Connect with us

Kota Banjarmasin

Kembang Barenteng Naik Tiga Kali Lipat Jelang Hari Raya

Diterbitkan

pada

Salah satu lapak penjual kembang yang ada di Jalan Ujung Murung, Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin menjelang Hari Raya Idulfitri. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Menjadi tradisi masyarakat saat bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri ziarah ke kubur keluarga sekadar berkunjung dan mengirim doa.

Salah satu pelengkap ziarah kubur yaitu kembang untuk ditabur atau diletakan pada nisan kubur keluarga yang meninggal.

Tradisi itu menjadi nilai ekonomi bagi sebagian warga Banjarmasin mencari rezeki dengan menjual aneka macam kembang.

Lapak penjualan kembang barenteng menjelang lebaran Hari Raya Idulfitri di sepanjang Jalan Ujung Murung, Kecamatan Banjarmasin Tengah, semakin menjamur.

Baca juga: Ramai Penumpang Mudik di Terminal Gambut Barakat

Pantauan Kanalkalimantan.com Senin (8/4/2024) siang, lebih dari 10 lapak penjual kembang barenteng dadakan berdiri di pinggir jalan bantaran aliaran Sungai Martapura itu.

Aroma kembang melati dan kenanga tercium sangat kuat oleh setiap pengendara yang melewati Jalan Ujung Murung.

Jenis kembang yang dijual pun berbagai macam, mulai dari melati, kembang kenanga, kembang tunjuk hingga daun pandan yang dicampur dalam satu wadah atau dibuat berenteng.

Baca juga: Hadiri Buka Puasa Bersama, Anggota DPRD Kapuas Beri Apresiasi

Salah satu penjual kembang barenteng di Jalan Ujung Murung, Ida mengaku selama bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri banyak warga yang membeli kembang di lapaknya.

Ada yang dipakai untuk ziarah kubur, keperluan mandi, atau untuk acara keagamaan. Sementara menjelang Hari Raya Idulfitri saat ini kembang banyak dicari untuk ziarah kubur.

“Saat ini sudah lumayan ramai, kemungkinan besok sehari sebelum hari raya yang banyak pembelianya,” kata ibu Ida -biasa pedagang kembang itu disapa-.

Baca juga: KH Syaifudin Zuhri Dimakamkan di Dalam Pagar Martapura, Kampung Halaman Lahir dan Dibesarkan

Kembang barenteng yang ia jual diakui Ida tidak ditanam sendiri, melainkan membelinya dari penyuplai ke petani kembang yang ada di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.

“Kalau yang saya jual ini kembangnya dari Martapura, karena di sana banyak tanamannya,” sebutnya.

Lanjut Ida, seperti biasa saat moment tertentu seperti menjelang lebaran harga kembang menurutnya selalu naik. Dia memberikan contoh untuk 10 bilah kembang barenteng dijualnya Rp15 ribu.

Sementara untuk satu renteng dengan isi 40 bilah kembang dijualnya mualai dari harga Rp50 ribu sampai Rp60 ribu.

Sehingga jika dihitung untuk satu bilah kembang yang berisi melati, kembang tunjuk, pandan dan kenangan harganya lebih dari Rp1 ribu.

Baca juga: PLN Siapkan Layanan Keandalan Listrik Masa Lebaran 2024

“Wayah handak hari raya ini kembang naik sudah dari sananya (distributor, red), biasa kami menjual serenteng itu Rp20 ribu aja, wahini bisa sampai Rp60 ribu untuk 40 bilah kembang,” aku Ida.

Selain kambang barenteng, di lapak kecilnya itu juga menjual kembang tabur yang harganya lebih murah.

“Satu plastik (kembang tabur) itu harganya Rp10 ribu, soalnya banyak daun pandannya jadi murah,” kata ibu Ida.

Perempuan yang tinggal tidak jauh dari Pasar Ujung Murung ini mengaku sudah cukup lama berjualan kembang, namun lebih intens berjualan saat momen tertentu seperti lebaran dan saat hari keagamaan lainnya.

Baca juga: Ikiawan Bersama DWP Sekretariat DPRD Kapuas Berbagi Takjil dan Sembako

Kembang yang ada dilapaknya itu hanya bertahan maksimal 2 hari. Sehingga seperti hari biasa jika tidak laku maka tak jarang kembangnya itu harus dibuang tanpa mendapat untung.

“Hari biasa ada aja pembelinya, tapi kada sebanyak puasa, jelang hari raya, atau saat bulan maulid,” pungkasnya. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter: rizki
Editor: bie


iklan

Komentar

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->