Connect with us

Sepak Bola

Polemik European Super League, Kompetisi Elite dengan Segala Kontroversinya

Diterbitkan

pada

Logo European Super League. [Laman resmi European Super League]

KANALKALIMANTAN.COM, ZURICH – Badan sepakbola Eropa (UEFA) telah mengancam memberikan sanksi keras kepada 12 klub sepakbola elite Eropa yang membentuk liga super lintas batas.

Klub-klub papan atas Liga Inggris, yakni Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United dan Tottenham Hotspur termasuk di antara 12 klub yang telah setuju untuk bergabung dengan European Super League (ESL).

Mereka akan bergabung dengan klub elite Benua Biru lainnya, sebut saja AC Milan, Atletico Madrid, Barcelona, Inter Milan, Juventus dan Real Madrid.

Kubu ESL mengatakan klub-klub pendiri liga super lintas batas itu telah setuju untuk membentuk ‘kompetisi tengah pekan yang baru’ dengan tim yang akan terus ‘bersaing di liga domestik masing-masing.

Dikatakan musim perdana ESL ‘dimaksudkan untuk dimulai secepat mungkin’ dan ‘diantisipasi bahwa tiga klub lagi akan bergabung’.

European Super League juga berencana menggelar kompetisi sepakbola perempuan secepat mungkin setelah turnamen dimulai.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, UEFA dan Liga Inggris mengutuk langkah untuk meluncurkan Liga Super Eropa ketika kabar tentang rencana itu tersiar pada hari Minggu (18/4/2021), sebelum ke-12 klub itu resmi mendeklarasikan diri sebagai ‘founder’ turnamen tersebut hari ini.

Badan sepakbola dunia FIFA sebelumnya mengatakan tidak akan mengakui kompetisi seperti itu, dan setiap pemain yang terlibat di dalamnya dilarang bermain di Piala Dunia 2022 Qatar nanti.

UEFA mengulangi warning tersebut hari ini, ketika mengatakan pemain yang terlibat dalam ESL akan dilarang mengikuti semua kompetisi lain di tingkat domestik, Eropa atau dunia, serta bisa dilarang mewakili timnas alias negara mereka.

Setelah ESL diumumkan, FIFA menyatakan ‘ketidaksetujuan’ terhadap kompetisi yang diusulkan dan meminta ‘semua pihak yang terlibat dalam diskusi panas untuk terlibat dalam dialog yang tenang, konstruktif dan seimbang demi kebaikan permainan’.

Dalam sebuah pernyataan, ESL mengatakan; “Ke depan, klub-klub pendiri berharap dapat mengadakan diskusi dengan UEFA dan FIFA untuk bekerja sama dalam kemitraan guna memberikan hasil terbaik untuk liga baru dan untuk sepakbola secara keseluruhan.”

Mengapa dibentuk sekarang?

Pembicaraan tentang kompetisi baru bernilai 4,6 miliar pounds (setara Rp 92,6 triliun) itu sudah dimulai pada Oktober 2020 lalu. Kompetisi ini dimaksudkan untuk menggantikan Liga Champions milik UEFA.

UEFA sendiri berharap rencana Liga Champions yang beranggotakan 36 tim di babak fase grup pada 2024 nanti akan mencegah pembentukan ESL. Reformasi Liga Champions akan dikonfirmasi pada pekan ini.

Namun, 12 klub yang terlibat di European Super League tidak menganggap reformasi berjalan cukup baik.

Mereka mengatakan pandemi global COVID-19 telah ‘mempercepat ketidakstabilan dalam model ekonomi sepakbola Eropa yang ada’.

“Dalam beberapa bulan terakhir, dialog ekstensif telah dilakukan dengan para pemangku kepentingan sepakbola mengenai format kompetisi Eropa di masa depan,” tambah mereka.

“Klub pendiri percaya bahwa solusi yang diajukan setelah pembicaraan ini tidak menyelesaikan masalah fundamental, termasuk kebutuhan untuk menyediakan pertandingan berkualitas lebih tinggi dan sumber daya keuangan tambahan untuk piramida sepakbola secara keseluruhan.”

Apa format yang diusulkan?

Liga Super Eropa akan diikuti oleh 20 klub, terdiri dari 12 klub pendiri dan tiga klub lain yang akan bergabung segera, serta lima klub yang lolos setiap tahun sesuai dengan pencapaian di kompetisi domestik mereka.

Liga ini rencananya akan dimulai pada Agustus 2021, dengan pertandingan yang digelar tengah pekan, dan klub akan dibagi menjadi dua grup yang terdiri dari 10 klub yang akan bertanding kandang – tandang.

