Connect with us

Kanal

Kotabaru Diterjang Angin dan Ombak Besar, Ini Kata BMKG

Diterbitkan

pada

Angin kencang disertai ombak yang tinggi menyebabkan nelayanan di Kotabaru menahan diri turun ke laut untuk menangkap ikan. Foto: Fauzi

KOTABARU,  Menghadapi cuaca seperti sekarang, angin kencang dan ombak besar pastinya bagi mereka yang menggantungkan hidup dari hasil laut terpaksa harus menahan diri. Meskipun, disadari hal itu berimbas pada penghasilan yang menurun karena tak ada aktivitas menangkap ikan.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah kerja Kotabaru menyebutkan, kondisi musim saat ini khususnya yang terjadi di wilayah Kabupaten Kotabaru akibat dari adanya fenomena regional bertekanan rendah yang terjadi di pacific tepatnya pada kawasan Philipina bagian timur dan menyasar ke arah utara dan itu yang menyebabkan atau menimbulkan salah satu faktornya.

“Fenomena tersebut kalau di Amerika disebut tornado dan memang di setiap negara penyebutannya berbeda dan itu yang menyebabkan kondisi cuaca di wilayah Kalimantan Selatan khususnya Kotabaru seperti sekarang angina kencang,” tutur Cucu Kusmayancu selaku Kepala BMKG Kotabaru, saat dikonfirmasi Jum’at (20/10).

Dijelaskannya lebih jauh, dimasa sekarang khususnya Kotabaru berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG Banjarbaru masih dalam kondisi kemarau dan baru lepas pada pertengahan bulan Nopember mendatang.

“Kotabaru masih kemarau meskipun beberapa hari ini ada saja hujan turun, dan berdasarkan BMKG Banjarbaru kemarau akan dilalui hingga pertengahan Nopember yang mana dimasa sekarang telah memasuki masa transisi,” terangnya.

Sementara melihat cuaca sekarang, ketua kelompok nelayan Berkat Makmur dari Desa Tarjun Kecamatan Kelumpang Hilir mengungkapkan, dengan kondisi cuaca khusus nelayan Tarjun tidak terlalu berani mengambil resiko turun ke laut mencari tangkapan ikan karena selain angin kencang juga dihadapkan pada ombak besar.

“Kalau normal biasanya kami turun dari pukul 06.00 hingga pukul 14.00 wita. Tapi, dengan cuaca seperti ini paling lama nelayan turun mulai pukul 06.00 – 10.00 wita karena memasuki siang ombak sudah mulai besar,” kata pria yang akrab disapa Amang Misran ini, Jum’at (20/10).

Harus diakui, berkenaan dengan penghasilan pastinya akan menurun karena terbatasnya waktu ketika mencari ikan dilaut. “Bicara hasilnya sedikit, pasti iya. Namun yang jelas musim angin begini nelayan juga harus bertahan dari pada menghadapi resiko besar,” jelasnya.

Senada dengan itu, nelayan Desa Sarang Tiung Kecamatan Pulau Laut Utara menilai musim yang dihadapi merupakan paceklik karena hasil laut yang didapat hampir-hampir sangat sedikit.

“Khusus nelayan Sarang Tiung tetap turun kelaut namun kalau melihat dari hasil tangkapan sangat sedikit dan ini masa paceklik sehingga nelayan harus bersabar,” ujar Oyong. (fauzi)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->