Connect with us

Religi & Budaya

Sasirangan yang Digandrungi Warga Arab Saudi

Diterbitkan

pada

Pusat sasirangan di Kelurahan Manarap, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar.

KERTAK HANYAR, Sasirangan sudah menjadi bagian dari identitas masyarakat Kaliantan Selatan. Batik khas dengan metode seni celup ini, jauh dari kesan kolot yang cocok hanya untuk orang berumur saja. Dengan berbagai corak yang terus berkembang, kini sasirangan menjadi ikon anak muda. Pemakainya pun, bukan cuma orang Banjar saja, tetapi juga sejumlah tokoh nasional pun bangga mengenakan. Bahkan, kini juga diminati orang-orang Arab Saudi. Wah!

Di sentral pembuatan sasirangan, Kelurahan Manarap, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, adalah tempat berkumpul para pengerajin dan penjual. Memasuki daerah ini, bisa jadi kita akan dibuat bingung memilih toko dan rumah mana yang akan menjadi tempat persinggahan untuk membeli sasirangan. Berbagai motif dan corak warna kain yang terhampar di setiap toko sepanjang jalan, juga merupakan daya terik tersendiri.

Toko Rahmani Sasirangan, adalah salah satu toko dari sekian banyak jumlah lokasi yang menjual kan khas ini. Disamping jual kain, toko ini juga menjual sasirangan yang sudah berbentuk baju. Pemiliknya,  Rahmani mengatakan, sudah sejak tahun 2000 an menggeluti bisnis tersebut.

Menurut dia, peminat kain sasirangan kebanyakan dari kalangan PNS. Soalnya kain tersebut dijadikan sebagai pakaian dinas harian. Namun kalangan lain seperti anak muda acap kali datang memesan minta dibuatkan baju untuk menghadiri pesta perkawinan. “Nang anum-anum banyak jua manukar (Yang muda juga banyak beli, red),” katanya.

Harga kain sasirangan berfariasi. Antara Rp 75-500 ribu. Perbedaan disebabkan bahan baku kain dan tingkat kesulitan motif desain. Jika kain tersebut terbuat dari katun maka harga akan cenderung lebih murah, sedangakan kain berbahan sutra harga akan lebih mahal. “Kebanyakan yang beli dengan sistem partai berbahan katun,” ujar pria disapa Mani ini.

Ramainya pasar online, juga dirambah oleh Mani. Bahkan pernah ia melayani pembeli asal Arab Saudi. Saat ini, motif yang paling digemariadalah kreasi kotak-kotak. Sedangakan beberapa tahun lalu, kebanyakan meminta motif  Sarigading, Naga Belimbur dan motif Bulan Bintang. “Biasanya ada juga pembeli yang meminta dibuatkan motif sesuai daerahnya, seperti misalnya Martapura dengan intannya,” terangnya.

Proses pembuatan sasirangan bermula dari kain putih dilukis sesuai motif sasirangan yang diinginkan dengan menggunakan pensil. Kain yang akan dilukis tersebut telah dipotong menurut ukuran sepanjang 2-3 meter. Pekerjaan melukis atau menggambar itu dapat dibedakan dalam dua acara yakni, pertama melukis dengan langsung dan bebas dengan lukisan yang diinginkan, misalnya melukis lembaran daun, bunga dan kotak-kotak. Kedua menggambar dengan menggunakan pola. “Biasanya malnya dari sepotong karton tebal yang telah kami lubangi. Bentuknya pun bermacam-macam,” jelasnya.

Tahap selanjutnya menjahit atau mengikat kain yang sudah dilukis dengan menggunakan jarum tangan. Tahap selanjutnya memberi warna pada kain dengan cara mencelupkan pada pewarna yang sudah disiapkan.

Setelah agak kering, benang jahitan atau ikatan pada kain dilepaskan seluruhnya sehingga dapat terlihat kain sesuai warna yang diingankan. Dia menambahkan, kain selanjutnya dicelupkan ke dalam larutan pengawet warna agar tahan lama.

Rahmani mengharapkan, sasirangan terus dilestarikan  agar Kalimantan memiliki identitas budaya berupa batik khas. Sementara seorang pembeli bernama Marisa, beralasan membeli sasirangan karena motifnya bagus dan harganya terjangkau. “Kami berharap motifnya bisa lebih banyak dan kreatif,” katanya. ***


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->