Connect with us

Kota Banjarbaru

BPBD Banjarbaru Catat 9 Ha Lahan Sudah Terbakar, Diduga Faktor Kesengajaan

Diterbitkan

pada

Kebakaran hutan dan lahan mulai jadi ancaman di wilayah Banjarbaru. foto: bpbd banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Seiring memasuki puncak musim kemarau, peristiwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai terjadi di kota Banjarbaru.

Bahkan, dari periode Juli hingga mendekati akhir Agustus ini, total luasan lahan yang terbakar di Banjarbaru sudah mencapai 9 hektare.

Kepala Pelaksana Harian BPDB Kota Banjarbaru Zaini Syahranie mengatakan, total luasan lahan hektare tersebut akumulasi dampak Karhutla yang terjadi di beberapa titik lokasi. Seperti halnya, di kawasan Guntung Upih, Kelurahan Kemuning, wilayah Sungai Ulin, hingga di daerah kecamatan Cempaka.

“Kita mencatat sudah ada 8 kejadian Karhutla, sejak Juli hingga Agustus. Rata-rata luasan lahan yang terbakar 1-3 hektare, tapi ada juga yang mencapai 5 hektare. Kalau kita totalkan seluruh lahan yang terbakar, maka luasanya mencapai 9 hektare,” katanya, Senin (24/8/2020) siang.

Ihwal penyebab terjadinya Karhutla di Banjarbaru, kata Zaini, BPBD Banjarbaru menduga ada faktor kesengajaan. Dalam ini, diduga ada oknum yang sengaja membuka lahan dengan cara membakar, seperti halnya kejadian pada Sabtu (22/8/2020) kemarin, di Kelurahan Sungai Ulin.

Kepala Pelaksana Harian BPDB Kota Banjarbaru Zaini Syahranie. foto: rico

“Kejadian Sabtu kemarin, api menjalar dan bahkan mendekati pemukiman warga. Alhamdulillah, kita berhasil memadamkan dengan dibantu rekan-rekan damkar swasta. Nah, saat kita lakukan observasi, kita melihat tanda-tanda bahwa api ini muncul karena diawali dengan membakar sampah lalu menjalar ke lahan,” kata Zaini.

Kendati demikian, pihak kepolisian belum menemukan siapa yang melakukan pembakaran sampah tersebut. Menurut Zaini, pihaknya unsur TNI-Polri terus menyosialisasikan soal bahaya Karhutla. Apalagi, ancaman sanksi pidana bagi siapapun yang melakukan pembakaran lahan dengan segaja.

Tak hanya itu saja, Zaini juga mengungkapkan BPBD  sangat terbantu dengan keberadaan MPA (Masyarakat Peduli Api) yang tersebar di beberapa kelurahan rawan. Sebab MPA katanya jadi detektor awal ketika ditemukan potensi kasus.

“Sejauh ini informasi yang masuk rata-rata dari MPA. Jadi mereka melaporkan sembari berupaya memadamkan hingga tim kita dengan unit tangki bisa datang,” pungkasnya. (kanalkalimantan.com/rico)

Reporter : rico
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->