Connect with us

HEADLINE

Gokil dan Berhasil! Anak SMP Kanaan Banjarmasin Berhasil Bikin Krim Anti Jerawat dari Eceng Gondok

Diterbitkan

pada

Marvello Sunny Wijaya, Alfanno Husodo dan Giselle Laylin, tiga pelajar SMP Kristen Kanaan Kota Banjarmasin yang menciptakan produk K-Skin. Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dunia skincare masa depan kembali dimunculkan dengan penemuan sebuah krim anti jerawat dari ekstrak daun eceng gondok. Produk ini bernamakan K-Skin.

Penemuan produk skincare ini datang dari siswa siswi SMP Kristen Kanaan Kota Banjarmasin yang sukses menembus babak final di ajang Kihajar STEM 2022.

Mereka adalah Marvello Sunny Wijaya dan Alfanno Husodo yang sedang duduk di bangku kelas 8 SMP, serta Giselle Laylin siswi kelas 9 SMP Kristen Kanaan Kota Banjarmasin.

Marvello bersama rekan setimnya mengikuti program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI Kihajar STEM 2022 ini, diharuskan menciptakan sebuah produk dari tema-tema yang diberikan. Mereka pun mengambil tema tentang pencemaran alam.

 

Krim anti jerawat yang terbuat dari ekstrak daun eceng gondok. Foto: wanda

Baca juga : Rombongan Wartawan dan Diskominfo Banjarbaru Kunjungi Dewan Pers 

Setelah melakukan riset selama kurang lebih dua pekan, mereka menemukan dua masalah, dimana banyaknya tumbuhan eceng gondok di sungai-sungai kecil Kota Banjarmasin yang menyebabkan ekosistem sungai terganggu.

“Yang kedua kita melihat memang semenjak pandemi itu masyarakat digemparkan dengan masalah jerawat. Jadi penasaran nih mungkin kah dari eceng gondok ini diciptakan sebuah produk, dan menyelesaikan dua masalah sekaligus,” ujar Marvello bersama Alvanno dan Aylin saat diwawancarai Kanalkalimantan.com, Kamis (10/11/2022).

Ide tersebut sambung Marvello, tidak serta merta didapatkan begitu saja, namun Marvello dan kawanannya kembali melalukan penelitian dari berbagai literatur. Mereka pun mendapatkan ilmu tentang pembuatan sebuah finishing cream di sebuah literatur kefarmasian.

Dari penemuan tersebut mereka terus melakukan penelitian hingga menemukan sebuah metode pengekstrakan daun eceng gondok yaitu infusa atau infundasi.

Baca juga  : Mardani Maming Didakwa Terima Suap Pengalihan Izin Usaha Pertambangan Rp 118 Miliar

Menurutnya metode itu adalah cara paling simpel dan mudah dilakukan dalam mengekstrak berbagai jenis tumbuhan, salah satunya dedaunan yang kerap dianggap gulma tumbuh di rawa dan sungai.

“Metode itu kita pelajari dengan mudah dan tidak repot, serta tidak perlu waktu yang lama, pengekstrakannya pun dilakukan dari 5-7 hari, dimana keesokan harinya kita lakukan formulasi, hingga jadi sebuah krim dilakukan selama kurang lebih 8 jam kita berada di laboratorium,” jelasnya.

Dalam tahap formulasi, ekstrak daun eceng gondok itu mereka campur dengan basis cream yang juga kerap digunakan dalam dunia kosmetik yaitu terbuat dari minyak dalam air.

Meraka turut melakukan survei kepada siswa-siswi tentang penggunaan krim dalam produk kulit. Alhasil mereka mendapatkan kesimpulan krim tersebut lebih banyak diminati lantaran mudah menyerap kekulit dan lebih fleksibel

“Untuk testernya, saya sendiri yang mengalami masalah jerawat, awalnya gak berekspetasi tinggi ya, tapi setelah 7 hari dipakai saat pagi sebelum pergi ke sekolah dan sore setelah cuci muka, dan hasil yang didapakan jerawat itu cukup memudar, gak nyangka juga berhasil dan efekti,” ungkap Giselle Laylin, ketua tim yang menjadi tester produk krim anti jerawat tersebut.

Baca juga  : Catat Tanggalnya, Lelang Amal Fashion Show di Mess L Banjarbaru, Tampilkan Outfit NYFW 2022

Untuk biaya, dijelaskan Marvello, tim ya sudah melakukan perhitungan secara keseluruhan dan ditemukan harga yang tergolong murah dari produk skincare lainnya. Yakni dengan total Rp 25.745 untuk satu kemasan krim tersebut.

Tentu tujuan lain dari produk K-skin ini diharapkan tim mereka menjadi rancangan yang bisa dijadikan wirausaha masyarakat.

“Di samping formulanya yang murah dengan bahan aktif yang banyak ditemukan, tentu ini bisa menjadi modal masyarakat dalam berwirausaha, tapi tentu masih perlu dites ke BPOM untuk mempublikasikan produk ini betul-betul sah dan aman,” jelas Marvello.

Marvello Sunny Wijaya beserta rekan setimnya pun berencana akan mempatenkan produk kecantikan mereka di BPOM dan menguji ketahanan produk, hingga efek-efek samping yang ditimbulkan sehingga layak digunakan.

Baca juga  : HSS Belum Tergeser dari Puncak Klasemen Sementara Porprov XI Kalsel

“Dari situ kita harapkan dapat menjadi suatu gagasan atau ide bagi wirausahawan untuk dunia kosmetik masa depan,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, Kihajar STEM merupakan wadah eksplorasi untuk peserta didik pada satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK untuk berfikir kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dalam mengembangkan project berbasis STEM melalui pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.(Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->