Tiga klub teratas di setiap grup lolos ke perempatfinal, dengan tim di urutan keempat dan kelima memainkan play-off untuk dua tempat tersisa di fase gugur.

Ya, dalam liga ini tetap akan ada format sistem gugur, sama dengan yang digunakan di Liga Champions sebelum final satu leg pada Mei di tempat netral.

Di sisi keuangan, ESL memperkirakan ‘komitmen jangka panjang kompetisi baru untuk pembayaran’ akan ‘jauh lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh kompetisi Eropa saat ini dan diperkirakan akan melebihi 10 miliar euro (Rp 174,4 triliun) selama jalannya periode komitmen awal klub’.

Akan ada kerangka pengeluaran untuk para pendiri, yang akan menerima ‘3,5 miliar euro (Rp70,5 triliun) semata-mata untuk mendukung rencana investasi infrastruktur mereka dan untuk mengimbangi dampak pandemi COVID’.

Apa yang dikatakan para pemimpin European Super League?

Presiden Real Madrid Florentino Perez adalah Presiden European Super League yang pertama dan berkata; “kami akan membantu sepakbola di setiap level”.

“Sepakbola adalah satu-satunya olahraga global di dunia dengan lebih dari empat miliar penggemar dan tanggung jawab kami sebagai klub besar adalah untuk menanggapi keinginan mereka,” tambahnya.

Sementara itu, Presiden Juventus Andrea Agnelli telah mengundurkan diri dari Komite Eksekutif UEFA dan sebagai Ketua Asosiasi Klub Eropa (ECA), yang telah mendorong reformasi Liga Champions yang direncanakan.

Dia mengatakan 12 klub telah ‘bersatu pada saat kritis ini, memungkinkan kompetisi Eropa berubah, menempatkan permainan yang kita cintai pada pijakan yang berkelanjutan untuk masa depan jangka panjang’.

Angelii bersama Wakil Ketua Manchester United, Joel Glazer akan menjadi Wakil Presiden European Super League.

“Dengan menyatukan klub dan pemain terhebat di dunia untuk bermain satu sama lain sepanjang musim, European Super League akan membuka babak baru untuk sepakbola Eropa, memastikan kompetisi dan fasilitas kelas dunia, dan meningkatkan dukungan keuangan untuk piramida sepak bola yang lebih luas,” ucap Glazer.

Bagaimana reaksi tentang rencana itu?

Pada dasarnya, rencana itu mendapat kecaman dari siapapun yang tak terlibat dalam liga baru tersebut.

Penentangan itu bahkan telah mencapai tingkat tertinggi di beberapa negara, dengan Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan rencana itu akan ‘sangat merusak sepakbola’ dan bahwa pemerintah Inggris mendukung otoritas olahraga ‘dalam mengambil tindakan’.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menambahkan bahwa dia ‘menyambut baik posisi klub-klub Prancis yang menolak berpartisipasi’ dalam Liga Super Eropa, ‘yang mengancam prinsip solidaritas dan prestasi olahraga’.

UEFA merilis pernyataan bersama dengan Asosiasi Sepakbola Inggris, Liga Inggris, Federasi Sepabola Spanyol, Liga Spanyol dan Federasi Sepakbola Italia serta Liga Italia, mengatakan mereka akan ‘tetap bersatu’ dalam mencoba menghentikan perpecahan, menggunakan tindakan peradilan dan olahraga jika diperlukan.

Asosiasi Klub Eropa, yang mewakili klub-klub Eropa, juga mengatakan ‘sangat menentang’ dengan ‘model liga super tertutup’, sementara Asosiasi Suporter Sepakbola mengatakan rencana itu ‘dimotivasi oleh keserakahan yang sinis’.

Para pandit sepakbola juga menyatakan pendapatnya, dengan mantan kapten Manchester United Gary Neville mengatakan di Sky Sports ia ‘benar-benar muak’ dengan rencana itu dan menyarankan klub-klub yang bergabung dengan liga baru itu harus dikurangi poinnya.

Sementara mantan rekan setim Beville, Rio Ferdinand mengatakan di BT Sport bahwa rencana itu akan sangat merugikan fans dan pendukung ‘tidak diperhatikan’.

Sedangkan pihak Bundesliga Jerman menentang rencana tersebut karena model Jerman mengatur bahwa investor komersial tidak dapat memiliki lebih dari 49 persen saham di klub, sehingga penggemar memegang mayoritas hak suara mereka sendiri.(Suara.com)

 

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->