Connect with us

Pendidikan

Menristek Dikti : Era Revolusi 4.0, E-learning Harus Jadi Peluang Kemajuan Pendidikan

Diterbitkan

pada

Dialog publik bertema “Pembangunan, Inovasi, dan Sumber Daya Lokal” di Lecture Theater Building, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Selasa (3/5). Foto : Mario

BANJARMASIN, Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) Prof Mohamad Nasir menargetkan Indonesia akan mencapai 100 perguruan tinggi berakreditasi A dari hanya 19 perguruan tinggi. Berbicara perihal pendidikan tinggi, kualitas adalah hal utama yang akan coba untuk ditertibkan dan dibenahi.

“Selain itu, pendidikan tinggi harus menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh masyarakat,” ujar Mohamad Nasir, saat menjadi tamu dalam kegiatan dialog publik bertema “Pembangunan, Inovasi, dan Sumber Daya Lokal” di Lecture Theater Building, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Selasa (3/5).

Bidang riset, inovasi, dan pendidikan adalah tiga hal yang menjadi fokus Kementerian Ristekdikti. Mengingat Indonesia yang kini mulai memasuki era revolusi industrasi 4.0, e-learning adalah sebuah peluang yang harus bisa ditangkap guna kemajuan pendidikan.

Hal-hal seperti program studi data science, artificial intelegence, smart technology, Internet of Thing hing (IoT), serta cloud computing system harus dikembangkan.

Inovasi star-up, Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) pun tidak bisa dipungkiri semakin berkembang akibat revolusi industrasi 4.0 ini.

“Dalam lima tahun, 1200-an PPBT telah menjamur di Indonesia. Dibandingkan dengan Iran, hanya ada 1000 PPBT yang lahir selama masa 10 tahun,” ujar Menristek Dikti.

Namun tentu pendidikan yang merata juga harus terus diperhatikan. Agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mengenyam pendidikan tinggi, maka fleksibilitas pendidikan harus digarap dengan baik. Hal inilah yang Mohamad Nasir coba untuk terus lakukan ke depan.

Untuk ULM sendiri, Mohamad Nasir memberikan pujian atas bertambahnya gedung-gedung baru dan kawasan ULM yang bertambah luas. Dari semula 29 ribu meter persegi, kini telah bertambah 35 ribu meter persegi. Ditambah lagi, ULM yang kini juga mulai menerapkan pembelajaran paperless.

Sementara itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo RI, Septriana Tangkary mengatakan, di tahun 2017 Indonesia menyumbang industri ekonomi kreatif hingga tembus 1000 triliun dan diprediksikan pada tahun 2020 mendatang Indonesia akan mencapai 150 miliar dolar Amerika yang setara dengan 1.976 triliun rupiah.

Tentu ini berkat era digital, IoT, dan internet yang digunakan secara global sebagai kebutuhan. Di mana semua perangkat telah terhubung dengan mudah pada satu gawai, sehingga jika bisa digunakan dengan bijak dan membuat konten positif, tidak menutup kemungkinan ini akan menjadi titik di mana Indonesia akan terus berkembang. (mario)

Reporter: Mario
Editor: Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->