Connect with us

HEADLINE

Puluhan Rumah di Palangkaraya Jadi Arang, Diduga Sengaja Dibakar Pria 45 Tahun

Diterbitkan

pada

Rumah kayu di Kelurahan Tumbang Rungan, Palangkaraya, hangus terbakar pada Selasa (3/8/2021). Foto: ANTARA/Damkar Palangkaraya

KANALKALIMANTAN.COM, PALANGKARAYA – Kebakaran menghanguskan sedikitnya 30 rumah penduduk berbahan kayu di Kelurahan Tumbang Rungan, Kecamatan Pahandut, Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, Selasa (3/8/2021) siang.

Api berkobar di kawasan padat permukiman penduduk terjadi sekira pukul 14.00 WIB, Jalan Tumbang Rungan RT 02, RW 01, Kelurahan Tumbang Rungan, Kecamatan Pahandut.

Informasi yang berhasil dihimpun api berasal dari sebuah rumah yang diduga sengaja dibakar oleh pemilik sendiri pasca bertengkar. Diduga seorang pria berumur 45 tahun menjadi pemicu kebakaran hebat di wilayah permukiman padat penduduk itu.

Adapun data sementara bangunan yang terbakar, 29 buah rumah, 2 buah bangunan walet, 1 TPA Al Quran dan 5 buah warung. Untuk jumlah korban sebanyak 39 KK, 141 jiwa.

 

 

 

Baca juga : Palangkaraya PPKM Level 4 Diperketat, Gubernur Kalteng: Jangan Lengah, Angka Kematian Meningkat

Identitas terduga pelaku pembakar adalah A, warga Tumbang Rungan RT 02, RW 01, Kelurahan Tumbang Rungan, Kecamatan Pahandut, Kota Palangkaraya.

Laki-laki berinisial A sudah diamankan di markas Polresta Palangkaraya untuk diminta keterangan lebih lanjut.

Kronologis kejadian berdasarkan keterangan sejumlah saksi api diduga muncul dari rumah saudara A. Diduga api sengaja disulut setelah ada pertengkaran A dengan isterinya sendiri, kemudian membakar perkakas rumahnya sendiri.

Dari keterangan Aluh (34), sebelum kejadian ia sedang berada di rumah bersama anak cucu, kemudian mendengar teriakan kebakaran dari luar rumah, ia kemudian keluar rumah melihat kepulan asap hitam dari arah depan rumahnya.

Saksi menduga penyebab kebakaran karena api muncul disulut oleh A. Bukan kali ini saja A berulah, sudah beberapa kali menurut wanita 34 tahun ini mencoba membakar rumahnya sendiri saat berkelahi dengan istrinya.

Saksi warga lainnya, Muhammad Sarpani (35), berdasarkan keterangannya saat kejadian kebakaran bermula masih bekerja, kemudian melihat kepulan asap hitam dari arah Tumbang Rungan, ia kemudian buru-buru balik ke rumahnya. Tiba di tempat kejadian perkara saksi langsung membantu anak istrinya mengangkut pakaian dari dalam rumahnya, karena hanya pakaian yang sempat diselamatkan. Muhammad Sarpani juga menduga kebakaran terjadi karena dibakar oleh A. Karena sudah sering kali berbuat ulah bila sudah mabuk dan mengancam membakar rumah bila sedang bertengkar dengan istrinya.

Dari keterangan terduga pelaku A, sekitar pukul 11.00 WIB berkelahi dengan temannya sebanyak 4 orang terkait masalah kerugian jual beli Narkoba jenis sabu, kemudian keluar rumah. Sekitar pukul 14.00 WIB kembali ke rumah dan cekcok dengan istri. Kemudian A mengambil korek api gas dan menyiramkan bensin ke kasur miliknya, api kemudian cepat membesar hingga merambat membakar rumah tetangganya.

