Connect with us

HEADLINE

Guru Danau Wafat, Kalsel Kehilangan Sosok Ulama Kharismatik

Diterbitkan

pada

KH Asmuni atau Guru Danau berpulang ke rahmatullah, Jum'at (2/2/2024) sore. Foto: ist

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI – Kabar duka datang dari Danau Panggang Kecamatan Danau Panggang Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), KH Asmuni atau dikenal Guru Danau wafat berpulang ke rahmatullah.

Ulama kharismatik asal Kabupaten HSU itu dikabarkan menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (2/2/2024) sore, sekitar pukul 16.30 Wita, di kediaman beliau Desa Danau Panggang, HSU.

“Ass. inalillahiwainailaihi rajiuun, telah berpulang ke rahmatullah Kai H Asmuni, atau Abah Guru Danau bada asar tadi, habar ini dari ading di Danau Panggang, belum ada info kapan dimakamkan mohon doa dan surah Al Fatihah an H Asmuni bin H Sani wassalam,” bunyi pesan yang tersebar di sejumlah WhatsApp grup, Jumat (2/1/2024) petang.

Baca juga: Ustadz Maulana Hadiri Peringatan Isra Mikraj dan Milad ke-3 Armus Kapuas

Wafat di Usia 69 Tahun

Sosok ulama kharismatik di Kalsel ini diketahui rutin semasa hidup mengisi pengajian mengasuh majelis yang tersebar di berbagai daerah di Kalsel. Pengajiannya pun selalu dipenuhi jemaah.

Salah satu pengajian Guru Danau yang telah lama berdiri yaitu di Mabuun, Kabupaten Tabalong. Abah Guru Danau dikenal dengan suaranya yang teduh saat mengisi ceramah.

Kabar wafatnya ulama asal Kabupaten HSU itu pun telah tersiar ke seluruh masyarakat Kalsel. Hal itu diketahui dari linamasa media sosial dan status WhatsApp yang dipenuhi postingan kabar meninggalnya Abah Guru Danau.

Baca juga: Transformasi Energi Kelistrikan Kalimantan, PLN Hadirkan Dua Unit Pelaksana Baru di Kalbar

Hingga saat ini, belum diketahui kapan dan dimana jasad Abah Guru Danau akan dimakamkan.

Nama “Danau” yang dilekatkan pada KH Asmuni sebenarnya merupakan nama singkat dari tempat kelahiran dan tempat tinggal Abah Guru Danau yakni Desa Danau Panggang. Ya, Danau Panggang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten HSU yang terletak sekitar 24 km dari kota Amuntai -ibu kota HSU-.

Guru Danau dilahirkan pada tahun 50-an di Danau Panggang. Ada yang menulis tahun 1951, tahun 1955, dan adapula yang menulis 1957 sebagai tahun kelahiran. Ayah beliau bernama Haji Masuni dan ibunya bernama Hajjah Masjubah. Abah Guru Danau merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara. Ayahnya berasal dari daerah Danau Panggang sedang ibunya berasal dari daerah Marabahan yang bermukim ke Danau Panggang.

Baca juga: Ayah ‘Gauli’ Anak Kandung di Banjarmasin, SR Terancam 15 Tahun Penjara

Guru Danau hidup di lingkungan keluarga yang sederhana dan taat beragama. Orangtua beliau dahulu bekerja sebagai buruh kapal atau buruh angkut dengan pendapatan yang pas-pasan. Pendapatan yang pas-pasan itu tidak menghalangi semangat orangtuanya untuk membiayai pendidikan anaknya.

Sejak Kecil Ngaji di Pesantren, Dididik Ulama-Ulama Besar

Guru Danau menempuh pendidikan tingkat dasar di Madrasah Ibtidaiyah di lingkungan Pondok Pesantren Mu’alimin Danau Panggang dan Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Mu’alimin Danau Panggang.

Setelah itu beliau meneruskan ke tingkat atas (aliyah/ulya) di Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kabupaten Banjar. Selama menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Guru Danau juga mengaji menuntu ilmu agam dengan sejumlah ulama dan tuan guru di Kota Martapura. Diantara guru beliau adalah Tuan Guru Semman Mulya, Al’Alimul Al’allamah Al Arif Billah Sykeh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul.

Setelah tamat di Pondok Pesantren Darussalam, Guru Danau sempat pulang ke kampung halamannya. Tidak lama kemudian, pada tahun 1978, atas anjuran Abah Guru Sekumpul, Guru Danau menuntut ilmu ke Pondok Pesantren Datuk Kalampaian Bangil di Jawa Timur. Di Bangil lah, Guru Danau dibimbing dan diajari khusus oleh ulama Tanah Banjar keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, yaitu KH Muhammad Syarwani Abdan atau kerab disapa Guru Bangil. Dengan ulama besar ini, Guru Danau mendapat bimbingan spiritual (suluk) dan belajar secara khusus dengan Guru Bangil dalam waktu tertentu.

Semasa hidup, setelah mengasuh pengajian dan pesantren sendiri, secara rutin Guru Danau tetap mengikuti pengajian Abah Guru Sekumpul di Martapura, baik ketika masih di Keraton, Martapura, Langgar Darul Aman maupun setelah pindah ke Sekumpul, Langgar Ar Raudhah.

Guru Danau terus mengikuti pengajian Guru Sekumpul sampai Sang Maha Guru wafat pada tahun 2005. Akhirnya, Jumat 21 Rajab 1445 Hijriyah, Abah Guru Danau wafat pulang ke Rahmatullah, Allahummagfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter : rizki

Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->