Connect with us

RELIGI

Ulama Panutan Ini Jaga Anak-anaknya Mengaji dan Terus Mengaji


Wasiat Kepada Guru Khalil : “Kamu harus jadi orang yang bermanfaat bagi orang lain,”


Diterbitkan

pada

HAUL KE-33, Peringatan Haul ke-33 Al’Alimul Allamah KH Salim Ma’ruf di kubah Desa Pakauman Dalam, Kecamatan Martapura Timur. Foto : emroni

MARTAPURA, Pembacaan syair Maulid Habsyi berkumandang menandai peringatan Haul ke 33 Al’Alimul Allamah KH Salim Ma’ruf di desa Pekauman Dalam Kecamatan Martapura Timur, Senin (20/11) malam.

Peringatan haul kali ini dipimpin Bupati Banjar KH Khalilurrahman salah satu anak dari Al ‘Alimul Allamah KH Salim Ma’ruf. Meski di bawah gerimis hujan pelaksanaan peringatan haul yang dihadiri ribuan jamaah tetap berlangsung khusyu.

Dalam manaqib yang dibacakan oleh guru Itqon, salah satu cucu almarhum mengatakan, KH Salim Ma’ruf adalah seorang ulama panutan masyarakat yang dilahirkan pada tahun 1905 di Kampung Keramat Martapura dari pasangan H Ma’ruf dengan Hj Asiyah. Beliau merupakan satu-satunya anak laki laki dari 5 saudara.

Dari masa kecilnya sosok almarhum begitu rajin belajar ilmu agama, baik di rumah sendiri maupun dengan belajar dari beberapa orang tuan guru agama di berbagai desa, seperti Pasayangan, Kampung Melayu, Tunggul Irang dan Dalam Pagar.

Dari salah satu guru beliau KH Kasyful Anwar meminta kepada orang tua almarhum agar anaknya jangan disuruh untuk menjalankan usaha atau dagang, melainkan lebih banyak menimba ilmu agama saja, karena firasat mengatakan almarhum akan menjadi orang alim.

Pada usia 20 tahun almarhum mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura. Sempat berdagang ke Pontianak pada tahun 1942 dan bermukim di sana. Karena ilmunya Sultan Ahmad Al Qodry Pontianak sempat memintanya untuk mengajar di sana.

Namun pada tahun 1945 kembali mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura dengan amanah Al ‘Alimul Allamah Tuan Guru Haji Kasyful Anwar yang wafat untuk meneruskan perjuangan beliau untuk
membina dan memajukan Pondok Pesantren Darussalam.

Dengan ilmunya tersebut banyak disebarkan melalui pengajian-pengajian yang digelar di mesjid surau dan musholla. Beliau juga aktif dalam organisasi keagamaan NU Kabupaten Banjar, hingga berangkat naik haji ke Makkatul Mukaromah pada tahun 1948.

Didorong dengan semangat untuk memperjuangan pendidikan agama, dengan tokoh masyarakat lainnya beliau mendirikan madrasah diniyah di kampung Pakauman yang hingga kini masih berdiri yakni Madrasah Diniyah Miftah Darissalam.

Foto : emroni

Pada tahun 1969 beliau dipercaya menjadi pimpinan Pondok Pesantren Darussalam menggantikan KH Anang Sya’rani Arif. Kemudian pada tahun 1973 keadaan fisik beliau sudah mulai menurun dan sakit-sakitan.

Kendati demikian beliau tetap berkeinginan untuk mengajar dengan cara dipapah oleh salah satu anak beliau. Oleh dokter disarankan untuk beristirahat, hingga pucuk pimpinan Pondok Pesantren Darussalam diserahkan kepada KH. Badruddin dan KH. Abdus Syukur.

Beliau wafat, tepatnya pada subuh hari kamis 1 Februari 1979. Meninggalkan seorang istri dan 7 anak, masing-masing 4 putra dan 3 putri.  Semasa hidupnya beliau sempat mengarang dan menerbitkan 5 kitab yang hingga kini masih diajarkan dipondok pesantren Darussalam Martapura.

Usai pelaksanaan haul, anak kelima Al’Alimul Allamah KH Salim Ma’ruf yakni KH Khalilurrahman mengakui bahwa sedari kecil hampir tidak ada waktu untuk bermain.

“Almarhum begitu ketat menjaga anak-anaknya, termasuk saya yang hampir tidak punya waktu untuk bermain, pokoknya waktu hanya untuk mengaji dan harus mengaji,” ujarnya.

Sementara terkait wasiat yang diberikan sebelum almarhum berpulang kepada orang nomor satu di Kabupaten Banjar ini, Guru Khalil mengatakan. “Kamu harus jadi orang yang bermanfaat bagi orang lain,” ringkasnya. (emroni)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->