Connect with us

Kota Banjarmasin

Banjarmasin Jadi Tuan Rumah City Sanitation Summit ke-19 (1)


Isu Sanitasi dan Pengelolaan Air Limbah Jadi Bahasan Utama


Diterbitkan

pada

Banjarmasin akan menjadi tuan rumah City Sanitaion Summit ke-19 Foto: Fikri

BANJARMASIN, Dua pekan lagi, kota Banjarmasin akan berusia 493 tahun. Tepatnya 24 September mendatang. Beriringan dengan hari jadi ke 493, Kota Seribu Sungai mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah ajang City Sanitation Summit (CSS) ke-19,  yang digelar Senin (23/9).

Hal tersebut disampaikan oleh Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, pada konferensi pers dengan media bersama dengan Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI), di Rumah Anno Banjarmasin, Rabu (11/9) petang.

“Tahun lalu kita sudah mendapatkan mandat dari pelaksana CSS ke 18 di Kota Jambi, bahwa Banjarmasin menjadi tuan rumah untuk CSS ke 19. Bertepatan dengan pelaksanaan harjad kota Banjarmasin.

Menurut Ibnu, persoalan sanitasi sudah menjadi atensi bagi setiap kabupaten dan kota yang tergabung dalam AKKOPSI, dan tidak serta merta berdiri sendiri. “Ada infrastruktur yang disiapkan, baik saluran limbah, kemudian air limbahnya sendiri dan juga pengelolaan sampah. Sehingga isu-isu yang berkaitan dengan air minum, limbah dan persampahan jadi concern bagi kabupaten kota yang ikut dalam CSS maupun AKKOPSI,” tambah Ibnu, sembari menambahkan, persiapan CSS ke 19 di Kota Banjarmasin sendiri, telah dilakukan jauh-jauh hari.

Ibu juga mengklaim, di Indonesia hanya Kota Banjarmasin dan DKI Jakarta yang memiliki perusahaan daerah yang fokus dalam penanganan air limbah. “Kita punya perusda PD PAL, pengeolaan air limbah. Ini satu-satunya di Indonesia. Karena beberapa sudah bergabung dengan PDAM masing-masing. (Selain) kita juga DKI Jakarta yang masih ada perusdanya,” kata Ibnu.

Meskipun keberadaan perusahaan daerah yang menangani air limbah merupakan program rugi namun tetap dipertahankan eksistensinya, Ibnu menjawab, karena Banjarmasin masih peduli dengan sanitasi dan air limbah. “Di Banjarmasin harus ada perusahaan yang khusus mengelola air limbah, karena kita kesulitan dengan kontur tanah dan geografis kita yang berada 20 sentimeter di bawah permukaan air laut tentunya bermasalah dengan drainase dan pembuangan, oleh karena itu kita memerlukan hajat pelayanan massal selain air minum,” kata Ibnu.

“Kita akan menghadirkan 4 bupati dan walikota, yang kita anggap menjadi contoh dan bisa menjadi studi tiru dan memicu kabupaten kota lainnya untuk peduli. Yaitu Walikota Bekasi, Walikota Solo, Bupati Kabupaten Tangerang dan Bupati Gresik dengan inovasinya masing-masing, untuk mengisi sesi sharing session,” tambah Ibnu.(fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->