Connect with us

HEADLINE

Sungai-Sungai di Banjarbaru Tercemar, Limbah Domestik Rumah Tangga Jadi Masalah Utama

Diterbitkan

pada

Limbah domestik masuk ke Sungai Kemuning Kota Banjarbaru menjadi masalah lingkungan yang harus dihadapi dan ditanggulangi bersama. Foto: Wanda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pencemaran lingkungan berupa pembuangan limbah domestik rumah tangga ke aliran sungai masih jadi masalah utama di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan.

Kondisi pencemaran air sungai diketahui dari hasil pengecekan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarbaru dalam dua periode selama tahun 2023.

Hasilnya pada semester satu, Indeks Kualitas Air (IKA) pada 3 sungai di wilayah Kota Banjarbaru, yaitu Sungai Durian, Sungai Kemuning, dan Sungai Basung, memiliki nilai sekitar 60,91 %.

Baca juga: UPDATE. Korban Tabrakan KA Turangga-KA Bandung Raya: 4 Kru Meninggal Dunia

Kepala Seksi Pemantauan, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan DLH Banjarbaru, Joko Suta’at. Foto: wanda

Kepala Seksi Pemantauan, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan DLH Banjarbaru, Joko Suta’at menyebutkan, angka itu masuk dalam kategori pencemaran sedang.

“Dari perhitungan semester satu yang diambil sampel air sekitar bulan Maret tahun 2023, nilainya tinggi 60,91 % artinya pencemaran sedang, namun nilai itu jika ditambah hasil sampel di semester dua maka IKA menjadi turun hingga 49,09 % atau kategori pencemarannya mengalami penurunan,” ujar Joko Suta’at kepada Kanalkalimantan.com, Jum’at (5/1/2024) siang.

Berdasarkan hasil uji lab pada semester dua pada bulan Juli 2023 lalu, kemudian disesuaikan dengan 8 indikator bahwa akumulasi keseluruhan IKA Existing 49,09 % dengan status tergolong tercemar kurang atau turun.

“Dari tiga titik sungai yang kita ambil sampelnya itu berada di hulu, tengah, dan hilir. Saat itu semuanya kering karena kemarau panjang, sehingga kita sedikit mengalami kesulitan karena air hanya terdapat kubangan saja bukan air yang mengalir,” jelas dia.

Baca juga: Tim Basarnas Evakuasi Korban Tabrakan KA Turangga dengan KA Bandung Raya

Sedangakan untuk hasil uji lab pengambilan sampel air dari total 15 sungai di Banjarbaru, indikator IKA Existing terhitung rata-rata pencemaran disebabkan oleh tingginya angka BOD (Biological Oxygen Demand) COD (Chemical Oxygen Demand)

“Seperti Sungai Tonhar di Landasan Ulin Utara pencemarannya cukup banyak juga karena tinggi BOD dan COD tinggi, yang lainnya kurang lebih rata-rata seperti Sungai Tonhar,” sebut dia.

Menurut Joko, sungai-sungai yang berada di wilayah tengah Kota Banjarbaru memiliki karakteristik berbeda dengan sungai di kabupaten dan kota lain yang mengalir dengan deras.

“Karakteristik sungai-sungai di Banjarbaru memiliki aliran yang langsung berasal dari mata air, yang mana pada saat kemarau panjang melanda, mata air yang tak mengeluarkan air membuat sungai menjadi kering,” jelasnya.

Baca juga: Polresta Banjarmasin Siapkan 450 Ranmor Mobilisasi Pengamanan Pemilu 2024

Ditambah salah satu yang sangat mempengaruhi pencemaran adalah ketika pihaknya melakukan pemantauan sungai dengan mengambil sampel, masih banyak ditemukan sampah di sepanjang aliran sungai itu.

Bahkan dia mengatakan sampai saat ini masih banyak ditemukan juga masyarakat yang membuang tinja langsung ke sungai tanpa melalui septic tank.

“Masih banyak ditemukan sampah-sampah domestik berupa limbah rumah tangga yang dihasilkan di sungai. Dengan kemarau yang membuat kondisi air sungai mengalami penyusutan alhasil limbah juga tidak dapat mengalir terbuang atau mengendap,” ungkap Joko.

Menanggapi serius hal itu, di tahun 2024 ini, DLH Banjarbaru berencana mengambil tindakan berupa pengamanan sumber mata air yang ada di Kelurahan Sungai Ulin.

Baca juga: 100 Pekerja Gerak Cepat Melipat Surat Suara di Gudang Logistik KPU Banjarbaru

“Di sana sumber mata air yang memang saat musim kemarau air tersebut tidak kering, tapi belum diamankan dan perlu dikonfirmasi rencananya melalui DLH membeli tanah sekitar mata air tersebut untuk vegetasi,” katanya.

Mengamankan mata air itu, kata Joko, dalam artian pihaknya melakukan vegetasi lahan di sekitar kawasan mata air tersebut dalam rangka menjaga sumber mata air agar tidak hilang.

“Agar sumber air itu tetap terjaga tidak kering rencananya akan dilakukan vegetasi untuk membuat mata air tidak hilang dengan adanya pohon-pohon yang akan ditanami,” jelasnya.

Menunggu realisasi itu, dirinya pun mengimbau agar aktivitas masyarakat, hingga kepada kegiatan industri dapat lebih bijak sebelum memutuskan untuk membuang limbah ke aliran sungai. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->