Connect with us

Ragam

Apris, Anggota BPK Yang Lumpuh Itu Akhirnya Jalani Perawatan

Diterbitkan

pada

DIRAWAT, Apris Safrudin akhirnya dirawat di RSUD Ratu Zalecha. Foto : Emroni

MARTAPURA, Remaja asal desa Tunggul Irang RT 01 Kecamatan Martapura yang lumpuh selama dua bulan dan hanya bisa berbaring di rumah kontrakan akhirnya mendapatkan perawatan di RSUD Ratu Zalecha Martapura. Apris Safrudin yang ditemani sang ayah Hasanudin di rumah sakit nampak tertidur pulas saat Kanal Kalimantan menjenguknya di kamar Gelatik Kelas 2.

Apris diboyong ke RSUD Ratu Zalecha Selasa siang oleh para relawan setelah melihat penderitaan anggota BPK Barakat Murung Pelabuhan. Untuk biaya pengobatan ditanggung oleh Kartu Indoneasia Sehat atau KIS. Sementara biaya sang ayah menunggu selama di rumah sakit dibiayai oleh para relawan yang melakukan penggalangan dana.

Hasanuddin mengaku ingin cepat mengetahui penyakit yang disandang oleh anaknya. Namun sayangnya pemeriksaan secara mendalam tidak bisa langsung dilakukan oleh tim medis.

“Katanya harus koordinasi dulu dengan dokter spesialis tulang,” ucap sang ayah.

Sementara upaya Hasanudin untuk mengklaim asuransi Jasa Raharja atas derita anaknya akibat kecelakaan lalu lintas yag terjadi dua bulan lalu akhirnya kandas. Apris dipastikan tidak akan mendapatkan klaim asuransi dari Jasa Raharja, lantaran peristiwa Laka Lantas yang dialaminya sempat dilakukan perdamaian antara kedua belah pihak.

Hal ini juga dibuktikan dengan adanya arsip perjanjian damai di kantor Unit Laka Lantas Polres Banjar. Bukti keterangan perjanjian damai tersebut diperlihatkan Kanit Laka Lantas Iptu Hendra, Rabu (22/11).

Dikatakannya klaim Jasa Raharja baru bisa dilakukan jika tidak ada perjanjian tersebut dan perkaranya berujung pada persidangan. “Kalau sampai ke persidangan baru bisa klaim, kalau ada perjanjian damai seperti ini, kami tidak bisa berbuat banyak, meskipun kami sangat iba melihat apa yang terjadi sekarang terhadap Apris,” ungkapnya.

Sementara itu Plt Direktur Utama RSUD Ratu Zalecha dr Eko Subiyanto mengatakan, pasien atas nama Apris Safrudin sudah kali keempat menjalani perawatan di rumah sakit milik Pemkab Banjar ini. Bahkan saking pedulinya terhadap pasien tersebut, ia pernah menugaskan perawat untuk ke rumah Apris guna menindaklanjuti pengobatan setelah keluar dari rumah sakit.

“Kita tugaskan perawat ke rumahnya, meskipun yang bersangkutan sudah keluar dan tidak dirawat lagi di sini,” katanya.

Menurut dr Eko, penanganan rumah sakit saat ini sebatas membersihkan luka yang menganga secara intensif di bagian bokong Apris. Mengingat pentingnya bagian tersebut jika nantinya dilakukan pembedahan. “Kita bersihkan dulu lukanya, karena itu bagian penting untuk tindakan selanjutnya jika dilakukan pembedahan,” ujarnya.

Lebih jauh dikatakannya, guna menindaklanjuti keluhan melupuhnya bagian tubuh pasien sejauh ini pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan dokter bedah tulang belakang serta akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui sejauh mana cidera yang dialami pasien apakah murni traumatik atau non traumatik.

“Pemeriksaan dalam waktu dekat akan kita lakukan, juga konsultasi dengan dokter bedah tulang yang ada di rumah sakit ini,” ujarnya.

Sementara seberapa besar peluang remaja ini untuk sebuh, ia tidak bisa memastikannya, yang jelas pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin dengan menggunakan fasilitas yang ada tanpa harus dirujuk ke rumah sakit lainnya.

“Saya tidak tahu kemungkinan sebuhnya, yang jelas kita akan perbaiki sebaik mungkin,” pungkasnya. (emroni)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->