Connect with us

HEADLINE

Ratusan Pucuk Surat dari Banjarbaru Murdjani Festival 2023, Ungkapan Khusus kepada dr Murdjani


Ini Sosok Gubernur Kalimantan Kedua yang Menjabat Periode 1950-1953


Diterbitkan

pada

Pembacaan tiga pucuk surat dalam acara penutupan Banjarbaru Murdjani Festival 2023, Minggu (10/12/2023) malam. Foto: wanda. Dr Murdjani. Foto insert: wikipedia

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Lebih dari seratus tulisan surat terkumpul lewat gelaran Banjarbaru Murdjani Festival 2023. Ratusan pesan surat itu ditulis oleh masyarakat Kota Banjarbaru kepada sosok dr Murdjani.

Nama dr Murdjani dikenal kental dengan sejarah terbentuknya Kota Banjarbaru di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Lelaki 17 Juli 1905 di Tulung Agung, Jawa Timur -masih era Hindia Belanda-, pernah menjabat sebagai Gubernur Kalimantan kedua periode 1950–1953 dengan misi merancang Banjarbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan pada tahun tersebut.

Baca juga: 18 Santriwati Jelita Wisuda Bersama Ribuan Santri se Kabupaten Banjar

Melalui pesan surat itu, masyarakat di Kota Banjarbaru menuangkan pesan mendalam kepada dr Murdjani terkait perkembangan Kota Banjarbaru masa depan.

Tiga surat terpilih dibacakan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Banjarbaru, Ahmad Yani Makie saat penutupan acara Banjarbaru Murdjani Festival 2023, Minggu (10/12/2023) malam.

“Wahai bapak Murdjani yang saya cintai. Sepertinya anda tidak perlu risau dengan kita ini di masa depan karena kita ini tumbuh dan berkembang dengan baik, warga kota ini sangat mencintai kota ini, bahkan menjadi kota Idaman yang memang sangat nyaman untuk ditinggali terima kasih dari saya untuk anda yang mempunyai rencana luar biasa untuk Kota Banjarbaru,” ucap Yani Makie saat membacakan isi surat pertama di lapangan dr Murdjani.

Begitulah isi tulisan pertama yang dikirimkan masyarakat melalui sub kegiatan bertajuk Banjarbaru Retrospektif tersebut.

Baca juga: Pj Bupati HSU Minta Kinerja BPR Candi Agung Amuntai Meningkat

Dr Murdjani adalah seorang dokter lulusan Stovia tahun 1932 yang merupakan Gubernur Kalimantan kedua (1950-1953). Semula beliau menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat ketiga. Masa pemerintahannya sangat singkat, kurang dari setahun. Beliau kemudian menjadi Gubernur Jawa Timur (1947–1949) dan selanjutnya menjadi Gubernur Kalimantan.

Nama dr Murdjani begitu kental dengan sejarah terbentuknya Kota Banjarbaru. Dalam sejarahnya, Gubernur dr Murdjani menyampaikan usulan untuk merancang Gunung Apam menjadi Kota Banjarbaru sebagai calon Ibu Kota Provinsi Kalimantan. Sebagai seorang dokter yang memahami keterkaitan kondisi lahan Banjarmasin dengan kesehatan lingkungan, saat itu dr Murdjani menganggap kondisi lingkungan Kota Banjarmasin tidak layak sebagai ibu kota provinsi dan merencanakan pemindahannya ke daerah Gunung Apam, Banjarbaru.

Gubernur dr Murdjani dibantu seorang insinyur teknik berkebangsaan Belanda bernama Van der Pijl merancang Banjarbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan. Namun, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif.

Nama Banjarbaru sedianya hanyalah nama sementara yang diberikan Gubernur dr Murdjani untuk membedakan dengan Kota Banjarmasin, yaitu kota baru di Banjar. Kota Banjarbaru merupakan pemekaran dari Kabupaten Banjar.

Baca juga: ‘Pedasnya’ Harga Cabai di Pasar Tradisional Banjarmasin, Tembus Rp120 Ribu per Kg

Rencana dr Murdjani untuk memindahkan ibu kota provinsi memicu pro dan kontra. Namun, perjuangannya untuk memindahkan ibu kota provinsi dari Banjarmasin ke Banjarbaru terus dilanjutkan oleh Gubernur Kalimantan ketiga, Raden Tumenggung Arya Milono (1953-1957).

Pemindahan ibu kota provinsi dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru terus bergulir hingga akhirnya dikuatkan dengan lahirnya UU Provinsi Kalimantan Selatan terbaru yaitu UU Nomor Tahun 2022 yang menyatakan Ibu Kota Kalimantan Selatan berpindah dari Banjarmasin menjadi Banjarbaru.

