Connect with us

Kabupaten Tanah Bumbu

Panen Raya di Desa Sumber Baru Tiga Varietas Padi Unggulan, Begini Hasilnya

Diterbitkan

pada

Kelompok tani di Desa Sumber Baru, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu menggelar panen raya padi program IPDMIP, Selasa (25/10/2022). Foto: ftr

KANALKALIMANTAN.COM, BATULICIN – Warga petani Desa Sumber Baru, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, menggelar panen raya padi, Selasa (25/10/2022).

Tiap kelompok tani menggelar panen raya bersama yakni Kelompok Tani Guyub Rukun, Kelompok Tani Sri Mulya dan Kelompok Tani Makmur.

Menurut data gabungan kelompok tani ada sekitar 45 hektare untuk musim tanam kedua yaitu kurang lebih dengan hasil panen 5,2 ton. Perbandingan dari tahun sebelumnya, panen padi kali ini dinilai mengalami peningkatan.

“Pada tahun sebelumnya, cuma 25 hektare dengan rata-rata per hektare 4,5 ton,” ujar Saiful Huda, salah satu petani di Desa Sumber Baru.

 

Baca juga  : Tiga Proyek Pembangunan di Banjarbaru Masuk Kategori ‘Lelet’

Pada tahun sebelumnya penan mengalami penyakit, padi keracunan Fe (zat besi) karena air tidak bisa larut dengan lancar dan air selalu menggenang, sehingga zat asam naik dan padi tumbuh menguning pucat, terlihat daun padi kuning kemerahan.

“Pada tahun ini tanam padi Ahamdulillah sehat, meskipun dengan kendala normal hama tikus. Kami jual per kilogram beras 12 ribu untuk yang konvensional, padi hasil tanam organik harga beras dijual 20 ribu per kilogram,” imbuh Huda.

Kali ini para petani, berhasil panen padi dengan varietas padi Mekongga, varietas Inpari atau yang lokal dan Siam, serta varietas lokal padi Gogo Sigupai.

“Ada sekitar 100 orang turun panen, syukuran panen dirayakan dengan melakukan selamatan makan bersama dan doa, sekaligus menggelar sedekah bumi untuk awal tanam buka lahan yaitu musim tanam pertama, dan Alhamdulillah hitungan cukup berhasil untuk panen tahun ini,” ucapnya.

 

Baca juga  : Prof Hanafiah Dikukuhkan Menjadi Guru Besar Hukum Islam UIN Antasari Banjarmasin

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Tanah Bumbu melalui Sekretaris DKPP Tanah Bumbu Lamijan, menyampaikan panen ini merupakan bentuk dukungan, dimana Tanbu ikut mendukung swasembada pangan nasional.

“Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini, ketersediaan pangan kita yaitu beras sersedia cukup stabil,” lanjutnya.

Pola makan masyarakat Indonesia terkini dan pada pola makan masyarakat Indonesia tahun 1960/1970 itu berbeda. Presentase makanan utama masyarakat terkini itu beras.

Ditunjukkan melalui angka statistik bahwa kosumsi beras bagi orang dulu hanya 60-70 persen, ternyata kebiasaan pola makan orang dulu termasuk jenis umbi-umbian sebagai pemenuhan makanan pokok, orang dulu makan umbi sekitar 30-40 persen, sehingga beras ketersediaannya semakin terdukung.

 

Baca juga  : Rangkaian Acara Peringatan Hari Santri Berakhir, Ini Pesan Bupati Banjar

Hal ini berbeda dengan pola makan masyarakat sekarang ini, yang mana 100 persen lebih banyak ke beras, slogan terkini. “Katanya belum makan jika belum tersuap nasi, dan umbi-umbian hanya sebagai bentuk makanan ringan atau cemilan, sehingga swasembada beras sekarang ini, lebih berat karena beras menjadi bahan makanan utama masyarakat modern ini,” bebernya.

“Alhamdulillah Tanah Bumbu tercukupi untuk produksi beras. Produksi petani di Tanah Bumbu, dalam bentuk gabah dan benih dijual keluar daerah walaupun masih dalam lingkup Provinsi Kalimantan Selatan. Tak bisa disepelekan, jumlah produksi hingga ratusan ton benih padi dari petani penangkar dan penghasil benih unggul bersertifikat telah meraih prestasi tersendiri, pada tahun 2021 misal kita mencapai hasil hampir 500 ton yang bisa di jual keluar daerah,” kata Lamijan.

Diantaranya dari hasil pertanian dapat berupa beras, dan gabah sebagai makan ternak, serta benih berkualitas. (Kanalkalimantan.com/ftr)

Reporter : ftr
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->