Connect with us

Kabupaten Banjar

Puluhan Hektare Jeruk di Astambul Mulai Diserang Penyakit Diplodia

Diterbitkan

pada

petani jeruk di Kabupaten Banjar harus menghadapi hama dan penyakit tanaman Foto: rendy

MARTAPURA, Puluhan hektare tanaman jeruk siam khas Kecamatan Astambul mulai mengalami kekeringan, disertai serangan hama hingga penyakit diplodia. Kondisi ini terjadi memasuki musim kemarau satu bulan belakangan.

Menurut Najarudin, petani jeruk yang yang tergabung dalam Kelompok Tani Padi Mekar dan Gapoktan Lok Atap asal Desa Sungai Alat, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, dampak musim kemarau berpengaruh terhadap menurunya kualitas dan hasil panen jeruk siam Banjar.

Dari 2 hektare lahan yang ditenaminya jeruk siam Banjar, sebagian sudah  mulai diserang hama hingga penyakit. Sementara itu kurangnya kadar air pada jeruk disinyalir diakibatkan oleh terik matahari yang terlalu menyengat paska musim kemarau.

“Kalau musim panas, jenis jeruk ini memang tidak tahan, pasti kondisi fisik dalamnya kurang berair (Kupau), apa lagi hama kupu-kupu putih hingga penyakit batang sudah mulai menyerang tanaman jeruk kita,” akunya.

Ditambahkan Najarudin, walaupun musim panen jeruk kali ini berbarengan dengan petani jeruk di daerah lain, namun untuk harga tidak mengalami penurunan. Apalagi jenis rasa dan aroma yang khas yang ditimbulkan dari buah jeruk siam Banjar masih terjaga.

“Walaupun kita panennya berbarangan dengan daerah lain, namun jeruk disini selalu habis setiap harinya kalua kita panen, bahkan dijual hingga ke seluruh Kalsel,” katanya.

Ditanya bantuan pemerintah daerah hingga saat ini, mengingat lahan perkebuaan jeruk sudah mulai terserang penyakit, Najarudin mengatakan hingga sekarang masih belum ada campur tangan pemerintah derah. Apalagi dimasa musim kemarau seperti sekarang, dimana para petani kesulitan untuk melakukan penyiraman pada tanaman jeruk.

“Hingga sekarang kita masih belum ada dibantu, kalua bisa ya pompa air dibantu sehingga kita bisa melakukan penyiraman terhadap tanaman jeruk sehingga buahnya tidak kekeringan air lagi, kalau begini ya kita hanya bisa pasrah saja,” katanya.

Menanggapi keluhan petani jeruk asal Desa Sungai Alat, Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar Marhadiansyah Kepala Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Astambul menjelaskan, adapun masalah yang dihadapi petani jeruk ini, disebabkan oleh organisme pengganggu tanaman, seperti halnya penyakit Diplodia yang merupakan penyakit paling berbahaya, pada tanaman jeruk yang disebabkan oleh jamur botryodiplodia theobromae.

“Kebetulan adapun masalah yang dihadapi petani jeruk siam banjar di desa Sungai Alat ini adalah diserang penyakit Diplodia basah, apabila itu ditak dikendalikan maka batangnya bisa mati,” jelasnya.

Ditanya kualitas jeruk yang kurang berair, Mardiansyah menjelaskan adapun factor buah mengalami penurunan kualitas tersebut, diakibatkan adanya pengurangan unsur serta akibat sinar matahari yang terlalu berlebih pada saat musim kemarau.

“Kalau tanpa perlakuan maka jeruk kurang berair ini bisa terjadi disetiap tahunnya terlebih pada musim kemarau seperti sekarang ini, untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan penyiraman air atau dengan pemupukan phonska,”pungkasnya. (rendy)

Reporter: Rendy
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->