Connect with us

Kanal

Warga Binaaan Jadi Pragawati Dadakan di Harjad LP Perempuan Kelas IIA Martapura

Diterbitkan

pada

Berbagai kegiatan dilangsungkan serangkaian harjad LP Perempuan Kelas II A Martapura Foto: hendera

MARTAPURA, Puncak Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-54 dan Hari Jadi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Martapura diperingati dengan serangkaian acara di LP Perempuan, Jl Pintu Air, Kelurahan Tanjung Rema Darat, Martapura, Rabu (9/5). Mulai dari pemusnahan ratusan handphone sitaan, hingga berbagai lomba dan hiburan. Kegiatan ini sekaligus menjadi hiburan bagi 390 warga binaan yang mendiami LP.

Para napi perempuan juga terlibat menampilkan paduan suara dengan menyanyikan lagu Kartini, pada acara tersebut. Sebab, kegiatan itu juga dirangkaikan dengan peringatan Hari Kartini, meski telah lewat beberapa waktu lalu. Nampak seorang napi di belakang trali besi mengucurkan air mata saat mendengar lagu itu.

Kemeriahan acara mulai memuncak setelah sesi fashion show kebaya kreasi dan kreasi daur ulang yang diperagakan sejumlah napi perempuan. Mereka bergaya tak kalah dengan peragawati profesional berlenggok di atas catwalk. Masih tambah sorak dan yelyel oleh teman satu blok peserta menjadi semua membaur antara petugas, tamu, dan Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura.

Asisten 1 Kabupaten Banjar Drs Zainudin, yang mewakili Bupati Banjar H Khalilurrahman, mengatakan, Lembaga Pemasyarakatan merupakan salah satu elemen pelaksanaan ketertiban wilayah yang berfungsi sebagai rumah tahanan. Selain itu, juga berfungsi untuk memberikan motivasi dan penyadaran guna memulai kehidupan lebih baik dengan taat hukum dan ketertiban khususnya di wilayah Kabupaten Banjar.

Mengutip penyampaian pidato oleh Menteri Hukum dan Hak Asaai Manusia (Menkumham) RI Yasonna Laoly pada Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-54, bahwa dalam waktu dekat akan diterapkan pelayanan warga binaan dengan berbasis IT. Harapannya, sistem ini dapat membantu memudahkan pelayanan terhadap warga binaan yang di antaranya tentang pemberian remisi, asimilasi, cuti mengunjungi keluarga, pembebasan bersyarat dan cuti menjelang bebas.

“Sebagai mana yang diungkapkan Bapak Menkumham tersebut, pada dasarnya kami Pemerintah Daerah menyetujui hal tersebut, serta mendukung penuh upaya yang akan di lakukan,” tegasnya

Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Martapura Yunengsih menjelaskan, lembaga pemasyarakatan perempuan dan rutan perempuan dibentuk berdasarkan SK Menteri Hukum dan HAM menjadi UPT sendiri di Kalimantan Selatan sejak tanggal 3 Mei 2017. Ketika itu, jumlah personil baru 24 orang ditambah pada januari 2018 mendapat tambahan CPNS sebanyak 62 orang terdiri dari 50 CPNS perempuan dan 12 CPNS laki-laki. Sehingga jumlah petugas di lembaga pemasyarakatan sampai saat ini 87 orang.

Sedangkan jumlah warga binaan, saat ini 390 orang terdiri dari narapidana 267 orang dan tahanan sebanyak 23 orang. “Dengan usia lapas perempuan Martapura yang pertama atau yang satu tahun, kami sudah banyak mengukir prestasi terutama di bidang-bidang tertentu, hasil kerja sama dengan perdagangan, perindustrian, dinas sosial, dan Kemenag. Kita ikut IFA FES festival di Jakarta, juga ikut pameran produk unggulan narapidana se-Indonesia. Jadi sudah banyak hal-hal yang bisa kita buat terutama pembinaan warga binaan kepemasyarakatannya dari mulai pembinaan mental maupun pembinaan keterampilan,” jelasnya.

Seiring bertambahnya petugas, Yunengsih berharap bisa menciptakan situasi dan kondisi lebih kondusif. Termasuk pencegahan masuknya narkoba ke dalam lapas yang berkat dedikasi dari CPNS yang bekerja dengan sungguh-sungguh. “Kita mengapresiasi totalitas kerja semua petugas di sini,” ungkapnya. (hendera)

Reporter: Hendera
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->