Connect with us

Kota Banjarbaru

Munir Kenalkan Teknik ‘Brute Art’ dalam Pameran Seni Rupa di Kota Banjarbaru

Diterbitkan

pada

Pameran seni rupa di Kafe Siang Malam Banjarbaru. Foto : ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pergelaran Seni Rupa yang dimotori Ikatan Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Banjarbaru berlangsung selama enam hari dari tanggal 22-27 November 2021.

Banyak karya hasil tangan seorang seniman asal Yogyakarta ini terpampang di dinding Cafe Siang Malam dengan ciri has Munir yang beraliran ekspresionisme.

Dijelaskan Munir dirinya sering membuat karya dari hasil ekspresi dirinya. Karena menurutnya seni adalah bentuk kemerdekaan bagi dirinya.

“Ini kearah teknik brute art atau biasa lebih menampilkan bentuk tubuh,” ujarnya.

Menurutnya dengan teknik brute art dirinya lebih bebas dalam menampilkan ‘kemerdekaan’ dan mampu menuangkan pendapat maupun kritik terhadap kondisi sosial.

 

Baca juga : Pameran Seni di Cafe Siang Malam, Goresan Munir yang Menandai Arus Zaman

Dia menjelaskan aliran brute art ini diciptakan oleh para penyandang gangguan mental untuk menggores kebebasan berekspresi sebagai seorang manusia.

“Di Indonesia sendiri teknik ini masih asing ditelinga warga Indonesia,” ujarnya.

Ditambahkan Munir dalam lukisan ini tidak terpaku pada gaya tertentu atau aliran tertentu, melainkan mengikuti kata hatinya.

Dalam pameran ini, ada salah satu hasil karya Munir yang menarik perhatian karena sarat akan makna yang abstrak. Bahkan, dapat menarik perhatian Wakil Walikota Banjarbaru.

“Lukisan ini merupakan miniatur patung dari tugas kuliah, awalnya hanya coretan pensil saja, agar bisa dilihat dan dinikmati maka aku buat gambarnya lebih dipertegas lagi,” jelasnya.

 

Baca juga : KRONOLOGI. Tenggelamnya Tiga Orang di Irigasi Batang Alai HST, Berawal dari Sandal Jatuh

Pada saat itu tugasnya mengangkat tema lut, ditegaskannya bahwa aliran lut ini merupakan lukisan tubuh dalam bentuk telanjang.

“Dalam dunia seni itu diperbolehkan, malah diwajibkan,” tegasnya.

Lebih lanjut, dijelaskan Munir kenapa dirinya memilih Kota Banjarbaru di samping dirinya ingin bersilaturahmi. Dirinya juga menjelaskan bahwa di Kota Banjarmasin belum bisa menerima hasil karyanya.

“Dari kata Bang Ben di Kota Banjarmasin belum bisa menerima karakteristik karya, sehingga bergeser ke Kota Banjarbaru,” ujarnya.

 

Baca juga : Tiga Orang Tenggelam di Bendungan Batang Alai, BPBD Pakai Perahu Karet Cari Korban

Diterangkannya selain di Kota Banjarbaru dirinya akan melakukan pameran seni di Kota Samarinda pada bulan Desember mendatang dengan mengangkat tema ‘Kekerasan HAM’. Selain itu karyanya dari Munir ini sudah banyak terjun ke berbagai aksi masa di Yogyakarta.

Sementara itu, anggota Dewan Kesenian Kota Banjarbaru HE Benyamin atau sering dikenal Bang Ben mengatakan ada beberapa hasil karya Munir untuk masyarakat Kalsel “belum diterima”. Di Banjarbaru sendiri sangat terbuka ruangnya bagi para pelaku seni.

“Dapat kita baca bahwa ekspresionisme ini keluar dari tanggapan pribadi Munir, yang dimana kesan yang dia tangkap dapat dia tuangkan ke dalam karyanya,” jelas Bang Ben.

Dinilai Bang Ben bahwa lukisan karya Munir ini dari segi emosi dalam dirinya, dalam karyanya melakukan kerja aktivis serta kerja intelektual dalam bidang seni rupa.(Kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->