Kalimantan Selatan
Sukses Turunkan Kasus DBD, Penyebaran Nyamuk Wolbachia Dipastikan Aman
![](https://www.kanalkalimantan.com/wp-content/uploads/2023/11/WhatsApp-Image-2023-11-28-at-10.35.07.jpeg)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memastikan penyebaran telur nyamuk wolbachia adalah untuk mengantisipasi penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Hal ini juga diketahui telah sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan Nomor 1341 tahun 2022.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kalsel, dr Diauddin mengharapkan, program nyamuk wolbachia menjadi salah satu upaya menekan kasus DBD di wilayah Indonesia, salah satunya Kalsel.
Saat ini, penyebaran nyamuk tersebut di Kalsel belum dilakukan, namun pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Baca juga: Kampanye Dimulai, Politik Uang di Medsos Bermodus Give Away
“Program wolbachia ini lah yang dipakai untuk mengurangi peningkatan kasus DBD, dan ini sukses seperti di Yogyakarta menurunkan angka kematian, kemudian diperluas lagi hingga ke Sleman, Bantul dan sekitarnya,” kata Diaduddin.
Dirinya menilai, program nyamuk wolbachia ini terbukti efektif menurunkan tingkat DBD di beberapa wilayah. Seperti kota yang mengimplementasikan inovasi ini salah satunya adalah Yogyakarta.
Penelitian dan implementasi wolbachia di wilayah itu dinilai sukses karena mampu menurunkan angka kematian dari kasus DBD.
Lebih lanjut ia menuturkan, masyarakat tidak perlu khawatir karena program nyamuk wolbachia ini telah teruji hasilnya dinyatakan aman dan berhasil.
Baca juga: Robohnya Paru-Paru Dunia dan Lumbung Pangan, Jika Masyarakat Dayak Abai Eksplorasi di Bumi Borneo
Sebab, gigitan nyamuk wolbachia disebut hanya membuat bentol di kulit manusia, tetapi tidak ada efek bahaya pada kelanjutannya.
Adapun cara kerja nyamuk wolbachia disebut dapat membawa bakteri yang bisa menekan virus demam berdarah, zika, chikungunya hingga demam kuning.
“Secara umum ada dua teknik, pertama menyebarkan nyamuk jantan yang sudah terinfeksi virus Wolbachia, hasilnya mengurangi populasi nyamuk karena kalau kawin telurnya tidak bisa menetas,” jelas dokter Dia -biasa disapa-.
Kedua kata dia, dengan menyebar nyamuk jantan dan betina keduanya, yang mana jika nyamuk betina itu bertelur maka ia menetaskan nyamuk yang mengandung virus wolbachia.
“Jika nyamuk wolbachia hidup maka keuntungannya selain mengurangi populasi tetapi juga menggantikan virus demam berdarah yang tidak bisa hidup di tubuh nyamuk itu,” sambung dia.
Meski begitu, implementasi wolbachia ini bukan berarti menggantikan seluruh upaya pencegahan DBD yang ada.
Di samping itu juga langkah-langkah pengendalian DBD sebelumnya juga tetap dijalankan, seperti 3M (menguras, menutup, dan mengubur), hingga fogging sesuai indikasinya. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter : wanda
Editor: bie
![](https://i1.wp.com/www.kanalkalimantan.com/wp-content/uploads/2021/10/logo-kanal-1.png?w=450&ssl=1)
-
HEADLINE2 hari yang lalu
PAN Berlabuh ke Lisa Halaby di Pilwali Banjarbaru, Kontrak Politik Menangkan Muhidin Pilgub Kalsel
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Rozy Maulana Tersangka Kasus Penipuan, Ini Respon Ketua KPU Kalsel
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara3 hari yang lalu
Wakil HSU Lomba Kelompok Agribisnis Ternak Itik Kalsel 2024
-
HEADLINE20 jam yang lalu
Dua Polisi Berpangkat Brigadir di Banjarmasin Dipecat Gegara Narkoba
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Orok Perempuan Tak Bernyawa Gegerkan Warga Antasan Kecil Banjarmasin
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Temuan Orok Perempuan di Banjarmasin: Dilahirkan di Kamar Mandi, Dibekap, Dilempar ke Samping Rumah