Connect with us

INTERNASIONAL

600 Polisi Myanmar Membelot Melawan Junta Militer: Kami Bersama Rakyat

Diterbitkan

pada

Seorang suster di Myanmar berlutut di depan polisi memohon untuk tidak tembak warga.[Twitter]

KANALKALIMANTAN.COM, NAYPYIDAW (MYANMAR) – Lebih dari 600 polisi berbalik arah menjadi menolak kudeta junta militer, dan ikut bersama warga melakukan demonstrasi umum sejak 1 Februari 2021.

Menyadur The Irrawaddy, Sabtu (6/3/2021) jumlah polisi yang mengundurkan diri dari institusi meningkat tajam, sejak junta militer memerintahkan menembak mati para demonstran, akhir Februari.

Anggota dari Departemen Investigasi Kriminal, Satuan Khusus, Polisi Keamanan Turis, Polisi Keamanan dan balai pelatihan telah meninggalkan tugas mereka untuk melawan rezim militer, menurut seorang petugas di Naypyitaw.

Ada lebih dari 500 polisi yang berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil (CDM) pada hari Kamis (4/3).

Sementara 100 lainnya bergabung dengan gerakan massa demokratis pada hari Jumat (5/3). Petugas itu mengatakan tidak ada protes polisi yang dilaporkan di Negara Bagian Rakhine.

Petugas tersebut mengungkapkan jika partisipasi Mayor Satuan Khusus Tin Min Tun dalam CDM berdampak besar di lingkungan polisi.

“Saya tidak lagi ingin mengabdi di bawah rezim militer. Saya telah bergabung dengan pegawai negeri yang berpartisipasi dalam CDM.” tulis Mayor Tin Min Tun di akun Facebooknya.

Dia mengungkapkan rasa hormat kepada kaum muda pengunjuk rasa memimpin gerakan melawan rezim militer, yang menahan pemimpin mereka yakni Aung San Suu Kyi.

Seorang perwira senior, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada The Irrawaddy, “Masih belum ada perintah untuk mengambil tindakan terhadap polisi yang telah bergabung dengan CDM.”

Ia melanjutkan, “Para komandan hanya meminta untuk membawa mereka kembali, membujuk mereka kembali bertugas dan menyelesaikan masalah.”

Namun, tidak ada petugas yang bergabung dengan CDM mau kembali bekerja. Tak pula ada polisi yang ditahan karena membelot.

Seorang polisi di Yangon, yang bergabung dengan CDM, berkata, “Saya tidak tahan melihat banyak orang mengalami masalah sehingga beberapa orang bisa makmur.”

“Saya tahu biji wijen tidak bisa membuat minyak, tapi saya memilih untuk pergi, berkata pada diri sendiri bahwa mereka setidaknya akan kehilangan seorang petugas untuk menekan pengunjuk rasa jika saya berhenti,” ujarnya.

Polisi yang berpartisipasi dalam CDM mengatakan, mereka hanya akan menerima pemerintahan sipil terpilih.

Mayoritas petugas yang telah bergabung dengan CDM mengajukan pengunduran diri. Sementara beberapa hanya memberi tahu atasan, bahwa mereka bergabung dengan gerakan itu, kata seorang petugas di Naypyidaw.

Dalam sejumlah surat pengunduran diri, para polisi menuliskan mereka tidak memiliki keinginan melaksanakan perintah dewan militer, dan mengundurkan diri untuk berdiri bersama rakyat.

Reuters melaporkan pada hari Kamis bahwa setidaknya 19 petugas telah melarikan diri ke Mizoram , India melalui Negara Bagian Chin dan meminta suaka politik.

Beberapa petugas yang melarikan diri memiliki pengalaman bertahun-tahun dan telah memenangkan penghargaan kinerja yang luar biasa.(suara)

 

Editor: Suara


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->