Keterangan saksi atas nama Sunardie (52), sekitar pukul 13.00 WIB saksi bermaksud membeli ikan di Tumbang Rungan, tetapi tidak jadi beli karena melihat asap dari arah dalam kampung, warga Tumbang Rungan ini kemudian teriak minta tolong dan masuk ke dalam kampung. Ternyata asap berasal dari rumah A, saksi Sunardie masuk ke dalam rumah dan melihat api membakar kasur di dalam kamar A. Namun saksi ditarik oleh warga lainnya sembari diperingatkan jangan masuk, karena takut dilukai oleh A. Sunardie kemudian tidak jadi masuk ke dalam rumah A dan fokus membantu warga sekitar mengangkut peralatan rumah tangga.

Baca juga: Lika Liku Bantuan Rp 2 Triliun Akidi Tio Berujung Tersangka Lalu Dibatalkan

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini, namun kerugian diperkirakan Rp 2 miliar. Untuk luas lahan yang terbakar diperkirakan 100×60 meter persegi. Bangunan yang terbakar mayoritas jenis semi permanen, beratapkan seng. Unit INAFIS telah melaksanakan olah TKP dan memasang garis polisi serta mengamankan barang bukti berupa rangka kasur terbakar dan arang sisa kebakaran.

Api dapat dipadamkan sepenuhnya sekitar pukul 16.00 WIB oleh gabungan Tim Damkar dari Pemprov Kalteng, Pemko Palangka Raya, BPBD Palangkaraya, AWC Dit Samapta Polda Kalteng dan Damkar swadaya masyarakat.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah Gloriana, membenarkan kebakaran telah menghanguskan 30 rumah yang berdampak pada 39 kepala keluarga yang terdiri dari 141 jiwa.

Dua unit tim pemadam kebakaran yang dilengkapi dua mobil damkar berkapasitas 5.000 dan 6.000 liter bersama sejumlah elemen masyarakat telah berhasil memadamkan api.

“Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut. Nilai kerugian beserta penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas,” kata Gloriana.

Lokasi kebakaran yang cukup jauh dari markas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan serta akses jalan yang tidak terlalu lebar menjadi hambatan tersendiri bagi petugas untuk menuju lokasi.

Selain itu, bangunan yang terbuat dari kayu juga membuat kobaran api lebih cepat membesar dan menjalar ke bangunan lain. Kondisi ini juga menjadi tantangan petugas dalam memadamkan si jago merah.

Dia pun meminta masyarakat di kawasan padat penduduk serta warga lain terutama yang konstruksi bangunannya terbuat dari bahan yang mudah terbakar untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi potensi kebakaran.

Misalnya dengan memastikan tidak ada kompor dan lilin menyala tanpa penjagaan, tidak membakar sampah di area tempat tinggal serta memastikan penggunaan perangkat elektronik sesuai beban untuk menghindari potensi hubungan arus pendek atau konsleting listrik.

Kebakaran tersebut menjadi kejadian kedua di wilayah “Kota Cantik” yang mana pada Minggu (25/7/2021) sekitar pukul 02.30 WIB dini hari, terjadi di kawasan Mendawai sekitar pukul 02.30 WIB. Pada kejadian itu setidaknya sekitar 20 bangunan rumah dan barak konstruksi kayu milik warga setempat hangus dilalap api.

Pada kejadian itu diperkirakan kerugian materiil termasuk nilai bangunan mencapai hampir satu miliar. Tidak ada korban jiwa maupun cedera fatal pada kejadian ini.

“Kebakaran ini tidak bisa kita prediksi kapan akan terjadi. Maka langkah antisipasi dan deteksi potensi sejak dini menjadi upaya terbaik yang dapat dilakukan secara bersama-sama maupun secara mandiri,” ujar Gloriana.

Saat ini sejumlah pihak mulai dari pemerintah beserta warga bergotong royong mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para korban yang kehilangan tempat tinggal.

Selain itu juga dilakukan inventarisasi data-data para korban salah satunya untuk keperluan mendapatkan layanan administrasi kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. (kanalkalimantan.com/tri)

Reporter: tri
Editor: kk

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->