Connect with us

Dispersip Kalsel

Dispersip Kalsel Ajak Masyarakat Manfaatkan Kekayaan Sumber Pangan di Kalsel

Diterbitkan

pada

Susi Lesmayati dari Badan Riset dan Inovasi Nasional menjadi salah satu pembicara Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Foto : wanda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Kalimantan Selatan kaya akan keanekaragaman hayati. Potensi ini dapat dikembangkan untuk memaksimalkan keanekaragaman konsumsi pangan lokal.

Hal itu diutarakan oleh Susi Lesmayati STP MSi dan Ir Retna Komariah MSi dalam program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (31/10/2022).

Dua perempuan tersebut adalah periset dan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mereka menjadi narasumber program acara Dispersip Kalsel yang mengangkat tema “Menggali Peluang Sosial Diversifikasi Produk Olahan Berbasis Ubi Jalar Ungu”.

Dikatakan Ina -sapaan akrab Retna-, sudah saatnya masyarakat menggali sumber pangan lokal sebagai substitusi atau pengganti komsumsi padi atau beras yang merupakan sumber pangan pokok.

 

 

Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (31/10/2022). Foto: wanda

Baca juga : Miliki 157 Orang PPL, Satu Desa di Balangan Kini Ada Penyuluh Lapangan

“Tapi memang tidak bisa mengganti 100 persen karena saya sendiri tidak bisa kalau tidak makan nasi, jadi paling tidak kita mengurangi penggunaan beras, baik dari aspek ketersediaan produk maupun dari aspek kesehatan,” kata Ir Retna Komariah MSi, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkular BRIN, saat menjadi narsumber di aula Dispersip Kalsel.

Sebagai Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkular, Ina menerangkan banyak tumbuhan di sekitar yang memiliki gizi tinggi, namun masih dipandang sebelah mata.

Padahal, disambung oleh Susi Lesmayati yang juga seorang periset, peneliti dan perekayasa, jika kita mengolah dan memperkenalkan sumber pangan lokal tersebut tentu dapat menciptakan sebuah inovasi-inovasi baru.

Susi Lesmayati STP MSi. Foto: wanda

“Kita bisa memulai kenalkan kepada lingkungan kecil kita dulu bisa seperti keluargam baru kita coba lingkup luar ke tetangga, tentunya dengan mengolahnya dengan memanfaatkan teknologi sehingga memberikan keragaman lebih menarik,” ujar Susi Lesmayati.

Baca juga  : Bupati Balangan Melantik Pejabat Baru, Dinkes Miliki Kadis Definitif 

Tak hanya itu, dari pengembangan sumber pangan lokal tersebut memberikan dampak peningkatan lapangan pekerjaan. Bahkan bisa menyerap ketersediaan dan akses pangan lokal  sehingga berpengaruh terhadap sektor pereknomian.

“Mengingat tujuan utama diservikasi penganekaragaman pangan poin utamanya adalah ketahanan pangan yang artinya bagaimana sih agar masyarakat tidak kelaparan, dan juga untuk mengurangi ketergantungan salah satu jenis bahan pangan pokok selain beras yang sudah disebutkan juga ada yang berpengaruh terhadap sektor pereknomian kita yakni tepung terigu,” jelas Susi.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan Dispersip Kalsel, Wildan Ahyar mengatakan, saat ini perpustakaan tak hanya sebagai alat mencerdaskan masyarakat, juga berperan penting untuk menyejahterakan masyarakat.

“Atas program kita semua ingin perpustakaan tak hanya mencerdaskan masyarakat, juga menyejahterakan, mengingat sekarang masanya berkolaborasi dan bekerjasama dengan setiap stakeholder. Tentu dengan begitu hasil yang akan didapatkan nantinya maksimal dan berguna,” ujar Wildan Ahyar.

Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan Dispersip Kalsel, Wildan Ahyar. Foto: wanda

Baca juga  : Mulai 1 November BTS Banjarbakula Tak Lagi Gratis, Ini Tarif dan Cara Bayarnya

Melalui program ini juga pihaknya melakukan pelatihan pengembangan sumber pangan yakni ubi jalar ungu menjadi suatu pangan yang dapat diolah dengan mudah dan dapat dikonsumsi secara instan.

Adapun peserta yang mengikuti program acara ini adalah Tim Penggerak PKK dan Darma Wanita Persatuan Provinsi Kalsel, Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. Kemudian ada beberapa dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Banjarmasin dan Banjarbaru.

Puluhan dari perempuan itu pun aktif melakukan pelatihan pengembangan sumber pangan dari ubi jalar ungu menjadi sebuah makanan kekinian yang praktis dan mudah seperti es krim dan curros.

“Pelatihan ini ditujukan untuk menghasilkan produk olahan berbahan dasar ubi jalar ungu yang lebih bervariasi sehingga dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat, mari kita sama-sama mensejahterakan masyarakat kita,” pungkasnya. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor : cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->