HEADLINE
Santri di Tengah Era Digital Hukumnya ‘Wajib’ Punya Keterampilan

MARTAPURA, Kapan dan dimanapun, seorang santri kiprahnya tetap mendapat eksistensi dalam masyarakat, bahkan pula menyumbangkan kemajuan negara terutama menjaga moral dan akhlak bangsa ini.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Banjar H Nasrunsyah saat seminar sehari memperingati Hari Santri Nasional di Kabupaten Banjar, bertempat di Mahligai Sultan Adam, Minggu (22/10).
“Hari ini santri juga hidup di tengah dunia digital yang tidak bisa dihindari. Internet adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat dalam dunia maya. Internet punya aspek manfaat dan mudharat yang sama-sama besar. Internet telah digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan dakwah Islam, tetapi juga digunakan untuk merusak harga diri dan martabat seseorang dengan fitnah dan berita hoax,†beber Nasrunsyah.
Maka itu, santri perlu ‘memperalat’ teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak sejalan dengan upaya untuk menjaga agama, jiwa, nalar, harta, keluarga, dan martabat seseorang.
“Saat ini yang terpenting adalah pemerintah dalam pengembangan Pondok Pesantren sebagai tempat pendidikan santri sangat membutuhkan ketrampilan, sebab itu sebagai langkah memajukan kondisi kelembagaan pesantren di Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Banjar,†imbuhnya.
“Seorang santri harus selalu mampu mempertahankan kemampuan, keahlian dan menjadi santri yang berakhlakul karimah, ini yang terpenting,†tegasnya.
Bila menurut peringatan Hari Santri Nasional yang merupakan momentum besar bagi bangsa Indonesia, dilihat dari sejarah peran santri sangat besar terhadap terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Akhirnya, banyak tokoh-tokoh santri yang menjadi legendaris tokoh bangsa Indonesia. Dari hasil kebersamaan dan kekompakan kyai/tokoh agama menjadikan bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan melalui proklamasi dengan cara kyai mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan Kemerdekaan bersama santri dan masyarakat.
Hari Santri Nasional diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sesuai dengan Inpres No. 22 Tahun 2015, tepat tanggal 22 Oktober dalam rangka mengenang resolusi jihad yang telah dilakukan oleh para tokoh ormas besar di Indonesia yakni NU (KH Hasyim Ays’ari), Muhammadiyah (KH Ahmad Dahlan), Persis (A Hasan), dan Al Irsyad (A Soorhati) untuk menolak dan mencegah kembali tentara kolonial Belanda ke Indonesia.
Kiprah santri teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhinneka Tunggal Ika. Santri berdiri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman. Pada 1936, sebelum Indonesia merdeka, kaum santri menyatakan Nusantara sebagai Dârus Salâm. Pernyataan ini adalah legitimasi fikih berdirinya NKRI berdasarkan Pancasila. Tahun 1945, kaum santri setuju menghapuskan tujuh kata dalam Piagam Jakarta demi persatuan dan kesatuan bangsa. Tahun 1953, kaum santri memberi gelar Presiden Indonesia, Ir. Soekarno, sebagai Waliyyul Amri ad-Dlarûri bis Syaukah, pemimpin sah yang harus ditaati dan menyebut para pemberontak  DI/TII sebagai bughat yang harus diperangi.
Tahun 1965, kaum santri berdiri di garda depan menghadapi rongrongan ideologi komunisme. Tahun 1983/1984, kaum santri memelopori penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa-bernegara dan menyatakan bahwa NKRI sudah final sebagai konsensus nasional (mu’âhadah wathaniyyah). Selepas Reformasi, kaum santri menjadi bandul kekuataan moderat sehingga perubahan konstitusi tidak melenceng dari khittah 1945 bahwa NKRI adalah negara-bangsa, bukan negara agama, bukan negara suku- yang mengakui seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, ras, agama, dan golongan.(yandi)

-
DPRD BANJARBARU3 hari yang lalu
Sengketa Lahan Warga-TNI AD, DPRD Banjarbaru Cek Titik Koordinat dan Patok
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Dikira Bau Bangkai Tikus, Mayat Membusuk dalam Ruko di Panglima Batur Banjarbaru
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Diduga Kebocoran Gas, Warung Kelontong dan Rumah di Jalan Karang Rejo Terbakar
-
DPRD KOTABARU2 hari yang lalu
8 Fraksi di DPRD Kotabaru Beri Rekomendasi DOB Tanah Kambatang Lima
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Jumran Habisi Juwita dari Dalam Mobil, Dipiting Lalu Dicekik
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara3 hari yang lalu
Tantangan Orangtua Memilih Pola Asuh Anak di Era Digital, Ini Kata Ketua DWP HSU