Connect with us

Pertanian

Gagal Panen Diganti Rp 6 Juta Per Hektare, Tapi Petani Malah Kurang Minat

Diterbitkan

pada

Minat petani pada asuransi usaha tanam padi masih rendah. Foto: Rudiyanto

MARTAPURA, Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mestinya menjadi solusi meminimalisir dampak kerugian gagal panen petani. Namun tampaknya jaminan pertanggungan kerugian tanaman padi ini tak begitu populer di kalangan petani, atau bahkan tak diminati. Bagaimana bisa?

Faktanya, dibanding luas lahan persawahan yang ada di Kabupaten Banjar, hanya sedikit yang diasuransikan petani. Menurut M Fachry, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Banjar, luas lahan pertanian di Kabupaten Banjar mencapai 69 ribu hektare lebih. Namun dari total luas lahan itu, hanya 1.222,25 hektare yang terdaftar AUTP untuk masa tanam April-September (Apsep) 2017.

“Keikutsertaan petani dalam AUTP di Kabupaten Banjar memang masih kecil. Karena itu, kami terus bersosialisasi kepada para petani mengingat AUTP sangat membantu para petani meminimalisir risiko kerugian gagal panen,” kata M Fachry, Rabu (18/10).

Meski begitu, menurut Fachry, keikutsertaan petani dalam AUTP mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Pada musim tanam Apsep 2016 misalnya, luas lahan yang dijamin AUTP sebanyak 708,47 hektare.

Angka itu meningkat dibanding masa tanam Oktober-Maret 2015/2016 yang hanya 161,60 hektare.

“Tahun 2015 dan 2016 petani yang ikut AUTP hanya di dua kecamatan, tapi di Apsep 2017, peserta AUTP berasal dari tujuh kecamatan,” katanya.

Ditilik dari total klaim yang diajukan petani, lanjutnya, dapat juga dimaknai, panen padi tahun ini bagus. Karena dari, 1.222,25 hektare, klaim yang diajukan hanya 2 hektare dengan total ganti rugi Rp6 juta per hektare.

Rendahnya minat petani mengasuransikan tanaman padinya tak hanya di Kabupaten Banjar, sejumlah daerah bahkan lebih rendah keikutsertaannya dalam AUTP. Data pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, realisasi AUTP pada masa tanam Apsep 2016 1.868,09 dari target yang dipatok seluas 35 ribu haktare. Atau hanya terealisasi sebesar 5,34 persen. Merosot dari dibanding realisasi masa tanam Okmar yang sebesar 7,43 persen.

Rendahnya realisasi AUTP dari target yang dipatok di dua masa tanam menurut Masliyana, Kepala Seksi (Kasi) Pembiayaan dan Investasi pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura provinsi Kalsel, disebabkan beberapa faktor. Diantaranya; petani dan petugas lapang masih ada yang belum memahami manfaat AUTP,  Dinas Tanaman pangan di tingkat kabupaten belum optimal melakukan pendataan dan sosialiasi, dan belum tersedianya kegiatan AUTP.


Laman: 1 2

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->