Connect with us

Kabupaten Hulu Sungai Utara

Jadi Kampung Tangguh Banua, Ini Potensi Desa Banyu Hirang di Kabupaten HSU

Diterbitkan

pada

Kampung Tangguh Banua Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan, HSU, punya segala potensi alamnya bertahan di tengah pandemi Covid-19. foto: dew

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI – Desa Banyhu Hirang, Kecamatan Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dipilih menjadi Kampung Tangguh Banua.

Kampung Tangguh Banua (KTB) Desa Banyu Hirang, Kecamantan Amuntai Selatan bakal diresmikan Kamis 15 Juli 2020 besok.

“Di kampung tangguh ini kita akan tonjolkan diantaranya destinasi wisata, yaitu ketangguhan kampung pariwisata, yang akan menstimulasi semua aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat butuh rekreasi ada, masyarakat juga perlu edukasi, dan masyarakat tangguh dalam menangkal Covid-19 juga ada,” ujar Kapolres HSU AKBP Pipit Subiyanto SIK MH kepada Kanalkalimantan.com, Selasa (14/7/2020).

Kampung Tangguh Banua  Desa Banyu Hirang diharapkan dapat mengangkat kondisi ketangguhan dari berbagai aspek, mulai dari ketahanan pangan, ketangguhan keamanan dan kesehatan.

 

“Tujuan lain kampung tangguh banua adalah bagaimana meningkatkan pendapatan masyarakat dari sektor agrowisata, nantinya serta meningkatkan kebersamaan masyarakat,” ucap Kapolres.

Warga juga dibiaskan mendisiplinkan diri sendiri menjalankan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.

“Di HSU ada 7 desa yang dijadikan kampung tangguh banua, termasuk desa Bayu Hirang,” sebutnya.

Kandang ternak apung yang dimiliki desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan. foto: dew

Sementara itu, Heliyani, Kepala Desa Banyu Hirang menyebut desanya di masa pendemi ini masih bisa bertahan baik di bidang ketahanan pangan ataupun bidang lainnya.

“Aktivitas masyarakat di desa ini berlangsung normal dan mampu bertahan, terutama bidang ketahanan pangan, beberapa kegiatan seperti perikanan, perternakan, pertanian dan industri rumah tangga menjadi unggulan desa kami,” ujar Heliyani.

Seperti pada sektor perikanan ada kegiatan budidaya ikan keramba apung dan kolam. Sektor peternakan disiapkan kandang apung. Budidaya tanaman telah disiapkan lahan kurang lebih 50 hektare.

Disamping itu, ada industri skala rumah tangga, masyarakat melakukan kegiatan anyaman purun dan eceng gondok, dimana kerajinan ini terus berkembang bahkan di masa pandemi Covid-19.

“Semua sektor tadi kami siapkan untuk dikelola atau dikerjakan oleh masyarakat terdampak Covid-19,” jelasnya.

Budidaya ikan keramba apung disiapkan kampung tangguh banua desa Banyu Hirang di tengah pandemi. foto: dew

Heliyani mengakui warganya memang suka berkerja keras, sehingga sumber daya alam yang ada di desa hampir semua bisa dimanfaatkan.

Khusus pada bidang kesehatan masyarakat, pihak desa selalu mengingatkan warga menjaga prilaku hidup bersih dan sehat. Diantaranya menyediakan tempat cuci tangan untuk masyarakat.

Serta membagikan masker kepada masyarakat, dan melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh fasilitas umum di desa ini.

“Kami tak henti-hentinya menyampaikan apa itu Covid-19 dan bahayanya, serta cara menghindarinya lewat media berupa spanduk, baliho, pamflet. Juga secara langsung dengan melakukan imbauan di masjid atau tempat ibadah lainnya,” pungkasnya. (kanalkalimantan.com/dew)

Reporter : dew
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->