Kota Banjarbaru
Lika-liku Hotel Mengendus Prostitusi Online, Ini Gelagat ‘Tamu’ yang Dicurigai…

BANJARBARU, Polisi maupun Satpol PP Banjarbaru kerap kali melakukan penyamaran alias undercover untuk mengungkap bisnis prostitusi online yang saat ini marak. Mereka bersandiwara memesan atau istilahnya Boking Online (BO) PSK tersebut.
Kejadian selanjutnya sudah bisa ditebak. Petugas yang mendatangi kamar PSK itu tinggal, langsung melakukan penangkapan.
Namun, berbeda cerita dengan pihak hotel yang melakukan undercover. Hotel Roditha Banjarbaru dalam hal ini membentuk tim khusus yang dapat mengetahui PSK yang sedang menjajakan diri di tempatnya.
Front Office Manager Hotel Roditha Banjarbaru, Afriyani, mengatakan dibentuknya tim ini setelah banyaknya pengunjung yang mencurigakan sejak beberapa tahun belakangan. Ciri-ciri yang paling nampak, adanya beberapa pengunjung wanita yang menggunakan pakaian terbuka, bertato hingga wajah yang ditutupi masker.
“Dari CCTV terpantau kamar mereka ramai dan ada juga tamu laki-laki datang lalu keluar. Dari situ kita melek, bahwa disitu sedang terjadi prostitusi online,” katanya.
Berkaca dari peristiwa itu, pihak hotel lantas menggali informasi lebih mendalam dan diketahuilah aplikasi sosial media saat itu yang digunakan untuk berbisnis prostitusi online bernama BeeTalk. Namun seiring berjalannya waktu aplikasi tersebut telah ditinggalkan dan kini beralih ke aplikasi bernama MiChat.
Pun kedua aplikasi ini memang istimewa lantaran menyediakan fitur yang dapat menjangkau dan mengetahui orang-orang yang disekitar pemilik aplikasi.
Menariknya, di fitur ini secara gamblang ada beberapa wanita yang menawarkan untuk berjual diri dengan fasilitas penyediaan kamar. Tarifnya berkisar dari Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu sekali main.
Besaran tarif tersebut, ungkap Afriani, untuk menutup biaya kamar yang dipesan PSK karena biasanya satu PSK mendapati pelangganya tidak hanya satu orang. “Kalau tamu laki-lakinya ada dua orang, PSK tersebut sudah bisa menutup biaya kamar dan mendapat keuntungan lebih,” imbuhnya.
Afriani bersama timnya lantas menggunakan aplikasi sosial media tersebut untuk mengelabui para PSK. Berpura-pura menjadi lelaki hidung belang, pihak hotel awalnya mencocokan foto wanita terduga PSK yang terpanjang di aplikasi sosial media dengan data KTP yang diserahkan sebelum memesan kamar. Selanjutnya, pihak hotel melakukan pemesan terhadap PSK tersebut.
“Kita melakukannya secara hati-hati agar tidak salah sasaran. Kalau sudah pasti kita akan mendatangi kamar PSK tersebut dan kita akan suruh keluar. Kalau dia baru saja check in, uangnya akan dikembalikan,” jelasnya.
Tindakan tegas yang dilakulan pihak hotel Roditha kini sudah membuat jera para PSK online. Bahkan sejak beberapa bulan terakhir prostitusi online kini sudah tidak terpapar lagi di hotel berbintang di kota Banjarbaru ini.(Rico)
Editor : Chell

-
DPRD KAPUAS3 hari yang lalu
DPRD Kapuas Terima Raperda Usulan Pemekaran Dua Kecamatan Baru
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Logistik PSU Didistribusikan, Pj Wali Kota: Jaga Situasi Aman dan Damai
-
Kabupaten Kapuas3 hari yang lalu
Pemkab Kapuas Ajukan Raperda Pemekaran Wilayah, Ini Penjelasan Bupati Wiyatno
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Paslon vs Kotak Kosong, Kotak Kosong Menang Ada Pilkada Ulang
-
Bisnis2 hari yang lalu
Kelapa Mahal, Ekspor ke Luar Negeri Lebih Hasilkan Cuan
-
DPRD KAPUAS3 hari yang lalu
DPRD Kapuas Sampaikan Rekomendasi atas LKPj Bupati Kapuas