Connect with us

HEADLINE

Petani di Laura Gagal Panen, Tanaman Sayur Kerdil 

Diterbitkan

pada

Tanaman cabai yang memiliki hasil pertumbuhan kurang bagus di kebun milik Alex petani sayur di Jalan Kurnia Ujung,  Kleurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang. Foto : wanda 

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Fenomena musim yang terjadi wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) saat ini mulai dirasakan dampaknya oleh sebagian masyarakat.

Sama seperti dialami wilayah lain di Kalsel, Kota Banjarbaru termasuk wilayah yang juga dilanda musim kemarau basah pada tahun ini.

Cuaca yang ditandai dengan intensitas curah hujan tinggi di tengah kemarau saat ini memberi dampak buruk bagi para petani sayur.

Baca juga: Ketua DPRD Banjarbaru Tagih Janji Politik Lisa – Wartono

Alex petani sayur di Jalan Kurnia Ujung, Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kota Banjarbaru. Foto: wanda

Alex, salah satu petani sayur di Jalan Kurnia Ujung, Kelurahan Landasan Ulin Utara (Laura), Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru mengaku, tanaman sayur miliknya tumbuh tidak normal alias kerdil akibat cuaca yang tidak menentu.

“Saat ini sering hujan panas, hujan seminggu terus, langsung gak ada hujan lagi, panas lagi, sehingga tanaman jadi kerdil. Pertumbuhannya kurang, akibat gangguan itu,” ungkap Alex, Minggu (22/6/2025) siang.

Seperti jagung, tela maupun ubi rambat tak bisa ia tanam di musim kemarau basah seperti saat ini.

Baca juga: Pascakasus Mama Khas Banjar, Nurkhalis: Kebangkitan UMKM Tumbuh untuk Ekonomi Lokal

Begitu juga dengan tanaman cabai yang ia tanam hanya bisa menghasilkan paling banyak 7 kilogram sekali panen.

“Cabai hasil panennya kurang bagus, paling 4-6 kilogram, dan paling banyak 7 kilogram satu kali panen,” sebutnya.

Padahal, kata Alex, biasanya bisa menghasilkan 100 kilogram sekali panen besar.

“Tapi kemarin mati semua, pas mau jadi kena panas seminggu, hujan tiga hari, lalu gak ada hujan lagi,” kata dia.

Baca juga: Target 100 Hari Kerja Wali Kota Lisa: Keruk Sungai, Rapikan Kabel Semerawut 

Hasil panen yang kurang bagus, akibat banyak tanaman yang mati. Alhasil harga cabai yang dijual mengalami penurunan. Seperti cabai tiung saat ini hanya Rp40 ribu per satu kilogramnya, sedangkan cabai keriting Rp33 ribu per satu kilogram.

Di luas lahan hampir satu hektare ini, Alex juga menanam sejumlah komoditas sayur lainnya seperti terong dan pare.

“Kurang lebih satu haktare tapi bukan lahan sendiri, cuma numpang kebun orang, biasanya hasil panen dijual ke pengepul di sini, bisa juga ditaruh di pinggir jalan untuk dijual, atau dibawa pulang untuk anak yang juga pengepul,” tuntasnya. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter: wanda
Editor: bie


iklan

Komentar

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca