Connect with us

PEMILU 2024

Perundungan Pelajar di Sekolah, Capres Anies: Tidak Dianggap Masalah Pendidikan

Diterbitkan

pada

Capres Anies Baswedan diskusi tanya jawab dengan mahasiswa di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa (5/12/2023) siang. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Salah satu yang menarik perhatian saat kampanye Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan di Banjarmasin pada Selasa (5/12/2023), ketika seorang siswa SMA melontarkan pertanyaan tentang kekerasan di dunia pendidikan.

Rahma (17), pelajar salah satu SMA di Banjarmasin mengungkapkan keresahannya kepada Capres Anies terkait maraknya kasus perundungan yang terjadi di dunia pendidikan.

Dengan tegas, Rahma mengatakan di hadapan Capres nomor urut 1 jika kasus perundangan saat ini masih menghantui para pelajar di sekolah. Bahkan di kalangan mahasiswa pun menurutnya masih ada terjadi perundungan.

“Khsusunya bagi mereka yang cenderung berbeda dan terlihat lemah sama teman-temannya yang lain,” katanya.

Baca juga: Proyek Embung Gunung Kupang Molor

Pelajar kelas 2 XI ini mengutip data dari  Kemendikbudristek RI yang menyebutkan jika 1 dari 3 peserta didik anak di Indonesia berpotensi alami perundungan atau bulliying.

Di hadapan Anies, Rahma menyampaikan kritik kepada pemerintah. Dirinya menginginkan persoalan kasus perundangan di kalangan pelajar harus disikapi secara serius.

“Pemerintah sudah ada aksi dan ada peraturan-peraturan nya juga, tapi gitu-gitu aja pak,” ungkap Rahma di hadapan Anies.

Menanggapi pernyataan itu, Capres Anies mengklaim jika selama ini kekerasan di sekolah tidak dianggap sebagai masalah pendidikan oleh pemerintah.

Baca juga: 257 Perkara Narkotika Sepanjang 2023 Kasus di PN Amuntai

Menurutnya terlihat dari tidak adanya unit di Dinas Pendidikan (Disdik) yang khusus menangani masalah kekerasan di sekolah.

“Jadi kalau teman-teman tanya ke dinas pendidikan, ada tidak unit yang mengurusi kekerasan, gak ada sama sekali,” kata mantan Menteri Pendidikan ini.

Anies mengungkapkan, selama ini yang menjadi prioritas pemerintah yaitu hanya kurikulum pendidikan dan tidak menganggap kekerasan di sekolah sebagai masalah yang serius.

“Yang terjadi selama ini, (perundungan) dibiarkan, didamaikan, lalu tidak berbuat apa-apa,” katanya.

Baca juga: Serunya Nikah Massal di Banjarmasin, Pengantin Diarak Naik Becak ke Hotel Berbulan Madu

“Yang kedua dilaporkan ke polisi, lalu dianggap peristiwa kriminal, tapi tidak dianggap masalah pendidikan,” sambungnya.

Di hadapan mahasiswa Banjarmasin, Anies berjanji jika ia bersama Muhaimin Iskandar terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024, pihaknya akan menjadikan kekerasan yang terjadi didunia pendidikan sebagai masalah pendidikan.

“Yang kami akan kerjakan ini dijadikan masalah pendidikan. Karena masalah pendidikan, maka dibuat unit khusus untuk pencegahan kekerasan, perundungan di seluruh unit-unit pendidikan,” janjinya.

Selain pembuatan unit khusus di dinas pendidikan, Anies juga berencana membuat gugus tugas pencegahan kekerasan di setiap lembaga pendidikan yang di dalamnya ada pelibatan siswa, guru, orangtua, ahli psikologi, dan pemerintah daerah.

Baca juga: Erupsi Gunung Marapi: 13 Pendaki Ditemukan Tewas, 10 Orang Masih Hilang

Dengan adanya gugus tugas disekolah kata Anies dapat mencegah terjadinya perundungan, menekan angka perundungan serta melakukan penanganannya.

“Yang ditangani gugus ini bukan hanya korban yang terkena perundungan tapi pelakunya juga harus mendapatkan penanganan. Karena dua-duanya itu bermasalah, pelakunya bermasalah karena melakukan dan yang korban punya guncangan,” pungkas Anies. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter : rizki
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->