Connect with us

Kalimantan Selatan

Nyamuk Wolbachia Tak Disebar di Wilayah Kalsel, Ini Penjelasan Kadinkes

Diterbitkan

pada

Ilustrasi nyamuk wolbachia. Foto: ist

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) belum masuk menjadi wilayah uji coba penyebaran telur nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia.

Diketahui baru-baru ini lima kota di Indonesia secara nasional menjadi titik lokasi penyebaran nyamuk wolbachia oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Di antara lokasi itu ialah Jakarta Barat, Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kalsel, dr Diauddin mengatakan Kalsel masih belum termasuk.

“Di Kalsel belum ada wilayah yang masuk untuk diuji coba penyebaran nyamuk ini,” kata dr Dia sapaan akrab Kadinkes Kalsel, Senin (27/11/2023).

Baca juga: Apel Siaga Sehari Jelang Masa Kampanye, Ketua Bawaslu Kalsel: Pengawas Siaga 24 Jam, Medsos Ikut Diawasi

Meski belum masuk, ia menekankan agar masyarakat Kalsel percaya bahwa nyamuk wolbachia aman untuk manusia dan tidak menimbulkan efek samping.

Program yang diadopsi Kemenkes ini bertujuan menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

“Nyamuk ini inovasi asli dari Bangsa Indonesia. Bukan seperti berita yang beredar bahwa nyamuk ini ciptaan luar dan inovasi ini sudah diakui oleh dunia dan juga WHO,” ungkap dia.

Menurutnya, wolbachia ialah sebuah virus alami ada di tubuh serangga, baik itu nyamuk belalang dan lainnya. Rata-rata 44 persen serangga mengandung virus yang disebut wolbachia ini.

Baca juga: Pelajar SMP di HSU Ikuti Workshop Reportase Jurnalistik

“Tentunya aman bagi manusia, tidak bisa masuk menginfeksi manusia karena secara alami ada di serangga saja, serta bukan termasuk rekayasa genetika, hanya kegiatan alami,” jelas dr Dia.

Diadudin menilai di era teknologi ini, kemungkinan adanya berita bohong terkait kesehatan sangat mudah ditemukan.
Berkaca saat pertama kali Covid-19 muncul, kata dia sejumlah berita bohong bertebaran mengenai dampak kematian dari vaksin.

Begitu pun dengan viralnya soal penyebaran nyamuk wolbachia ini, ia berharap dapat mempercayai keamanannya sebab adanya inovasi ini sudah diuji dengan berbagai penelitian sejak tahun 2011 silam.

“Memang beberapa tokoh mengungkapkan penolakannya, namun sebenarnya secara ilmiah sudah diteliti tidak berpotensi membahayakan manusia karena gunanya mengontrol nyamuk Aedes Aegypti,” ungkapnya.

Baca juga: Siaga Bencana Musim Hujan di Wilayah Kalsel

Dirinya menegaskan, gigitan nyamuk wolbachia disebut hanya membuat bentol di kulit manusia, tetapi tidak ada efek bahaya pada kelanjutannya.

Adapun cara kerja nyamuk wolbachia disebut dapat membawa bakteri yang bisa menggantikan atau menekan virus demam berdarah, zika, chikungunya hingga demam kuning.

Dengan demikian, penyebaran nyamuk wolbachia ini diharapkan bisa menekan kasus demam berdarah di wilayah-wilayah di Kalsel.

Baca juga: Dari Rakerwil MLH PWM Kalsel, Atasi Perubahan Iklim Perlu Aksi Nyata Bukan Wacana

“Ini lah yang dipakai untuk mengurangi penyakit DBD dan ini sukses, ke depan kasus DBD sangat dapat ditekan seperti halnya di Bali dan Yogjakarta,” pungkas Diadudin.(Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->