Connect with us

HEADLINE

Meluber Hingga ke Jembatan, Puncak Haul Datu Kelampayan Dipadati Jemaah

Diterbitkan

pada

Jemaah yang duduk di Jembatan Dalampagar mengikuti Haul Ke-217 Datu Kelampayan. Foto: Diskominfo banjar

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Puluhan ribu orang dari berbagai daerah berduyun-duyun menuju Desa Dalampagar Ulu, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kamis (26/4/2023) pagi.

Mereka berdatangan melalui jalur darat maupun sungai sejak subuh guna mengikuti puncak peringatan haul ke-217 Jaddina Maulana Syech Muhammad Arsyad Al Banjari digelar di Masjid Tuhfaturroghibin Desa Dalampagar Ulu.

Saat mengikuti rangkaian haul, jemaah meluber hingga memadati jalan desa, rumah warga, hingga di jembatan.

Cuaca panas tak dihiraukan, mereka tetap mengikuti rangkaian haul secara khidmat dari awal hingga kegiatan berakhir.

Tamu yang hadir di ruang induk Masjid Tuhfaturraghibin antara lain Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan wakilnya Habib Idrus Al Habsyie, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, mantan Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin, para tokoh ulama dan habaib, zuriat.

Baca juga: Lupa Arah Pulang, Petani Asal Pengaron Nginap di Hutan Hingga Ditemukan Warga

Pelaksanaan haul diawali lantunan Maulidurrasul, dilanjutkan pembacaan ayat ayat suci Alquran oleh Qori internasional asal Kalsel Muhammad Rizqon.

Manaqib Datu Kelampayan dibacakan salah satu zuriyat KH Majani.

Dikatakannya, Syech Muhammad Arsyad Al Banjari dilahirkan di Lokgabang, Astambul pada 15 Shafar 1122 H/19 Maret 1710 Masehi.

Almarhum merupakan ulama besar yang sangat berpengaruh dalam perkembangan islam di pulau Kalimantan.

Tokoh yang gigih dalam mempertahankan aliran ahlusunnah Wal jammaah, bermazhab fiqih imam Syafi’i serta merupakan Mufti Kesultanan Banjar dan penulis yang produktif.

Zuriat anak dan cucu beliau banyak sekali yang menjadi ulama besar yang semuanya teguh menganut madzhab Syafi’i.

“Di antaranya Mufti H Jamaluddin, tuan guru Abdurrahman Sidiq Mufti kerajaan Indragiri Sapat, tuan guru Zainal Ilmi serta KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani melalui ajaran tarekat Sammaniah masyhur di penjuru pulau Kalimantan,” ungkapnya.

Baca juga: 100 Peserta Ikuti Bimbingan Teknis Inovasi Daerah Kabupaten Banjar

Datu Kelampayan wafat pada Selasa 6 Syawal bertepatan 13 Oktober 1812 M. Dimakamkan di Desa Kelampayan tidak jauh dari makam orangtuanya, dan kurang lebih 7 Km dari tempatnya membangun pesantren.

Peringatan haul ditutup dengan pembacaan Surat Yasin, tahlil dan doa oleh pimpinan Madrasah Darussalam dan Tahfiz Ilmu Alqur’an Martapura KH Wildan Salman. (kanalkalimantan.com/diskominfobanjar/kk)

Reporter: kk
Editor: Dhani


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->