Connect with us

Kota Banjarbaru

Catatan Karhutla 2019, Kegigihan 1.512 Personil Satgas BNPB Melawan Api dan Kepungan Asap!

Diterbitkan

pada

Satgas BNPB berperan aktif dalam penanggulangan Karhutla di Kalsel Foto : rico

BANJARBARU, Seiring dengan mulai turunnya hujan, status tanggap darurat bencana di Kalimantan Selatan diturunkan menjadi darurat siaga bencana. Hal ini menandakan, bahwa puncak Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) telah terlewati.

Upaya maksimal ditunjukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dalam hal ini telah mengerahkan seluruh kekuatan, sebagai bentuk kepedulian kepada daerah yang paling berpotensi terjadinya Karhutla.

Di Kalsel, BNPB mengirimkan sebanyak 5 heli Water Bombing dan 1 heli patroli untuk membombardir titik api dari udara. Sementara untuk menambah kekuatan di darat, BNPB mengirim Tim Satgas sebanyak 1.512 personil yang terdiri prajurit TNI/Polri dari Markas Besar (Mabes) TNI Polri, serta para relawan yang tergabung dalam Satgas Karhutla BNPB.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Wahyuddin menegaskan, BNPB telah banyak berperan membantu Tim Satgas Karhutla Kalsel tahun 2019 ini. Bahkan, kurangnya personel di beberapa daerah di Kalsel bisa tertutupi dengan didatangkannya Tim Satgas BNPB ini pada akhir Juli.

“Anggota Satgas BNPB disebar ke setiap desa rawan kebakaran lahan yang berjumlah sekitar 15 personel per desa. Tentu kita sangat terbantu. Jika bantuan ini dikatakan terlambat, sebenarnya tidak juga. Karena kita memiliki satu misi yakni mencegah dan menanggulangi Karhutla,” tegasnya.

Ribuan personel gabungan tersebut ditempatkan di 100 titik untuk membantu pencegahan dan penanganan Karhutla. Mereka kerja tak mengenal waktu baik pagi, siang, maupun malam, saat aksi melawan Karhutla dan kepungan asap kala itu.

Tidak hanya itu, Kepala BNPB Letjen (Pur) Doni Monardo juga tidak menutup mata dengan maraknya Karhutla yang terjadi di Kalsel. Hal tersebut dibuktikan, saat dirinya secara langsung memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) kala puncak Karhutla pertengahan September lalu, di Kantor Sekda Prov Kalsel.



Menurut Doni, kondisi Karhutla di Kalsel tidak terlepas dari masih banyaknya lahan gambut yang terbengkalai. Bahkan dipastikannya  kabut asap yang menyelimuti pulau Kalimantan berasal dari kebakaran di lahan gambut.

“Biasanya kalau sudah musim kemarau, rawa gambut akan kering karena tidak ada yang mengelolanya. Kalau api sudah menyala disitu, bisa berbulan-bulan apinya tidak padam. Berapa banyak uang negara untuk memadamkan api di rawa gambut,” kata Doni.

Lantaran di Kalsel memiliki banyak lahan Gambut, Kepala BNPB menyarankan kepada Pemerintah Provinsi Kalsel, untuk memberikan pengetahuan tentang apa itu lahan gambut kepada masyarakat juga anak-anak. Dari hasil penyelidikan di lapangan, BNPB menilai peristiwa Karhutla dikarenakan perilaku manusia.

“Saya melihat bahwa hampir semua lahan yang terbakar itu akhirnya jadi kebun. Itu artinya kebakaran lahan memang disengaja. Analisa saya di lapangan, penyebab Karhutla 99 persen ulah manusia dan 80 persen lahan yang terbakar menjadi kebun. Mereka yang membakar ini sebagian besar dibayar oleh pengusaha,” beber Doni.

Menutup cerita Karhutla 2019, Kepala BNPB juga mengakui bahwa dirinya memiliki misi mengembalikan kondisi awal lahan gambut yang berupa rawa yang lembab dan basah sehingga tidak mudah terbakar. Hasil evaluasi operasi pencegahan dan penanganan Karhutla 2019 telah berada digenggaman. Kini, baik BNPB, BPBD, maupun Pemerintah dituntut segera berbenah agar kejadian yang sama tidak terulang di tahun 2020. (Rico)

Reporter : Rico
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->