Connect with us

DISHUT PROV KALSEL

Sikapi Karhutla, Pegawai Dishut Kalsel Gelar Sholat Istisqo

Diterbitkan

pada

Dishut Kalsel menggelar sholat Istisqo di halaman kantornya, Minggu (15/9). Foto : antara

BANJARBARU, Seratus lebih pegawai Dinas Kehutanan (Dishut) Kalsel ditambah dengan jemaah dari panti asuhan secara khusuk melaksanakan salat minta hujan atau sholat Istisqo di halaman Kantor Dinas Kehutanan, Minggu (15/9). Sebagai imam dan khatib pada sholat istisqo ini adalah Dr Al Habib Alwi bin Hamid bin Syihabudin (doktor hadist asal Kota Tareem Hadramaut, Yaman).

Dalam tausyiahnya dia berpesan, agar masyarakat di Banjarbaru dan sekitarnya mendekatkan diri kepada Allah. Caranya dengan perbanyak istighfar, jangan tinggalkan sholat, jangan memutus silaturahmi, jangan durhaka kepada kedua orangtua, dan jauhi perbuatan maksiat.

Sholat Istisqo ini diikuti oleh karyawan Dishut Prov. Kalsel, BPTH, perwakilan UPT Kementerian LHK lingkup Kalsel, KPH Kayutangi, Tahura Sultan Adam, dan tamu kehormatan para pengurus serta santri pondok pesantren sekitar Banjarbaru.

Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Hanif Faisol Nurofi mengatakan, asap yang semakin banyak di seputar Banjarbaru ini tentu diperlukan langkah yang sungguh-sungguh bukan fofmalitas dengan hanya bicara, akan tetapi semua harus turun lapangan. Ini penting untuk mendorong semua pemangku kepentingan di pemerintahan terutama memberikan contoh untuk memadamkan api sebisanya.

“Karena perkiraan saya tahun ini mendapat musibah kebakaran lahan gambut yang tidak akan mudah dipadamkan dengan waterbombing pun ini tidak akan mudah dimatikan. Kalau water boombing ini hanya bisa dimatikan bagian atas. Kalau gambut itu akan menyala lagi dari bawah. Kebakaran lahan di Gambut bisa dipadamkan dengan cara disuntikkan air di dalam tanah,” kata Hanif.

Dijelaskan dia, untuk bebas dari asap maka semua lapisan masyarakat harus ramai-ramai menyirami gambut itu sampai jenuh. “Diperkirakan asap ini akan terjadi sampai musim hujan tiba. Karena itu kita sambil berdoa meminta hujan juga kita melakukan aksi untuk memadamkan api sebisanya. Kalau kejadian di gunung bisa dengan jet sooter dan kepyok selesai. Tapi kalau gambut yang terbakar ini masih menyala kalau hanya di atasnya aja disiram. Maka itu diperlukan hujan untuk membasahi gambut,” kata Hanif.

Menurut Hanif, data yang dimiliki Dinas Kehutanan Kalsel, sejauh ini hampir 630 hektare lahan terbakar di Kalsel dengan berbagai macam sebaran. “Dari luasan itu sekitar 130 hektare itu masuk areal kehutanan,” kata Hanif.

Menurut Hanif itu tidak sedikit dan ini harus ditindak lebih lanjut, dan Pemprov Kalsel juga sudah melakukan berbagai upaya, termasuk juga fatwa haramnya MUI soal membakar hutan lahan, termasuk membiarkan pembakaran hutan dan lahan.

“Kedepan harus diantisipasi lebih awal. Kalau semacam ini banyak biaya yang dikeluarkan coba helikopter satu jam Rp 20 juta kalau dikalikan 20 kali yang bisa ratusan juta. Harusnya ini sudah bisa dilakukan atau distribusi kepada pemberdayaagunaakan pertanian agar bagaimana tidak terjadi kebakaran dan memperbanyak project areal gambut untuk pertanian intensive,” kata Hanif.

Menurutnya, Kalsel sudah mengidentifikasi areal Lianganggang nanti didesign areal pertanian intensive dan sudah dikomunikasikan dengan Bapedda dan pertanian ULM.

“Tahun ini kita anggarkan designnya sekitar Rp 500 juta, melalui Bapedda, dimana nanti yang menjadi potensi kebakaran itu nanti dialihkan ke areal pertanian atau penanaman kayu putih, nanti areal itu di musim kering harus tetap ada airnya,” tandas Hanif. (dishut)

Reporter : Dishut
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->