Kadisporabudpar Banjarbaru mengungkapkan bahwa sedikit banyak pesan surat yang masuk kepada panitia ditulis secara anonim atau tidak bernama pengirimnya.

Sama halnya seperti yang pesan ditulis oleh seorang anonim dalam surat kedua yang dibacakan oleh Kadisporabudpar Banjarbaru.

Baca juga: Japin Carita ‘Kada Kamana’, Pementasan Teater Akhir Tahun Sanggar Seni Demokrat

“Banjarbaru kota masa depan, Banjarbaru Indah, Banjarbaru Megah, Banjarbaru Kota Idaman belajar dari Banjarbaru puluhan tahun kota ini telah berdiri begitu banyak dipimpin oleh pemimpin yang luar biasa,” tulis surat tanpa nama tersebut.

“Semoga Banjarbaru terus menjadi kota yang aman, nyaman untuk anak-anak ibu-ibu berbagai warna ras suku agama golongan untuk terus ada di kota ini, kota ini layak menjadi kota yang akan saya tinggali di masa tua nanti bersama istri anak cucu cicit dan lain sebagainya terima kasih pak Murdjani,” ungkap isi suratnya.

Meski banyak anonim, ia menyampaikan dengan pasti bahwa pengirim surat merupakan masyarakat Kota Banjarbaru yang sangat antusias, mencintai, dan menghargai keberagaman di Kota Banjarbaru.

Kemudian surat selanjutnya yang dibacakan ternyata memiliki nama pengirimnya. Surat tersebut dikirim oleh Hafiz, di sana tertulis Hafiz merupakan seorang pemuda yang tergabung dalam Pawadahan Nanang Galuh Kota Banjarbaru.

Baca juga: Jalan Sehat Meriahkan HUT ke-78 PGRI di Amuntai

Hafiz nampak menuangkan ceritanya tentang bagaimaca cara dia mengetahui sejarah Kota Banjarbaru melalui ajang Nanang Galuh Kota Banjarbaru.

“Awalnya saya tidak mengetahui banyak cerita sejarah tentang Kota Banjarbaru, namun ketika saya mengikuti pemilihan Nanang Galuh Kota Banjarbaru, sekarang saya menjadi tahu isi dari Kota Banjarbaru terima kasih banyak pak Murdjani atas semua yang diberikan kepada kami warga Kota Banjarbaru,” tulis surat milik Hafiz kepada dr Murdjani.

“Bapak adalah contoh buat semua orang khususnya masyarakat di kota ini dan harapan saya semoga ke depannya pemuda pemudi di banjarbaru mengetahui sejarah awal terbentuknya kota ini,” sambung tulisannya.

Dan benar, sambung Yani Makie bahwa masih banyak ratusan surat lagi yang diterima oleh panitia untuk menutup kegiatan festival ini.

Baca juga: Kerja Keras Pemkab Banjar Berbuah Manis, Sederet Penghargaan Diraih Sepanjang 2023

“Yang sudah masuk ratusan surat dari masyarakat Kota Banjarbaru yang menulis apa yang ada di dalam hatinya, sayang hanya ada tiga surat yang bisa saya bacakan dan yang telah diacak oleh kawan kawan panitia,” ungkap Yani Makie.

Ia pun mengapresiasi langkah panitia penyelenggara untuk menciptakan kegiatan yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Masih banyak ratusan surat lagi yang masuk ke panitia ini sangat luar biasa memberikan warna tersendiri pada kegiatan malam hari ini ini adalah sub kegiatan yang berbeda dari tahun kemarin,” ucapnya mengapresiasi.

Sementara itu, Banjarbaru Murdjani Festival tahun 2023 ditutup pada Minggu 10 Desember 2023 malam hari oleh Wali Kota Banjarbaru diwakili oleh Asisten I Setda Kota Banjarbaru Abdul Basid.

Baca juga: Peringati HKN Ke-59, Pj Bupati HSU dan Insan Kesehatan Gelar Senam Bersama

Di hari terakhir festival saban tahunan ini, turut menampilkan arak-arak pawai rombongan dari kelompok-kelompok sanggar kesenian dan paguyuban se Kota Banjarbaru.

Tak lupa seluruh peserta yang hadir dengan berbagai latar belakang bersatu padu mensukseskan acara selama tiga hari penuh ini, berkolaborasi dengan berbagai komunitas seperti Teras Inklusi. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->