Connect with us

RELIGI

Ribuan Jamaah Hadiri Haul Syekh Muhammad Nafis di Tabalong

Diterbitkan

pada

Jamaah memadati areal kubah Syekh Nafis Al Banjari di di Desa Binturu Kecamatan Kelua, Tabalong. Foto : net

TANJUNG, Ribuan jamaah memadati areal kubah Syekh Muhammad Nafis Al Banjari, di Desa Binturu Kecamatan Kelua, Tabalong, Minggu (14/1). Mereka menghadiri haul ulama pengarang kitab Ad Durun Nafis tersebut.

Para jamaah yang datang dari Tabalong dan kabupaten lain di Kalsel, bahkan hingga Kalteng dan Kaltim terlihat khussuk mengikuti acara haul yang dipimpin oleh KH Asmuni atau Guru Danau dan ceramah agama yang diisi oleh Habib Umar bin Ahmad Bafaqih dari Yogyakarta.

Nampak hadir pula Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tabalong H Ahmad Rasyidi Amin, Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani, Ketua DPRD H Darwin Awi, Kapolres Tabalong AKBP Hardiono serta sejumlah pejabat lainnya.

Acara diawali pembacaan maulid habsyi, surat yasin, tahlil, dan dzikir bersama. Selanjutnya diisi ceramah agama oleh Habib Umar.  Dalam ceramahnya, Habib Umar mengingatkan bagaimana seharusnya masyarakat menghormati ulama, meski sudah meninggal dunia.

“Haul itu bentuk penghormatan kita terhadap ulama. Ulama itu pewaris Nabi SAW. Yang ada pada di dirinya adalah kepasrahan hanya kepada Allah SWT, sehingga patut untuk ditauladani,” katanya.

Habib Umar menambahkan, agar umat Islam mencintai dan melaksanakan perintah dan akhlak Nabi Muhammad SAW. Salah satunya sesama muslim harus saling mengucap salam. Baik bertemu maupun berpisah.

Di sisi lain, Ketua MUI Kabupaten Tabalong mengatakan, Syekh Muhammad Nafis adalah ulama besar yang lahir tahun 1735 masehi di Martapura, Kabupaten Banjar. Keluarganya merupakan bangsawan Kesultanan Banjar, dengan garis keturunannya dari Sultan Suriansyah.

“Syekh Nafis sejak kecil sudah menunjukan kecerdasannya yang tinggi. Itulah mengapa membuat Sultan Suriansyah mengirimnya mendalami ilmu agama ke Makkah, Arab Saudi,” ujarnya.

Dalam buruan menuntut ilmu, sang syekh banyak mempelajari berbagai ilmu Islam. Diantaranya, yang membuatnya terkenal adalah ilmu tasawuf.  “Dari keilmuan yang didapatnya, beliau akhirnya mengarang dua kitab berbahasa arab. Satu kitab berjudul Ad Durun Nafis atau Permata Yang Indah jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu Bupati Tabalong H Ahmad Rasyidi Amin menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarat yang hadir pada acara haul Syekh Nafis Al Banjari. “Meski sudah kami bangun, tapi suasananya tetap macet,” katanya.

Bupati mengatakan, telah menganggarkan dana sebedar Rp 2,5 miliar dari APBD 2017 untuk melakukan pembenahan areal makam. Mulai memindahkan musola, jalan dan meluaskan areal parkir. “Kami membangun ini supaya memberi kenyamanan dan kemudahan bagi penziarah yang datang,” ujarnya. (cel/net)

 

Reporter : Cel/net
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->