin pertanian lainnya. Lahan yang tadinya tidak produktif, dengan sentuhan teknologi pertanian yang tepat, kini bisa bermanfaat dan berpotensi menjadi tulang punggung penghasil pangan nasional.

Ia menuturkan semangat petani harus terus dijaga hingga pasca HPS, dimana harus dipastikan akan ada pendampingan selama tiga tahun sampai korporasi petani diwilayah tersebut terbentuk.  “Petani Batola harus terus dikawal mulai  aspek teknis, menejerial, hingga aspek bisnisnya dan penguatan kelembagaannya, karena ini titik kunci keberlanjutan lahan rawa,” jelasnya. (cel/kum)

Reporter: Cel/kum
Editor: Chelll


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->