Connect with us

Budaya

Pidi Baiq, Dilan, dan Melahirkan Cerita Kreatif dalam Sastra

Diterbitkan

pada

Diskusi dengan penulis cerita Dilan, Pidi Baiq di acara KBF Foto: Devi

BANJARBARU, Dilan, siapa yang saat ini tidak kenal dengannya? Sosok tokoh dalam novel berjudul “Dilan 1990” yang ditulis oleh Pidi Baiq ini, menjadi booming begitu diangkat ke film layar lebar. Ungkapan-ungkapan sederhana namun apik, bahkan sempat menjadi viral di berbagai media sosial beberapa waktu lalu.

Oh, Dilan yang memanggul rindu yang berat! “Jangan rindu. Ini Berat. Kamu tak akan kuat. Biar aku saja.” Adalah kutipan dari kata-kata Dilan yang seakan menjadi ‘identitas’ kisah cinta remaja saat ini. Memunculkan heroisme, pemberontakan, sekaligus melankolis.

Kali ini, masyarakat Kalsel memiliki kesempatan untuk menggali lebih dalam sosok Dilan ini melalalui sang penulis novelnya, Pidi Baiq, pada acara meet and great Kalsel Book Fair (KBF) di Lapangan Murjani, Senin (2/4).

Kesuksesan film Dilan mengantar Pidi  Baiq yang awalnya tak ingin karyanya diangkat ke layar lebar, akhirnya luluh jua untuk memfilmkannya. Lalu bagaimana penulisan novel Dilan bermula?

Menurut Pidi Baiq, lelaki kelahiran Bandung 8 Agustus 1972 ini, proses penulisan Dilan terjadi ketika dia hendak meninggalkan Rusia beberapa tahun lalu. Dalam hati Pidi, dia mengaku kagum akan keindahan Kota Rusia. Namun kekagumannya melebihi keterikatan dia dengan kota kelahirannya, Bandung.

Di kota berjuluk Paris van Java inilah banyak kisah dan hal dialami oleh Pidi Baiq. Dalam paragraf pertama novelnya ‘Dilan’, Bandung menjadi pembuka dalam tulisannya.

“Seindah-indahnya negeri Rusia dan sebecek-beceknya Bandung, tetap lebih indah Bandung. Karena di sana aku melahirkan rasa,” ujarnya sambil tertawa.

Pidi Baiq sama sekali tak menduga novel Dilan akan seheboh sekarang ini. Jangankan mengingat karyanya akan laris-manis, untuk memikirkan karyanya bakal menambah khazanah sastra Indonesia pun tak terlintas dari pikiran ayah dua anak ini. Meski novel Dilan sangat digandrungi kawula muda bahkan orang dewasa sekalipun, Pidi mengaku hanya menulis untuk kesenangannya semata.

“Saya tidak pernah berpikir apakah ini laku atau best seller atau bakal menambah khazanah sastra Indonesia. Tidak sama sekali, saya hanya menulis untuk kesenangan,” katanya.

Sampailah Pidi sedikit membuka rahasia di balik cerita novel Dilan yang berlatar tahun 1990 an. Dia mengaku cerita novel Dilan adalah kisah hidup dan percintaan remaja kala itu yang identik dengan dunia remaja dan geng motor. “Mungkin iya yah,” tutur Pidi.

Menurutnya, banyak orang yang ingin “menulis” namun masih ragu. Takut salah atau pun sebagainya. Pada kesempatan itu Pidi Baiq atau yang biasa di sebut Ayah ini, menceritakan awal kisahnya saat berkecimpung dalam dunia sastra ini. Menurutnya saat ini orang cenderung takut untuk berekspersi, dalam pandangan dia ada dua hal yang menonjol dalam  setiap penulis pemula tersebut.

“Ada dua macam orang yakni yang eksakta atau kreatif, yang mana eksakta itu jika anda sama dengan umum, itu artinya anda benar namun jika berbeda berartu anda salah. Kemudian kreatif, semua orang yang kreatif tidak pernah sama, jika sama sertinya anda menyontek, tapi jika berbeda anda memang disebut kreatif.” jelasnya

Banyak pemula yang ingin menulis sebuah karya tapi masih takut jika tulisannya buruk, namun bagi dia tidak ada tulisan jelek. “Selagi masih bisa di baca berarti gak jelek” candanya.

Bisa bertatap muka dan bertanya jawab dengan Pidi Baiq membawa kebahagiaan tersendiri bagi Yahya, yang seorang pelajar. “Baru-baru ini mulai terjun ke dunia sastra, berkat ayah (Pidi) jadi semangat berkarya dan juga gak malu atau bingung lagi kemana membawa karya saya,” ujarnya.

Menurut Yahya, kreatif itu tak sulit jika mengalir dengan jujur apa adanya tanpa ada halangan di depannya. kreatif itu bebas dan bisa menjadi apa saja.  Maka dalam kesempatan tersebut Pidi Baiq terus mengajak siapapun yang ingin menulis sebuah karya untuk terus melanjutkan karyanya dan jika sudah rampung bisa mengirimkan naskanya ke The Panas Dalam Publisher yang dalam waktu dekat membuka perwakilan di Banjarbaru. (devi)

Reporter: Devi
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->