Connect with us

HEADLINE

Rangkul Penggiat Fotografi Aviasi, Benny Gagas Pendirian KFA Indonesia

Diterbitkan

pada

Penggemar fotografi pesawat udara menggagas berdirinya KFA Indonesia. Foto : fikri

BANJARMASIN, Dunia fotografi identik dengan mengabadikan suatu objek atau momen. Namun, fotografi aviasi (planespotting) memang masih asing di Indonesia. Sehingga penggiatnya yang biasa disebut planespotter masih dapat dihitung jari. Terutama di Indonesia.

Beberapa orang yang menggeluti hobi fotografi pesawat udara ini, menggagas berdirinya KFA Indonesia, atau Komunitas Fotografi Aviasi Indonesia.

Nah, Kamis (10/10) kemarin, Kanalkalimantan.com berkesempatan bertemu dengan Benny Radja JH Manurung, di salah satu hotel ternama di pusat Kota Banjarmasin. Pria yang memiliki hobi planespotting ini, menceritakan latar belakang digagasnya KFA Indonesia dengan penuh semangat.

“Berdasarkan pengalaman ya, kita (melakukan) planespotting ini bukan sekali atau dua kali, kita lakukan terus menerus di berbagai tempat. Salah satu yang menjadi kendala kita yaitu keberadaan kita tidak diakui oleh otoritas bandara dan stakeholder lain di penerbangan,” kata Benny mengawali ceritanya.

Benny berpikir, ketimbang melakukan aktivitas planespotting dengan nyaman dan adanya pengakuan dari stakeholder penerbangan, mengapa tidak mendirikan komunitas? Karena, selama ini para pecinta dunia penerbangan khususnya penggiat planespotting, masih dipandang sebelah mata.

“Akhirnya kita pikirkan supaya kita bisa diakui. Di Indonesia, kalau pengakuan itu harus ada legalitas. Akhirnya kita ngomong ke teman-teman planespotter setiap saya temui di berbagai daerah, dan diputuskan untuk bikin legalitas saja,” papar pria yang berprofesi sebagai pengacara di Jakarta ini.

Dengan didukung latar belakangnya di bidang hukum dan sejumlah koleganya yang juga memiliki latar belakang yang sama, membuat Benny tidak kesulitan untuk menggagas berdirinya komunitas yang legal. “Awalnya kita buat grup di WhatsApp untuk berbagi pandangan dan ternyata pendapat teman-teman planespotter itu mendukung berdirinya ini (KFA Indonesia), dan karena dukungan yang positif dari teman-teman, ya sudah kita mulai,” tukasnya.

Setelah mendapat dukungan dari sebagian besar planespotter, Benny pun bergerak cepat dengan menghubungi pihak notaris dan telah mengajukan nama komunitasnya. Beruntung, penggunaan nama KFA Indonesia ini mendapat lampu hijau dari Kementerian Hukum dan HAM. “Tinggal kita sekarang kita membuat akte pendirian maupun AD ART. Nah ini sedang dalam proses legalnya dulu yang kita bereskan,” tambah Benny yang menjadi Pengawas KFA Indonesia.

Pada saat awal digagasnya KFA Indonesia, Benny tidak menampik, dapat sambutan luar biasa dari kalangan planespotter di seluruh Indonesia. “Kita ini jenisnya perkumpulan. Walau kita menggunakan nama komunitas tetapi di Kementerian Hukum dan HAM namanya perkumpulan,” katanya. Dengan perkumpulan, menurut Benny, artinya dapat terbuka bagi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) baik dari Sabang sampai Merauke.

Karena banyaknya persebaran planespotter di Indonesia ini, Benny kemudian menggagas untuk membentuk setiap region di seluruh Indonesia. “Kita berharap dengan adanya region itu, karena kita sulit bagi planespotter untuk berkumpul di satu waktu di tempat yang sama di Indonesia, itu susah,” katanya. Keberadaan region ini, diharapkan nantinya mempermudah dalam komunikasi dan silaturahmi satu sama lain.

Lalu, bagaimana respon planespotter seluruh Indonesia dengan gagasan pembentukan KFA Indonesia ini? “Umumnya menerima ya. Memang ada satu atau dua orang yang mempertanyakan tetapi kalau saya bilang hampir 95 persen menerima,” sebut Benny.

Hal ini dibuktikannya, saat pembukaan pendaftaran keanggotaan KFA Indonesia, Benny mendapat pesan inbox di media sosial Instagram yang hampir mencapai 400 pesan. “Itu belum termasuk yang belum sempat mendaftar karena belum tahu informasinya,” sebutnya. “Dari 400 orang planespotter itu, kalau menurut saya, untuk ukuran hobi yang sangat spesifik, fotografi aviasi itu sesuatu yang luar biasa,” tambahnya.

Saat ini, pengurus KFA Indonesia tengah mengurus AD ART yang diharapkan dapat selesai dalam kurun waktu dua minggu ke depan, untuk kemudian diserahkan ke pihak notaris. “Dari notaris diteruskan ke Kementerian Hukum dan HAM kita belum tahu (kapan), karena di sana nanti ada koreksi, tambahan segala macam. Tapi moga-moga dalam tahun ini selesai,” kata Benny. Meski optimis selesai tahun ini, namun Benny tidak muluk-muluk menargetkan kepengurusan KFA Indonesia ini rampung di awal tahun 2020 mendatang. “(Kalau sudah rampung) nanti keluar surat keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan HAM,” tambahnya.

Benny berharap, setelah KFA Indonesia mengantongi legalitas, dari sisi eksternal komunitas, tidak lagi dipandang sebelah mata oleh stakeholder penerbangan. “Kita bisa berhubungan baik dengan otoritas bandara dan stakeholder. Sehingga jika mereka ada kegiatan kita bisa sama-sama memperkenalkan diri,” kata Benny. Sedangkan dari sisi internal, dapat menjadi wadah edukasi, komunikasi dan silaturahmi antar sesama planespotter di Indonesia. (fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->