Connect with us

HEADLINE

320 Hektare Lahan Pertanian di Kabupaten Banjar Alami Kekeringan

Diterbitkan

pada

Petani di Kabupaten Banjar mengalami kekeringan Foto : net

MARTAPURA, Sebanyak 320 hektare lahan pertanian di Kabupaten Banjar mengalami kekeringan pada puncak musim kemarau bulan ini. Kondisi tersebut dikhawatirkan menyebabkan gagal panen yang menyebabkan target produksi padi menurun dan merugikan petani.

Kepala Balai Penyuluh Pertanian di Kecamatan Martapura Barat, Nudin mengatakan, tanaman padi yang terancam kekeringan mencapai 320 hektare yang tersebar di 5 desa. Yakni Desa Sungai Batang, Sungai Batang Ilir, Sungai Rangas Ulu, Hambuku dan Penggalaman. Rata-rata, umur tanaman padi di lokasi tersebut baru mencapai 1 minggu atau dua bulan.

Seorang petani di Desa Sungai Batang Ilir, Zamroni mengatakan, sangat membutuhkan air untuk menghidupi tanamannya. Terutama dari aliran irigasi Riam Kanan yang selama ini menjadi andalan petani jika menghadapi masa seperti ini.

Harapan sama disampaikan Camat Martapura Barat, M Rabani agar air irigasi bisa disalurkan ke sawah masyarakat. Sehingga tanaman padi bisa berkembang dengan baik dan berhasil sampai panen. “Harapannya agar tanaman padi masyarakat bisa diselamatkan dari kekeringan,” ujarnya.

Terkait kondisi ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura Kabupaten Banjar, Muhammad Fachry, menyarankan  untuk menggunakan pompa air. Terutama di kawasan Desa Keramat Lama,  Martapura Timur mengingat kawasan tersebut sebagian masih mencoba menanam padi.

Diakui Fachry memang ada keterlambatan tanam oleh sebagian petani di kawasan tersebut. Hal itu dikarenakan kondisi lahan yang merupakan rawa. Sehingga petani pun harus menyesuaikan kondisi air ketika hendak menanam. Terutama menunggu air surut.

“Mereka lambat tanam padi karena lahan di sana merupakan rawa. Karena itu tanahnya pun menunggu air surut ternyata airnya lambat surut. Setelah surut mereka kemudian menanam. Namun keburu musim kemarau,” jelas Fachry.

Ia pun menjelaskan, apabila petani membutuhkan pompa air untuk menangani masalah kekeringan, maka pihaknya siap meminjamkan.  Tentunya catatan penting bagi Fachry, pada tempat tersebut harus ada sumber.  Selain itu pada lahan yang sudah terlanjur kering, ia pun mengarahkan petani untuk menanam sayuran. Karena menurutnya ketika menanam sayur tidak dibutuhkan lahan terlalu luas.

Di sisi lain, Dinas PUPR Kalsel bersama Dinas PUPR Banjar telah upayakan berbagai cara. Di antaranya distribusi air irigasi Riam Kanan agar dapat mengalir hingga ke areal persawahan untuk mencegah kekeringan.

Plt Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar mengatakan, air irigasi Riam Kanan saat ini digunakan oleh banyak pengguna air yaitu petani sawah, petambak ikan, dan PDAM. “Maka perlu perhatian dan kebijaksanaan semua pihak dalam pemanfaatan air irigasi, agar para pengguna air khususnya petani padi juga mendapatkan suplai air irigasi,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Para pihak terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan daerah Irigasi Riam Kanan tersebut antara lain, Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, Pemprov Kalsel dan Pemkab Banjar, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi dan Kabupaten, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, Dinas Perikanan Provinsi dan Kabupaten, PDAM Intan Martapura, masyarakat petani sawah, serta masyarakat petambak ikan.

Untuk mendukung hal-hal tersebut, telah dilaksanakan rapat koordinasi yang bertempat di Dinas PUPR Kabupatan Banjar pada Jumat (27/7) lalu. Pada pertemuan disepakati pelaksanaan pemeliharaan saluran primer dimajukan menjadi 31 Juli dari jadwal 6 Agustus 2018.

Adapun Kesiapan Dinas Pertanian Kabupaten Banjar untuk memfasilitasi pendampingan  tersebut dilaksanakan dari TNI guna menjaga ketersediaan air di saluran primer selama pembersihan berlangsung. “Demi kelancaran kegiatan pemeliharaan rutin pembersihan yang akan dilaksanakan, sangat diperlukan dukungan dan kebijaksanaan semua pihak yang terlibat. Hal ini agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan maksimal sehingga debit air pada saluran irigasi dapat mengalir sampai ke areal persawahan masyarakat,” katanya.

Roy menjelaskan, pada tahun anggaran 2019 melalui dana APBN Balai Wilayah Sungai Kalimantan II akan melakukan kegiatan rehabilitasi Daerah Irigasi Riam Kanan. Dengan dilaksanakannya kegiatan rehabilitasi tersebut diharapkan dapat mengurangi konflik pemanfaatan air irigasi Riam Kanan, baik oleh PDAM, pertanian dan perikanan.(rendy)

Reporter : Rendy
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->