Connect with us

Kota Banjarmasin

Tumpukan Ilung Makin Parah, PUPR Kota Banjarmasin Upayakan Kapal Sapu-sapu

Diterbitkan

pada

Pemko menyiapkan kapal sapu sapu untuk menyingkirkan ilung Foto : fikri

BANJARMASIN, Tumpukan eceng gondok (ilung) yang disertai dengan sampah di Jembatan Sudimampir Banjarmasin pada Jumat (3/1) pagi, semakin parah, apalagi dengan arus Sungai Martapura yang cukup kuat membawa tumpukan yang bahkan hampir membentuk pulau.

Ditemui pada Jumat (3/1) siang, Kepala Bidang Sungai Dinas PUPR Kota Banjarmasin Hizbulwathoni, ST mengakui, untuk saat ini pihaknya masih mengandalkan pasukan Turbo yang telah dikerahkan. Hal ini dikarenakan belum ada perjanjian kontrak penggunaan kapal sapu-sapu.

“Karena belum kontrak dengan (operator) kapal sapu-sapu, mau tidak mau kami harus sesegera mungkin menangani itu (tumpukan sampah ilung),” kata Hizbulwathoni di Kantor Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Jumat (3/1) siang.

Kendati telah menerjunkan banyak pasukan Turbo, sampah yang mengalir dari daerah hulu tak pernah berhenti mengalir dan menumpuk di Jembatan Sudimampir. Lantaran jam kerja di Hari Jumat yang mepet, pihaknya berjanji akan kembali membersihkan tumpukan pada Sabtu (4/1) esok. Selain itu, Hizbulwathoni menambahkan, pihaknya juga sudah menghubungi operator kapal sapu-sapu untuk bantuan pembersihan tumpukan sampah berikut ilung.

“Kemarin kami sempat meminta bantuan dengan pemilik kapal sapu-sapu yang kami kontrak sebelumnya (kontrak berakhir pada 27 Desember 2019 lalu). Alhamdulillah beliau mau ikut berpartisipasi. Mudah-mudahan nanti besok Sabtu (4/1), kita bisa beroperasi kapal sapu-sapu bersama dengan pasukan Turbo,” beber Toni, sapaan akrabnya.

Harapannya, dengan diterjunkannya kapal sapu-sapu, dapat membuka jalur transportasi air. Karena dengan banyaknya tumpukan sampah ini, terlebih menumpuk di tiang Jembatan Sudimampir, otomatis menghambat jalur transportasi air yang kerap kali lalu lalang di Sungai Martapura. Untuk saat ini, Toni memaparkan, pihaknya berfokus pada membuka jalur transportasi air terlebih dahulu. Sejauh ini, Dinas PUPR Kota Banjarmasin baru meminta satu unit kapal sapu-sapu untuk bisa diterjunkan mengurai tumpukan ilung itu.

“Jangan sampai transportasi air terganggu. Karena kalau mengangkut (tumpukan sampah) jelas tidak mungkin,” ujarnya.

Pengoperasian kapal sapu-sapu sendiri, lantaran kondisi mendesak sehingga tidak sempat dilelangkan. Dinas PUPR Kota Banjarmasin hanya meminta kesediaan operator untuk mengoperasikan kapal sapu-sapu guna memecah tumpukan sampah ilung. “Selama ini sering kita pakai, istilahnya sudah jadi langganan,” katanya.

Dengan lebar tumpukan sampah ilung sepanjang 70 meter dan lebar tumpukan sampah sepanjang 10 meter dan tebal sampah sepanjang 1 meter. Sehingga, mudah diinjak pasukan Turbo yang berupaya memecah tumpukan sampah itu. “Tebalnya kalau kita perhitungkan sekitar 600 hingga 700 meter kubik yang ada di Sungai Martapura,” sebutnya.

Dengan ukuran sampah itu, kapal sapu-sapu harus membuang tumpukan sampah sebanyak dua hingga tiga kali dalam sehari. Karena dalam satu kali pengangkutan sampah, kapal sapu-sapu mampu menampung sekitar 10 meter kubik. “Mungkin ini perlu berhar-hari kalau memang kita lakukan penguraian. Agar bisa larut ke Sungai Barito,” papar Toni.

Ditanya soal koordinasi dengan Pemkab Banjar melalui Dinas PUPR Kabupaten Banjar, Toni mengakui sejauh ini belum ada koordinasi lebih lanjut. Apalagi, Sungai Martapura berhulu di wilayah Kabupaten Banjar. “Tapi sepertinya mudah-mudahan sudah ada sejalan. Karena sepertinya Martapura (Kabupaten Banjar) juga sama nih masalahnya, soal pampang (tumpukan sampah ilung) juga,” jelasnya.

Diprediksi, tumpukan sampah ilung yang terus mengalir ke Kota Banjarmasin, Toni menyebut membutuhkan waktu lebih dari satu minggu. “Kita belum tahu, jangan-jangan masih banyak lagi,” tandasnya. (fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->