Connect with us

Kabupaten Banjar

Djagen, Jamu Sirup Berkhasiat Inovasi Tim Pengabdian Kimia FMIPA ULM

Diterbitkan

pada

Tim Pengabdian Masyarakat ULM saat melakukan pendampingan para pengrajin jamu gendong tradisional di Komplek Perumahan Seribu, Sungai Sipai, Martapura. Foto: ist

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU- Imej jamu sebagai minuman kesehatan tradisional yang hanya pas untuk orang tua, nampaknya perlu dikoreksi. Kehadiran Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang diketuai dosen Kimia FMIPA ULM, yaitu Noer Komari S.Si, M.Kes dan anggota Rahmat Eko Sanjaya S.Pd, M.Si dan dibantu oleh empat mahasiswa, berhasil mengubah jamu dari berbagai aspek!

Tak hanya soal rasa yang lebih nyaman di lidah generasi Z, tapi terkait manajemen produksi hingga tampilan pun dipermak agar lebih menarik. Proyek ini mereka lakukan terhadap para perajin jamu gendong di Komplek Perumahan Seribu, Sungai Sipai, Martapura, Kabupaten Banjar.

“Pengembangan jamu digendong dilakukan agar masyarakat lebih menyukai minuman sehat ini serta dapat meningkatkan penghasilan perajin jamu gendong tersebut,” kata Noer Komari.
Dijelaskan Noer Komari, permasalahan pada perajin jamu gendong yang diperbaiki mulai proses produksi, manajemen keuangan, pemasaran dan penanganan limbah jamu.

Baca juga: Tarian Nusantara Pelajar SDN Jawa 5 di Panggung HAN 2023

“Proses pembuatan jamu perlu ada inovasi, misalnya dalam bentuk variasi rasa dan cara penyajiannya. Proses produksi ditingkatkan dengan mengganti penggunaan alat manual. Begitu juga soal pemasaran produk juga sangat terbatas di lingkungan rumah dan sekitar pasar. Pemodalan juga menjadi kendala, karena seringkali bercampur dengan kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

Hal lain yang menjadi sorotan, kata Noer Komari, adalah masalah limbah produksi yang belum dimanfaatkan dan hanya sekedar dibuang sebagai sampah.

“Permasalahan ini menjadi suatu tantangan yang perlu dicermati dan diperbaiki oleh tim pelaksana pengabdian,” tegasnya.

Baca juga: Festival Anggrek Seribu Sungai 2023 di Kampung Ketupat Banjarmasin

Dengan memperhatikan permasalahan tersebut, tujuan dari program ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas dan kuantitas proses produksi dengan perbaikan peralatan dan variasi produk jamu yang dihasilkan.

“Kegiatan pengabdian ini menghasilkan produk inovasi jamu sirup yang diberi nama ‘Djagen’ dengan 16 macam variasi jamu seperti: Kunyit Asam, Temu Kunci, Kunyit Temulawak, Beras Kencur, Telang, Sereh Jahe, Rosella, Temulawak Rempah, Sambiloto, Kudu Laos, Wedang Jahe, Wedang Pokak, Mengkudu Kunyit, Sinom, Kunyit Sirsam, dan Gejah. Produk inovasi jamu sirup yang dihasilkan ini tentunya memiliki khasiat bagi kesehatan yang beragam pula,” jelasnya.

Baca juga: Sekolah Kebangsaan Mafindo Banjarmasin Bekali Pemilih Pemula Penginderaan Hoaks Pemilu 2024

Inovasi jamu sirup Djagen ini dapat diminum secara langsung atau bisa juga dinikmati dalam keadaan dingin agar menambah cita rasa segar saat diminum. Tak hanya itu, produk jamu sirup ini dikemas dengan kemasan yang modern dan kekinian untuk menarik minat konsumen.

“Inovasi jamu sirup ini dapat bertahan sekitar 3-4 hari dalam lemari es. Jika lebih dari itu, maka sudah tidak bisa dikonsumsi lagi, karena jamu ini hanya menggunakan bahan alami tanpa bahan pengawet,” terang Noer Komari.

Selain menghasilkan inovasi jamu sirup, kegiatan pengabdian ini juga memberikan pelatihan kepada penjual jamu tersebut untuk mengolah limbah hasil produksi jamu untuk dijadikan pupuk organik cair yang nantinya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Salah satu bentuk dari pengelolaan dan pemanfaatan limbah tersebut menjadi sesuatu yang berguna.(Kanalkalimantan.com/kk)

Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->