Kota Banjarbaru
Ramai Tren Pelihara Ikan Koi Saat Pandemi, Omzet Penjualan Bisa Sampai Rp30 Juta!
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih banyak habiskan waktu di rumah. Sebagai salah satu hiburan, saat ini yang tengah digemari adalah memelihara ikan koi di kolam rumah.
Apalagi, ikan koi yang memiliki corak indah yang dipercaya pembawa keberuntungan. Maka tak heran banyak warga berburu ikan warna-warni ini.
Baca juga : Kemendagri Luncurkan e-Perda, Ini Kelebihannya Menurut Pj Gubernur Kalsel
Hal ini dikonfirmasi oleh Putut Arivian, pemilik dari Toko Arka Koi, di Jl A. Yani, Loktabat Utara, Kota Banjarbaru. “Saat pandemi pembelian ikan koi meningkat bahkan lebih dari dua kali lipat, bisa 5 sampai 10 ekor per hari,” ujar Putut saat ditemui di tokonya, Selasa (29/06/2021).
Putut menceritakan kepada Kanalkalimantan.com, ikan koi yang sering dicari oleh pembeli berjenis showa dengan corak yang rapi.
“Corak sangat mempengaruhi harga dari ikan koi, sampai jutaan. Harganya mahal karena langka, soalnya kan ikan koi setiap kali bertelur jumlahnya 6.000 telur dan cuma 2% saja yang menetas jadi ikan koi yang punya corak rapi,” ungkap Putut.
Putut mengakui bisnis ikan koi sangat menjanjikan. Karena dari jualan ikan koi omzet per bulan range-nya dari Rp20-30 juta. Ia mengatakan saat pandemi harga ikan koi diturunkan, namun pembelian terus meningkat.
“Ikan koi yang berumur sekitar 8 bulan dengan corak yang biasa-biasa saja harganya dari Rp1,5 juta sampai Rp2 juta, tapi biasanya terjual hanya sekitar 5 ekor dalam per bulan.
Baca juga: Ini Jumlah Warga di Banjarbaru yang Sudah Divaksin Covid-19
Yang paling ramai dibeli berukuran tiga sampai lima bulan, dengan harga mulai dari Rp450.000. Paling ramai dalam sebulan kolam yang berisi sampai 200 ekor itu bisa habis terjual,” terangnya.
Bisnis ikan koi yang menjanjikan ini dipastikan Putut bahwa perawatannya tidak rumit. Seperti merawat ikan hias pada umumnya.
“Karena ikan koi dinikmati dari arah atas, yang paling tepat penempatannya di dalam kolam. Paling hanya membersihkan atau bahkan mengganti filter secara berkala 3 bulan sekali,” jelasnya.
Namun, di sisi lain Putut mengatakan resiko dari menjual makhluk hidup adalah sakit dan bisa saja mati. “Penyakit yang sering menyerang ikan koi biasanya bakteri Aeromonas yang menyebabkan luka di ekor, sirip, bahkan berlubang pada badan ikan. Jika tidak diobati, koi hanya mampu bertahan selama 20 hari,” katanya.
Baca juga: 8 PSK Diamankan di Eks Lokalisasi Pembatuan, Patok Tarif Rp150 Ribu Sekali Kencan!
Putut juga memberi tips untuk merawat ikan yang sakit. Pertama dipisahkan dulu ikan yang sakit dengan yang sehat, karena bisa saja menular. Caranya bisa memakai pemanas air lalu diobati.
Putut memberi tahu untuk lokasi pembibitan ikan koi berasal dari para petani yang ada di Blitar.
“Untuk perkawinan dan proses bertelur ikan koi dilakukan pada kolam lumpur, makanya saya tidak melakukan pembibitan di sini,” ujarnya.
Ia menjelaskan kalau ikan koi akan lebih cepat tumbuh dan berkembang pada kolam lumpur, tetapi karena ikan koi dinikmati dari melihat corak maka dipelihara di air yang bersih.(Kanalkalimantan.com/nurul)
Reporter: nurul
Editor: cell
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Paman Birin Hilang, KPK Rilis Surat Perintah Penangkapan
-
Hukum2 hari yang lalu
Pembawa Kabur Uang Honor KPPS di Balangan Divonis 3 Tahun
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Lelaki 37 Tahun Akhiri Hidup Diduga Karena Utang
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Keberadaan Masih Misterius, KPK: Tersangka Sahbirin Noor Telah Kabur
-
kriminal banjarbaru3 hari yang lalu
Baru Bebas dari Lapas Narkotika, Residivis Kembali Ditangkap Miliki 100 Gram Sabu
-
HEADLINE2 hari yang lalu
KPK Sebut Paman Birin Tak Lakukan Tugas Sebagai Gubernur Kalsel